Sunarta Sunarta
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Role of Religiosity Dimension on Muslim Women’s Behavior toward Fashion: Study Case of Indonesia Meita Larasati; Ani Silvia; Zulpahmi Zulpahmi; Sunarta Sunarta
Proceedings of AICS - Social Sciences Vol 8 (2018): the 8th AIC on Social Sciences, Syiah Kuala University
Publisher : Proceedings of AICS - Social Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.976 KB)

Abstract

This study finds empirical evidence of a significant negative relationship between religiosity dimension and Muslim women’s behavior toward fashion in Indonesia. This study uses a survey method utilizing questionnaires that were distributed to some universities in Jakarta and West Java. Using a purposive sampling technique, the collected data are 165 questionnaires. The measurement variables of religiosity dimensions in this study are adapted from Glock (1972) and consist of five different dimensions including ideology, intellectual, ritualistic, experiential, and consequential. The measurement of Muslim women’s behavior toward fashion is adapted from Farrag and Hassan (2015). All collected questionnaires are analyzed using the Pearson correlation test. The relationship is around 15% - 29%. Ideological and ritualistic dimensions have a strong negative correlation (29%), consequential (28%), intellectual (23%) and experiential (15%).Keywords: religiosity, religiosity dimensions, Muslim women’s behavior, fashion. 
Pentingnya Memberdayakan Pegawai dalam Konteks Perubahan Sunarta Sunarta
Efisiensi : Kajian Ilmu Administrasi Efisiensi No. 1 Volume IX, Februari 2009
Publisher : Jurusan Pendidikan Administrasi FE UNY & ASPAPI PUSAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6813.526 KB) | DOI: 10.21831/efisiensi.v9i1.3953

Abstract

Dalam implementasi pemberdayaan pegawai diperlukan tingkat kejujuran yang tinggi, keterbukaan, dan integritas pada manajemen puncak, sehingga pemberdayaan bukan sekedar pernberian delegasi dar; pimpinan kepada pegawai dibawahnya, tetapi lebih pada apa dan bagaimana sistem nilai dalam organisasi tersebut dipatuhi. Proses pemberdayaan pegawai suatu organisasi, dapat dilakukan melalui lima tahap: (1) proses diseminasi informasi (informing), tahap (2) proses konsultasi (consulting), tahap (3) proses pengumpulan ide (sharing). tahap (4) proses pendelegasian (delegating). dan tahap (5) proses pemberdayaan (empowering). Ada empat komponen atrlbut pokok organisasi perusahaan yang harus segera diperbaiki jika ingin tetap eksis dalam kancah persaingan global. yakni (1) berorientasi pada pelanggan dan kualitas (customer and quality driven), (2) efektivitas pendapatan dan biaya (revenue and cost effective), (3) kecepatan dan fleksibilitas dalam merespon perubahan pasar (fast and flexible in responding to market changes), dan melakukan inovasi secara berkelanjutan (continually innovating).  Keberhasilan organisasi yang hidup di masa kini dan masa mendatang akan ditentukan oleh faktor kecepatan, fleksibilitas, integritas, dan inovasi dalam memenangkan setiap pesaingan. Sebuah paradigma baru organisasi moderen menganggap bahwa setiap orang adalah pemimpin (leadership from everybody), sehingga melalui pembentukan mindset tersebut pegawai berkesempatan memacu mengembangkan bakat kepemimpinannya. Oengan berkembangnya potensi sebagai pemimpin don mampu mengembangkan kualitas, kompetensi, serta komitmen yang ada pada setiap pegawai, maka akan mempermudah di dalam melakukan alignment visi pribadinya dengan visi organisasi dimana pegawai tersebut bernaung.
Konflik dalam Organisasi (Merugikan Sekaligus Menguntungkan) Sunarta Sunarta
Efisiensi : Kajian Ilmu Administrasi Efisiensi No. 1 Volume X, Februari 2010
Publisher : Jurusan Pendidikan Administrasi FE UNY & ASPAPI PUSAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10488.028 KB) | DOI: 10.21831/efisiensi.v10i1.3969

Abstract

Konflik merupakan realita hidup, mau tidak mau, suka ataundak suka, cepat atau lambat pada suatu saat dalam menjalani kehidupannya setiap orang pasti akan menghadapi. Dalam kehidupan sehari-hari, konflik dapat timbul kapan saja dan dimana saja. Konflik juga bisa dialami oleh siapa saja tidak pandang bulu, orang tua, remaja, anak-anak, pria, wanita, orang terpelajar, orang awam, orang mtskin, jutawan atau siapapun yang hidup di tengah pergaulan umum pasti akan menghadapi dan mengalami konflik. Ada beberapa jenis konflik yang umum dan sering muncul dalam suatu organisasi/perusahaan antara lain: (1) konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person-role conflict), (2) konflik antar peranan (inter­role conflict), (3) konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict), (4) konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict). Berdasarkan sumbemya, konflik dalam organisasi muncul karena beberapa sebab seperti: (1) konflik individu, (2) konflik antar individu, (3) konflik kelompok, (4) konflik antar kelompok, (5) konflik organisasi, dan (6) konflik kelompok dengan organisasi. Konflik dapat bersifat negatif (merugikan) tetapi sekaligus dapat pula bersifat positif (menguntungkan), tergantung bagaimana mengelolanya. Akibat positif konflik organisasi antara lain: (1) organisasi menjadi lebih dinamis, (2) sebagai pengalaman berharga, (3) pimpinan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, (4) melahirkan pribadi yang kreatif, kritis, dan inovatif, (5) menumbuhkan sikap toleransi. Secara negatif konflik dapat mengakibatkan: (1) komunikasi organisasi terhambat, (2) kerjasama organisasi menjadi terhalang, (3) aktivitas produksi dan distribusi terganggu, (4) memunculkan saling curiga, salah paham, dan intrik, (5) individu yang berkonflik merasakan cemas, stres, apatis, dan frsutasi, (6) stres yang berkepanjangan menyebabkan orang yang sedang berkonflik akan menarik din dari pergaulan dan mangkir dari pekerjaan.