Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: PERSPEKTIF KOMUNIKASI & HUKUM BISNIS ISLAM Nurul Islam; Ardiansyah Ardiansyah
LEX SUPREMA Jurnal Ilmu hukum Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.008 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengurai konsep Corporate Social Responsibility dengan menggunakan perspektif Komunikasi dan Hukum Bisnis Islam. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi dokumen atas sumber-sumber referensi.Konsep CSR merupakan konsep yang membangun keuntungan secara berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan (planet), dengan memperhatikan etika dalam aktivitas bisnis perusahaan pada Quran. Konsepsi ini dirancang dengan menggunakan strategi komunikasi yang efektif dengan tujuan membangun pemahaman masyarakat bahwa CSR sebagai pesan membangun kesejahteraan masyarakat (people) dan lingkungan (planet) dengan dasar etika bisnis, bukan hanya urusan profit semata. Kedua, sebagai bagian pemenuhan implementasi perundang-undangan pada UU Perseroan Terbatas, dan UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).Kata Kunci: Tanggung Jawab Sosial, Image, Komunikasi, Bisnis Islam
Mediating Wasathiyah Islamic with Da’wah in the Public Sphere Nurul Islam
Jurnal Penelitian Volume 19 Nomor 2 2022
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v19i2.5767

Abstract

This article focuses on mediating da'wah content through YouTube, packaged in the Islamic concept of wasathiyah. The rampant phenomenon of da'wah content leads to radicals & fundamentals, and even terror on social media causes public unrest. The public space is a space for equality, the emergence of discussions of public issues, and turning public activities and points into inclusive cultural commodities. This study uses a qualitative research method through social semiotic analysis’ Halliday of the object of research on the Jedanulis (based on specific content YouTube) and content analysis of the audience's comments to determine the behavior of users using Netlytic. This is done to determine the audience’s response (as a social media user) to the communicator Husain Jafar Alhadar. The representation of wasathiyah da'wah concludes with a point, which is a source. Ustaz is an actor who conveys divine teachings and promotes a positive image of Islam through inclusive practice in the public sphere. What they get as a message becomes a mirror for the listener. Ustaz is the message itself. Whether faith is good or bad is determined mainly by them. That Ustaz, including Ulama, is not mocking the ummah but inviting the ummah.
REPRESENTASI RASISME DAN MEDIA MASSA Nurul Islam
SHOUTIKA Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Shoutika
Publisher : Rumah Jurnal STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.686 KB) | DOI: 10.46870/jkpi.v1i1.77

Abstract

Abstrak Tulisan ini mendiskusikan representasi rasisme melalui film. Selain sebagai medium menyampaikan pesan. Film juga mampu mentransmisikan nilai-nilai budaya. Pada praktiknya, rasisme menjadi hal yang mudah disampaikan melalui konstruk yang halus dan tanpa disadari terinternalisasi dalam diri manusia. Temuannya, Pertama, Media massa merupakan instrument yang powerfull. Kedua, representasi yang dibangun memiliki rujukan sehingga membentuk pesan audio-visual. Ketiga, para-actor yang merepresentasi, merupakan kelompok yang memiliki ideologi dominan. Kelompok sosial dominan, adalah orang-orang yang mereproduksi ideologi dominan atas kelompok-kelompok etnis dan ras. Kelompok ini yang memiliki perspektif rasis terhadap orang kulit hitam, sebagai kelompok yang minoritas, dan tertindas. Serta, Kelompok dominan ini juga berkuasa atas media massa. Kelompok tersebut merupakan kelompok kulit putih yang menindas orang-orang kulit hitam. Sehingga, Rasisme menjadi bahan produksi kekuasaan melalui simbolik. Dalam Film, Pesan-pesan dikemas untuk menciptakan suprioritas atas kaum kulit hitam. Dan media massa menjadi jembatan untuk memperpanjang dominasi tersebut melalui konstruksi simbol.
CSR SEBAGAI DAKWAH BIL HAL : Studi Kasus Implementasi CSR pada PT. Semen Tonasa Nurul Islam; Thoha Mun'im Masykur
SHOUTIKA Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Shoutika
Publisher : Rumah Jurnal STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.185 KB) | DOI: 10.46870/jkpi.v2i2.395

