Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN EFEKTIFITAS KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI FC’ 35 MPA DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT LOKAL SPLIT BIRAYANG KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH arif budi haryono; Adhi Surya; Eka Purnamasari
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.663 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i1.1436

Abstract

Beton merupakan salah satu pilihan sebagai bahan infrastruktur. Beton merupakan campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah atau jenis agregat lain) dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik dan perlu diperhatikan kuat tekan beton tersebut. Karena semakin besar kuat tekan beton, maka semakin baik juga kualitas beton tersebut. Kuat tekan beton (f’c) menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan yang disyaratkan (dalam MPa). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efisiensi pemakaian batu birayang, mengetahui pengaruh jenis semen dengan penambahan zat aditif terhadap  beton, mengetahui formula korelasi kuat tekan beton dilaboratorium dan dilapangan.Pengujian  ini  dilakukan  di  Laboratorium  Struktur  dan  Bahan  Politeknik  Negeri  BanjarmasinKalimantan Selatan dengan menggunakan metode SNI ( Standar Nasional Indonesia). Pengujian ini terdiri atas pengujian semen, agregat (kasar dan halus) dan beton. Pengujian terhadap semen meliputi: berat jenis semen, kehalusan semen, kosistensi semen dan waktu pengikatan. Untuk pengujian terhadap agregat (kasar dan  halus)  meliputi:  analisa  saringan,  pemeriksaan  berat  jenis,  abrasi  dengan  mesin  los  angeles, pemeriksaan kadar air , kadar  lumpur, berat  isi,  kandungan organik. Untuk pengujian  beton meliputi: pengujian slump test, kadar udara, dan pengujian kuat tekan.Bedasarkan hasil penelitian ini maka dapat  disimpulkan bahwa split  birayang  lebih efisien dan ekonomis 41 % lebih rendah dari harga split palu,  hasil pengujian dilaboratorium dengan menggunakan semen gresik dan tambahan zat aditif sika kuat tekan rata-rata umur 28 hari didapat 38.79 Mpa  dan dari hasil rata-rata nilai kuat tekan dilaboratorium dan dilapangan hasil nya pun mencapai target estimasi Fc’ 35Mpa sehingga memenuhi syarat yang ditentukan.
ANALISA PEMBEBANAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON PRATEGANG PADA JEMBATAN SULAWESI II DI BANJARMASIN MENGGUNAKAN SNI 1725:2016 rohayah rohayah; Abdurrahman Abdurrahman; Eka Purnamasari
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.947 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i1.1437

Abstract

Jembatan Sulawesi I sudah saatnya untuk ditingkatkan dari segi kapasitas yang ada dan konstruksijembatan yang masih menggunakan kayu. Karenanya dibangun jembatan baru di sisi timur dari yang sudah ada dan disebut jembatan Sulawesi II dengan panjang 63,5 m. pada saat di rencanakan dan dibangun jembatan ini di tahun 2016 masih menggunakan peraturan pembebanan jembatan RSNI 2005, seiring dengan waktu, standart tersebut perlu diperbarui sesuai dengan kondisi terkini menggunakan SNI 1725:2016.Perhitungan analisa struktur jembatan Sulawesi II menggunakan program SAP 2000 V19. Sedangkan, perhitungan penulangan pelat lantai prategang pada Jembatan Sulawesi II ini menggunakan metode Bittner.Berdasarkan hasil analisa struktur menggunakan program SAP 2000 yaitu momen akibat beban sendiri adalah 6421.140 kg.m, momen akibat beban mati adalah  11713.134 kg.m, momen akibat beban  hidup  adalah  58640.708  kg.m sedangkan analisis  perhitungan penulangan pelat  lantai menggunakan  metode  Bittner  didapatkan  desain  yang  lebih  rapat  jarak  penulangannya  dandiameter tulangan yang lebih besar yaitu arah memanjang jembatan menggunakan diameter 16 ∅ –100 mm dan arah melintang jembatan diambil diameter 16 ∅ –150 mm. Hasil analis perhitunganbeton prategang didapat  gaya prategang awal (F0)  diperoleh sebesar 77398.224 kg .  Desainprategang menggunakan kabel sistem VSL dengan ASTM A-416 Grade 270 dan diperoleh tipe angkur E5-31 dan Ɵ selongsong 12.540 mm. Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah tendon sebanyak 5 buah dengan jumlah strand tiap tendon sebanyak 31strand.
BETON POROUS DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT LOKAL DI KALIMANTAN SELATAN Eka Purnamasari; Fitria Handayani
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2020): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Juni 2020)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v3i1.3618

Abstract

Dalam upaya mengantisipasi meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan dengan pembangunan permukiman seperti halnya di perkotaan yang mengakibatkan waktu berkumpulnya air menjadi jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melebihi kapasitas drainase yang ada. Dengan berkurangnya kesempatan air hujan berinfiltrasi ke dalam tanah, maka limpasan permukaan air hujan akan menimbulkan genangan bahkan banjir pun dapat terjadi pula. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen, yaitu dengan menggunakan jenis agregat kasar lokal dari daerah dikalimantan selatan pada mix desain beton normal. Agregat kasar yang digunakan yaitu batu pecah dari handil bakti. Agregat dalam uji pendahuluan dengan proporsi perbandingan kerikil dan semen yaitu 4. Setelah diketahui proporsi yang tepat maka akan diuji dengan variasi FAS 0,3. Kemudian spesimen akan diuji dengan alat kuat tekan beton dengan metode hidraulic pump. Kuat tekan terjadi pada beton porous menggunakan agregat kasar batu pecah dari handil bakti yang diberikan perawatan perendaman dengan menggunakan air PDAM yaitu sebesar 6,22 MPa. Pola retakan yang terjadi dikarenakan penyebaran tegangan pada benda uji akibat proses ikat pegangan pada benda uji dan juga berpengaruh terhadap homogenitas agregat penyusun beton. Pada model yang dilakukan perawatan perendaman dengan air PDAM berdasarkan hasil penelitian pola retak yang terjadi yaitu retakan pada ujung samping (tipe 5). Daya rekat pasta terhadap agregat kasar baik, sedangkan agregat kasar yang berasal dari handil bakti terpecah- pecah menjadi potongan yang lebih kecil. Kata Kunci: beton, porous, kuat tekan, kalimantan selatan