Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Film Sebagai Media Edukasi: Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Kebersihan Lingkungan Elvy Maria Manurung; Sukawarsini Djelantik; Indraswari Indraswari
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.123 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.552

Abstract

Sungai Citarum dinobatkan sebagai salah satu sungai terkotor di dunia. Sungai yang terletak di Jawa Barat ini memiliki peran yang cukup besar bagi kehidupan penduduknya. Selain sebagai sumber air minum, irigasi pertanian, perikanan, pembangkit tenaga listrik untuk kota Bandung, Jakarta, Purwakarta dan sekitarnya, Citarum juga merupakan pemasok air utama untuk kegiatan industri. Lebih dari 27 juta orang memanfaatkan sungai ini sebagai sumber kehidupan, termasuk sekitar 1.500 pabrik yang ada di sekitarnya serta beberapa waduk PLTA. Sudah banyak pengabdian kepada masyarakat dilakukan untuk wilayah sungai Citarum, namun belum Nampak hasil yang signifikan dan belum ada yang menggunakan film sebagai media pendidikan. Film sebagai media pendidikan diharapkan dapat meningkatkan transfer ilmu pengetahuan, mengubah mindset yang selama ini berlaku tentang polusi sungai Citarum –dari yang semula membiarkan bahkan menerima dengan “pasrah” kehidupan yang terpolusi seperti itu—berubah menjadi kesadaran yang lebih meningkat dari masyarakat di tepi sungai Citarum. Film sebagai kritik sosial juga diharapkan dapat mendorong masyarakat di sekitar wilayah sungai Citarum untuk menciptakan sendiri ide-ide kreatif dan gagasan-gagasan baru untuk mengubah lingkungan yang tidak sehat, sebelumnya, menjadi lingkungan yang sehat dengan air bersih sebagai sumber kehidupan. Menggunakan Taxonomy Bloom sebagai kerangka dan strategi pengabdian, pelaksanaan pengabdian ini akan memiliki dua tahapan kegiatan, yaitu aktivitas sayembara dan aktivitas penghargaan (awarding) - pemutaran (movie screening). Aktivitas pertama (UNPAR Movie Award 2019) diadakan mulai bulan Februari sampai Juli 2019. Sayembara UNPAR Movie Award ini ditujukan untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi di Bandung dan masyarakat umum. Faktor utama yang dinilai dari pembuatan film adalah kreativitas, orisinalitas, dan pesan yang hendak disampaikan. Dari 65 peserta yang mendaftar, 33 materi film pendek telah diterima oleh panitia, dan sedang dilakukan penilaian terhadap film-film tersebut oleh para juri yang kompeten di bidangnya. Selama proses penjurian, panitia juga telah melakukan movie gathering and film screening, dengan mengundang Jay Subijakto dan Oscar Matulloh sebagai pembicara. Jay merupakan sutradara film dokumenter berjudul “Banda: The Dark Forgotten Trails” yang piawai di bidangnya. Pada acara movie gathering sekaligus technical meeting tersebut, pembicara membagikan tips mengenai cara-cara membuat film pendek (documentary) yang baik. Aktivitas kedua dilaksanakan sesudah pemilihan pemenang diumumkan di bulan Agustus, yaitu mulai bulan September sampai November 2019; dengan melakukan yaitu pemutaran film-film pemenang sayembara di lokasi –kampus UNPAR dan wilayah pemukiman Citarum-- tertentu. Melalui pesan dan nilai-nilai yang disampaikan melalui film-film ini diharapkan masyarakat penonton, khususnya masyarakat di Jawa Barat yang hidup dan dihidupi sungai Citarum, dapat menambah dan meningkatkan aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotoriknya. Dengan demikian, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan dengan sumber air yang bersih sebagai konsumsi keseharian dapat dijiwai dan diterapkan. Pemberdayaan masyarakat di Jawa Barat, khususnya yang bermukim di sepanjang sungai Citarum, dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan dapat ditingkatkan. Pengabdian kepada masyarakat ini direncanakan untuk dilanjutkan di tahun 2020, dengan menayangkan film-film baru (dokumenter atau fiksi –based on true story) hasil produksi bersama dengan masyarakat yang tinggal di wilayah Citarum, untuk diputar di stasiun televisi lokal atau nasional. Dengan begitu, masyarakat diharapkan memiliki pilihan tontonan yang lebih bervariasi dan mengedukasi. Kata kunci: sungai Citarum, film, media pendidikan, pemberdayaan masyarakat
MENINGKATKAN KESADARAN MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN MELALUI SOSIALISASI FILM CITARUM Elvy Maria Manurung; Sukawarsini Djelantik; Adelbertus Irawan J. H
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v4i2.712

Abstract

Industrialization on the one hand has opened up a large number of job opportunities but on the other hand, it has led to pollution which is very dangerous for life. The tragedy of the Citarum River as the dirtiest river in the world in 2018 became one of the milestones of the Citarum Harum Program's launching. This community service activity has been carried out from 2019 until 2022, focusing on building awareness regarding the importance of maintaining cleanliness in the community surrounding the Citarum River through socializing movies that won the Citarum Movie Award competition by UNPAR in 2019. Six schools and one community near Citarum River were visited and invited to discuss how to keep the environment especially Citarum River clean, after watching screenings of Citarum Movie Winner. The results of this Community Service show a positive impact in building public awareness about environmental cleanliness. Some schools that have been visited even started to apply the 3R Principles (reduce-reuse-recycle) and make recycled products from plastic waste that are useful and generate income