Rohatun Nihayah
Universitas Sains Al-Qur`an (UNSIQ) Jawa Tengah Di Wonosobo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Term Al-Libâs dalam Al-Qur`an: Kajian Tafsir Tekstual-Kontekstual Rohatun Nihayah
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 5 No 02 (2019): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v5i02.1193

Abstract

Bahasa Al-Qur`an memiliki karya sastra yang tinggi. Dari segi lafadz maupun maknanya sangatlah indah. Salah satunya membahas mengenai al-libas (pakaian). Makna tekstual merupakan makna secara lahiriyah (lafdziyah), yakni pakaian diartikan sebagai pakaian untuk menutup aurat, atau pakaian untuk melindungi badan dari hawa panas dan dingin. Sedangkan yang akan dibahas disini adalah pakaian dalam arti kontekstual atau makna bathiniyah, yakni makna pakaian secara luas. Bahwasanya al-libas mempunyai 4 (empat) makna antara lain: Pakaian Yang memiliki arti سكنا (ketenangan hati), Pakaian Yang memiliki arti mencampuradukkan ( يخلطون ), Pakaian Yang memiliki arti الثيا ب (pakaian), Pakaian yang memiliki arti العمل الصالح (perbuatan baik) atau disebut juga sebagai pakaian ketaqwaan. Dari keempat makna diatas al-libas yang paling utama adalah al-libas yang bermakna al-amal ash-sholih atau pakaian ketaqwaan.
Kesetaraan Gender Melalui Pendekatan Hermeneutika Gadamer dalam Kajian Q.S. Al-Hujurat Ayat 13 Rohatun Nihayah
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 7 No 2 (2021): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur`an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v7i2.2112

Abstract

Problem perempuan selalu menarik, hangat dan aktual yang tidak henti menjadi agenda pembicaraan dari zaman ke zaman. Ada fakta bahwa laki-laki mendominasi (super power) kedudukan dalam ranah keluarga, masyarakat, agama sampai dalam kompleksibilitas suatu Negara. Padahal Allah menilai manusia dari tingkat kualitas ketaqwaan dan keimanannya, bukan masalah gender. Salah satu teori hermeneutika yang popular adalah teori Hans George Gadamer. Teori ini mengatakan bahwa ketika seseorang melakukan proses penafsiran maka dirinya tidak luput dari keterpengaruhan sejarah ataupun situasi hermeneutika yang melingkupi penafsir tersebut. Gadamer mencoba menawarkan teori supaya penafsir tidak terjebak pada subyektifitas penafsir. Hermeneutika disini diharapkan mampu memberikan solusi penafsiran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tanpa mendominasi pada kajian subyektifitas, personalitas ataupun jenis kelamin dan gender. Hans-Georg Gadamer, seorang filosof Jerman yang lahir di Marburg tahun 1900 dan wafat pada tahun 2002 di Heidelberg. Teori pokok hermeneutika Gadamer saling terkait satu dengan lainya dan dapat diringkas sebagai berikut: a) Teori kesadaran keterpengaruhan oleh sejarah. b) Teori Prapemahaman. c) Teori Penggabungan/Asimilasi Horison dan Lingkaran Hermeneutika. d) Teori Penerapan/Aplikasi. Sementara Konsep kesetaraan gender para ulama` merujuk pada Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13. Ayat ini menunjukkan semangat kesetaraan gender dalam Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan.