Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk Fiona Drefin Oktadina; Bambang Dwi Argo; Mochammad Bagus Hermanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.784 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi kopi (Coffea sp) dengan konsentrasi nanas (Ananas comosus (L) Merr.) terhadap kadar kafein dan citarasa kopi bubuk. Penelitian ini menggunakan dua faktor, faktor yang pertama yaitu konsentrasi nanas 40 dan 80 %, faktor yang kedua yaitu lama fermentasi 24, 36, dan 48 jam. Hasil perlakuan dibandingkan dengan data kontrol sebagai acuan penelitian. Kopi bubuk yang dihasilkan dianalisa kadar kafein (%), kadar air (%), kadar abu (%), dan uji organoleptik (citarasa dan aroma) oleh panelis ahli di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai perlakuan terbaik terdapat pada lama fermentasi kopi 36 jam dan konsentrasi nanas 40 %. Perlakuan ini menghasilkan kadar kafein 1,15%, kadar air 5,32±0,05%, kadar abu 5,62±0,01%, dan uji organoleptik (citarasa dan aroma) 74,50 dengan notes Acidity, Good Body. Hasil kadar kafein dan uji organoleptik (citarasa dan aroma) ini menunjukkan bahwa enzim bromelin yang terdapat pada nanas mampu menurunkan kadar kafein. Sehingga dengan kadar kafein yang rendah menghasilkan citarasa dan aroma yang baik dari pada kontrol.Kata Kunci: Kafein, Kopi, Nanas, Kontrol
Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia Alternatif (Bahan Dasar Daun Kelapa Sawit, Palem dan Kelapa) (In Press, JKPTB Vol 1 No 2) Mohammad Alfian Lazuardi; Sumardi Hadi Sumarlan; Mochammad Bagus Hermanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.988 KB)

Abstract

Perkembangan luas kebun kelapa sawit di Indonesia dewasa ini cukup pesat, seiring dengan tingginya permintaan dunia akan minyak sawit (CPO). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2006), Indonesia menghasilkan minyak sawit (CPO) 18,80 juta ton. Dari angka tersebut perkiraan limbah pabrik sawit yang dihasilkan dalam setahun berupa, tandan buah kosong 540 juta ton, serat perasan buah 11,20 juta ton, lumpur sawit atau solid decanter 7,60 juta ton (= 2 juta ton bahan kering), solid membran 40 juta ton ( 4 juta ton bahan kering), bungkil inti sawit 8,60 juta. ton dan. cangkang 7,60 juta ton. Jumlah ini akan terus meningkat dengan bertambahnya jumlah produksi minyak sawit. Pemanfaatan limbah pabrik sawit sebagai pakan ternak saat ini telah mulai dilakukan oleh petani di Provinsi Bengkulu seperti di areal perkebunan PT. Agricinal Kabupaten Bengkulu Utara. Ternak sapi yang dipelihara di setiap afdeling umumnya diberi pakan yang terdiri dari pelepah sawit, dan lumpur sawit. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mempelajari proses pengolahan daun kelapa sawit, kelapa dan palem sebagai alternatif pakan ternak, mempelajari respon ternak terhadap pakan kelapa sawit, palem dan kelapa, mempelajari pertambahan bobot ternak, umur simpan dan rendemen pakan ternak daun kelapa sawit, palem dan kelapa. Hasil penelitian, respon pakan dari bahan baku daun kelapa sawit lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan respon bahan baku pakan daun palem dan daun kelapa. Respon untuk daun kelapa sawit,palem dengan komposisi 75% lebih banyak daripada 70% dan untuk daun kelapa kebalikannya. Nilai pertambahan bobot ternak pakan rerata kelapa sawit dengan komposisi 75% dan 70% lebih tinggi dibandingkan dengan pakan kelapa dan palem yaitu sebesar 2,09 kg/minggu/ekor. Untuk nilai pertambahan bobot ternak daun palem dan daun kelapa rata-rata 1,70 kg/minggu/ekor, namun pada palem komposisi 75 % nilainya hampir sama dengan pakan daun kelapa sawit yaitu sebesar 2,08 kg/minggu/ekor Umur simpan sebelum diayak 18-31 hari, setelah diayak 8-21 hari. Rendemen daun kelapa sawit 23-36%,daun palem 4-22%, dan daun kelapa 11-60%. Kata kunci : Pakan ternak, Daun kelapa sawit,Daun palem, Daun kelapa
Penggunaan Fotobioreaktor Sistem Batch Tersirkulasi terhadap Tingkat Pertumbuhan Mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata Tri Nurhayati; Musthofa Lutfi; Mochammad Bagus Hermanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.976 KB)

Abstract

Mikroalga adalah tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO2 untuk keperluan fotosintesis. Ekplorasi yang besar-besaran perlu ditunjang dengan peralatan yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroalga. Salah satu peralatan yang digunakan adalah fotobioreaktor dengan sistem batch tersirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan fotobioreaktor dengan sistem batch tersirkulasi terhadap kepadatan mikroalga. Serta dapat menganalisis variabel pertumbuhan yang mempengaruhi proses produksi mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, kadar lipid dan laju pertumbuhan untuk Chlorella vulgaris sebesar 1,92 %; 0,311, dan Nannochloropsis oculata sebesar 4,29%; 1,834. Variabel pertumbuhan yang mempengaruhi proses produksi mikroalga secara umum yang diamati yaitu suhu, intensitas cahaya, kadar oksigen terlarut, pH, RH dan salinitas masing-masing dengan kisaran nilai 25-32°C; 570-1610 lux; 5,48-9,22 gr/ml; 7,08-8,56; 58-95% dan 31,5-32 ‰. Nannochloropsis oculata, dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan mikroalga jenis Chlorella vulgaris dan Chlorella sp. Variabel pertumbuhan yang diamati memberikan pengaruh terhadap proses produksi mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannocloropsis oculata. Kata Kunci: Fotobioreaktor sistem batch tersirkulasi, Tingkat Pertumbuhan, Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannocloropsis oculata