Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Beban Pencemaran BOD dan Karakteristik Oksigen Terlarut di Sungai Brantas Kota Malang Novia Lusiana; Bambang Rahadi Widiatmono; Hana Luthfiyana
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.2.354-366

Abstract

Sungai Brantas memiliki fungsi penting bagi provinsi Jawa Timur, 60% pengairan lahan produksi beras berasal dari aliran sungai ini. Observasi lapang menunjukkan bahwa terdapat banyak bangunan rumah mendekati area sungai bahkan sampai melewati batas, hal ini juga terjadi khususnya di area Kota Malang. Rekaman laporan indeks kualitas air di Jawa Timur Tahun 2015 tercatat berada di angka 52.51 dengan status sangat rendah dan terus menurun dengan angka 50.75 pada tahun 2016 dengan status yang waspada. Berdasarkan kondisi diatas sangat penting untuk memonitor kualitas air dan menentukan kapasitas sungai dalam menerima polusi secara berkelanjutan. Metode atau model yang dapat digunakan untuk memprediksi kualitas air secara simultan sepanjang sungai adalah Qual2E. Aplikasi ini menghitung kestabilan profil air permukaan dan mensimulasikan perubahaan pada kondisi aliran sepanjang aliran sungai. Tujuan dari studi ini adalah mensimulasikan kondisi kualitas air berdasarkan parameter BOD dan DO dan menentukan kapasitas beban polusi. Hasil simulasi dengan model Qual2E pada parameter BOD dan DO dengan hasil validasi didapatkan bahwa model dapat diterima karena x2 hitung < x2 tabel yaitu pada BOD sebesar 2.456 dan x2 hitung pada DO sebesar 1.439 dengan nilai R2 masing-masing parameter sebesar 0.7424 dan 0.6439, sehingga terdapat kedekatan korelasi antara hasil lapang dengan model yang dilakukan. Perhitungan beban pencemaran pada Sungai Brantas menunjukkan bahwa titik 6 yang terletak pada Kecamatan Blimbing dan titik 9 pada Kecamatan Kedungkandang menerima beban pencemaran yang melebihi daya tampung atau beban maksimum yang dikehendaki, Perlu perhatian khusus untuk pembuangan limbah yang ada di perairan pada titik tersebut agar dapat ditanggulangi dengan cepat dan tidak memperburuk kondisi yang ada. Penerapan peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang tata laksana pengendalian pencemaran air perlu dimonitoring.
Perbandingan Efektivitas Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera lamk), Poly Alumunium Chloride (PAC), dan Tawas sebagai Koagulan untuk Air Jernih Syahru Ramadhani; Alexander Tunggul Sutanhaji; Bambang Rahadi Widiatmono
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.996 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah membandingkan efektivitas koagulan tepung biji kelor, Poly Aluminium Chloride (PAC), dan tawas dalam menjernihkan air. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yang terdiri dari empat perlakuan yaitu; penambahan tepung biji kelor 500 mg/L air sampel, PAC 250 mg/L air sampel, tawas 20 mg/L air sampel, dan sampel tanpa koagulan (kontrol). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Analisa keragaman hasil akan dilakukan dengan uji statistik, dilanjutkan dengan uji BNT untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Air baku diperoleh dari air sungai Brantas di daerah Oro-Oro Dowo Malang. Air sampel dimasukkan ke dalam tiga buah beaker glass masing-masing sebanyak satu liter. Koagulan ditambahkan kemudian diaduk dengan alat Jar Test dan diendapkan. Parameter yang diuji adalah tingkat turbiditas (kekeruhan), warna, dan TSS (Total Suspended Solid). Hasil penelitian menunjukkan tepung biji kelor mampu menurunkan turbiditas sebesar 95.39%, kadar warna sebesar 75.07%, dan menyebabkan kenaikan TSS sebesar 170.270 %. PAC mampu menurunkan turbiditas sebesar 99.95%, kadar warna sebesar 91.73%, dan TSS sebesar 55.528%. Tawas mampu menurunkan turbuditas sebesar 93.44%, kadar warna sebesar 87.55%, dan TSS sebesar 93.366 %. Jenis koagulan yang paling efektif dalam menjernihkan air adalah PAC.Kata Kunci: Tepung Biji Kelor, Air Sungai, Koagulasi, Flokulasi
Dampak Pengaruh Perubahan Iklim Global terhadap Produksi Tanaman Kedelai (Glicine max L merril) di Kabupaten Malang Firzah Rizqiyah; Ruslan Wirosoedarmo; Bambang Rahadi Widiatmono
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.159 KB)

Abstract

Air merupakan salah satu sumber daya esensial dalam sistem produksi tanaman pangan. Secara kumulatif sumberdaya air nasional cukup, namun kenyatannya sering terjadi kelangkaan air dan mendorong kerentanan produksi pangan, seperti kekeringan, salah satu produksi tanaman pangan yang itu yaitu tanaman kedelai. Penyebabnya antara lain keragaman kebutuhan air dalam sistem pengelolaan dan pemanfaatannya. Kelangkaan air ini juga dapat disebabkan oleh perubahan iklim terutama curah hujan yang tidak menentu di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh perubahan suhu dan curah hujan efektif terhadap produksi kedelai di Kabupaten Malang dan mengetahui perubahan suhu terhadap kebutuhan air pada kedelai. Metode yang digunakan dalam penelitian iniĀ  yaitu metode Penmann Montheith, metode ini digunakan untuk menghitung besarnya evapotranspirasi. Kata kunci: Perubahan Iklim, Produksi Kedelai, Kebutuhan Air, Software Cropwat 8.0UUSER
Studi Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Surabaya dengan Menggunakan Metode Neraca Massa Bambang Rahadi Widiatmono; Liliya Dewi; Komang Della Pavita
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.292 KB)

Abstract

Permasalahan lingkungan semakin sering terjadi di Kali Surabaya, salah satunya sungai Jagir yang merupakan salah satu segmen dari Kali Surabaya. Untuk itu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pencemaran di Kali Surabaya dengan menghitung dan menganalisa daya tampung beban pencemar serta kualitas sungai terhadap parameter-parameter air. Analisis kualitas air dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian kualitas air dengan baku mutu air kelas II sesuai Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001, untuk menghitung besarnya daya tampung digunakan metode neraca massa, dengan parameter yang digunakan yaitu BOD, COD, DO, TSS, pH, suhu, Nitrat, dan Fosfat. Hasil penelitian menunjukkan kualitas air sungai pada Kali Surabaya untuk parameter TSS, dan fosfat pada setiap titik telah melebihi baku mutu. Parameter COD, BOD, DO, pH, Suhu, dan Nitrat untuk masing-masing titik masih dalam ambang batas yang ditentukan. Hasil perhitungan daya tampung menunjukkan titik III yang menjadi titik setelah mendapatkan masukan limbah, untuk parameter COD, DO, Nitrat, pH, dan Suhu diketahui sebesar 13,45 mg/L, 6,06 mg/L, 1,36 mg/L, 7,26 mg/L, 24,78 mg/L masih dalam ambang batas yang ditentukan. Kali Surabaya tidak memiliki daya tampung lagi untuk parameter BOD, TSS, dan Fosfat dengan hasil sebesar 11,57 mg/L, 152,13 mg/L, 0,37 mg/L.