Abstract

Da'wah is not always through the pulpit to call for good but can be done through social-environmental practices. PT. Semen Tonasa carries out community development and environmental development as a means to spread goodness. This study was conducted using qualitative research methods and descriptive research types. PT. Semen Tonasa (shareholders) and interested stakeholders as research subjects and objects, namely implementing corporate social responsibility through community development at PT. Semen Tonasa (Persero). CSR through the Triple Bottom Line Theory, namely Profit, People and Planet. So corporate social responsibility is part of the company's activities carried out continuously in the long term with the impact shown by the company's operations. The concept is the application of the type of direct involvement of social institutions or organizations fostered by the company and in partnership with other parties. The da'wah bil-hal approach carried out by PT Semen Tonasa is solely to call on humanity to be able to avoid Surat Arrum verse 41.
Mediating Wasathiyah Islamic with Da’wah in the Public Sphere Nurul Islam
Jurnal Penelitian Volume 19 Nomor 2 2022
Publisher : LPPM UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.34 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v19i2.5767

Abstract

This article focuses on mediating da'wah content through YouTube, packaged in the Islamic concept of wasathiyah. The rampant phenomenon of da'wah content leads to radicals & fundamentals, and even terror on social media causes public unrest. The public space is a space for equality, the emergence of discussions of public issues, and turning public activities and points into inclusive cultural commodities. This study uses a qualitative research method through social semiotic analysis’ Halliday of the object of research on the Jedanulis (based on specific content YouTube) and content analysis of the audience's comments to determine the behavior of users using Netlytic. This is done to determine the audience’s response (as a social media user) to the communicator Husain Jafar Alhadar. The representation of wasathiyah da'wah concludes with a point, which is a source. Ustaz is an actor who conveys divine teachings and promotes a positive image of Islam through inclusive practice in the public sphere. What they get as a message becomes a mirror for the listener. Ustaz is the message itself. Whether faith is good or bad is determined mainly by them. That Ustaz, including Ulama, is not mocking the ummah but inviting the ummah.
Telaah Studi Komunikasi dalam Perspektif Islam dan Barat Nurul Islam
AL-MUTSLA Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Al Mutsla Juni 2023
Publisher : STAIN MAJENE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jstain.v5i1.521

Abstract

Artikel ini membahas mengenai studi komunikasi yang diulas dari perspektif studi islam, khususnya komunikasi kenabian dan perspektif Hamid Mowlana. Munculnya studi komunikasi di barat dan digunakan oleh para scholar muslim (khususnya pengkaji kajian komunikasi) bukan menjadi suatu kekhawatiran sebagai westernisasi keilmuan islam, tapi menjadi upaya terus-menerus dalam mewujudkan cita-cita islam yang otentik melalui konsep kenabian. Studi ini menggunakan metode library research merujuk pada kajian ilmu sosial profetik, pandangan Mowlana tentang komunikasi dan islam, serta konsepsi komunikasi barat. Hasilnya komunikasi dalam perspektif profetik merupakan instrument analisis dalam memecahkan masalah sosial. Paradigma ini menunjukkan bahwa ISP (Ilmu Sosial Profetik) merupakan salah satu cara pandang yang dapat menjadi solusi atas dominasi teori-teori sosial barat atas studi-studi islam khususnya rumpun ilmu yang mengulas komunikasi dan islam. Kedua, bagi Mowlana merujuk pada Jurnalisme dalam islam merupakan bentuk ekstensi atau perluasan dari tabligh. hal ini menunjukkan perbedaan antara jurnalisme yang dikembangkan oleh Barat. Perbedaannya berada pada tataran nilai yang membahas teori dan etika.