Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN SOSIAL BUDAYA DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN Muhammad Nur Effendi
Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 5, No 2 (2015): Desember
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3184.996 KB) | DOI: 10.18592/jtipai.v5i2.1833

Abstract

Manusia dalam hidupnya memiliki tiga fungsi yaitu sebagai makhluk Tuhan, sebagai individu dan sebagai makhluk sosial budaya. Sebagai makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, dan dan patuh beribadah kepadaNya. Sebagai makhluk individu manusia harus memenuhi kebutuhan pribadinya seperti sandang, papan dan lain-lain, dan sebagai makhluk sosial budaya manusia harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu. Gagasan moral, hukum, perintah dan larangan, janji dan ancaman maupun cerita Nabi pada masa lalu yang termuat dalam al Qur’an merupakan pedoman dalam berprilaku bagi kaum muslimin. Al Qur’an merupakan sumber dari nilai-nilai hidup yang diturunkan oleh Allah untuk mengatur kehidupan manusia. Ia akan menjadi pembeda antara yang hak dengan yang batil Banyak ayat-ayat al Qur’an yang berisi prinsif-prinsif, atau tata aturan, atau contoh-contoh prilaku baik berbentuk suruhan atau larangan dalam peranan manusia sebagai mahluk sosial dan budaya. Tulisan ini akan menguraikan bagaimana pendidikan sosial budaya dalam perspektif al Qur’an.Kata Kunci: sosial budaya, perspektif al-Qur’an, tafsir tematik
Diskursus Zakat Produktif Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Fathullah Munadi; Muhammad Nur Effendi
JOURNAL OF ISLAMIC AND LAW STUDIES Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Syariah UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.174 KB) | DOI: 10.18592/jils.v5i1.4827

Abstract

Abstract: Sheikh Arsyad's conception of productive zakat was deduced from Kitāb al-Zakāt in Sabilal. This conception became a hot discourse when several academics claimed that this conception was a new ijtihad from Sheikh Arsyad. The claim criticized by Muslich Shabir on research using intertextual analysis, 2004.This paper is written as a review of the discourse that occurs around Sheikh Arsyad's productive zakat, especially regarding differences of opinion on the position of the concept of productive zakat in ijtihad. The above discourse is then withdrawn to determine the position of this productive zakat concept in the local discourse of the archipelago.From this discussion it can be concluded that Syekh Arsyad in this theme is in line with his predecessor, this shows that he is consistently guided by the basis of law-making which is more dominant and applies universally. On the other hand, he can also be considered as the pioneer of the inclusion of the discourse of productive zakat in fiqh works which use the Malay language. Abstrak: Konsepsi zakat produktif Syekh Arsyad disimpulkan dari Kitāb al-Zakāt dalam Sabilal. Konsepsi ini menjadi wacana yang hangat ketika beberapa akademisi yang melakukan klaim bahwa konsepsi ini merupakan ijtihad baru dari Syekh Arsyad. Pernyataan ini kemudian mendapat kritik dari Muslich Shabir melalui penelitian menggunakan analisis intertekstual, tahun 2004.Tulisan ini ditulis sebagai review terhadap diskursus yang terjadi sekitar zakat produktif Syekh Arsyad, terutama terhadap perbedaan pendapat dalam posisi konsep zakat produktif dalam ijtihad.  Dari wacana di atas dapat ditarik kesimpulan tentang posisi konsep zakat produktif ini dalam wacana lokal nusantara.Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa Syekh Arsyad dalam tema ini sejalan dengan tokoh pendahulunya, ini menunjukkan bahwa ia konsisten berpedoman kepada dasar pengambilan hukum yang lebih dominan dan berlaku secara universal. Di lain pihak ia juga dapat dianggap sebagai pelopor masuknya wacana zakat produktif ini dalam karya fiqh yang menggunakan bahasa Melayu.
PENDIDIKAN AL IRSYAD DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM Muhammad Nur Effendi
Darussalam Vol 20, No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Darussalam Martapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58791/drs.v20i2.31

Abstract

Al-Irsyad adalah salah satu organisasi Islam yang didirikan oleh Syekh Ahmad Surkati. Inti dari prinsip-prinsip al-Irsyad adalah untuk menumbuhkan budaya ilmiah pada kalangan umat Islam, dengan merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah. Pendidikan hendaknya mampu mengakomodasi kebutuhan yang ada dalam masyarakat, peningkatkan taraf hidup secara menyeluruh baik jasmani dan rohani dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan mutu pendidikan. Al-Irsyad menerapkan kurikulum moderen, dalam arti ada semacam kurikulum yang dibuat secara khusus. Materi dan kitab disesuaikan berdasarkan dengan tingkat dan waktu lama belajar santri/siswa. Dalam operasionalisasinya kegiatan pembelajaran dilakukan secara sistematis, berurutan dimulai dari awal/ pendahuluan pada setiap kitab yang akan dipelajari sampai kepada bab penutup. Demikikan juga dalam merujuk dan menggunakan kitab, biasanya dari kitab yag termudah, kemudian dilanjutkan kepada kitab yang dianggap paling sulit.Kata Kunci: al-irsyad, Ahmad Surkati, pendidikan Islam