Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Buletin Kebun Raya

HABITAT ALAMI TUMBUHAN PAKU KIDANG (Dicksonia blumei (Kunze) Moore) DI KAWASAN HUTAN BUKIT TAPAK PULAU BALI Darma, I Dewa Putu; Lestari, Wenni Setyo; Priyadi, Arief
Buletin Kebun Raya Vol 18, No 1 (2015): Buletin Kebun Raya Vol. 18 (1) January 2015
Publisher : Center for Plant Conservation Bogor Botanic Garden, Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dicksonia blumei (Paku Kidang) termasuk dalam spesies prioritas konservasi Indonesia kategori B. Studi ekologi habitat alaminya di kawasan hutan Bukit Tapak, Bedugul Bali dilakukan dengan metode purposive sampling. Plot dapat dibuat sebanyak 3 (tiga) buah dengan ukuran 20 x 20 m untuk jenis tumbuhan pohon dan 2 x 2 m untuk jenis tumbuhan bawah. Berdasarkan hasil pengamatan Dicksonia blumei (Paku Kidang) pada habitat alaminya di kawasan hutan Bukit Tapak. Jenis paku ini tumbuh pada kondisi lingkungan fisik dengan kisaran ketinggian tempat antara 1.754–1.794 m dpl., kemiringan tanah berkisar antara 7–10%, pH tanah 6,4–7, kelembaban tanah 50–75%, temperatur 20,5–22,3°C, kelembaban udara 83,2–87,5% dan intensitas cahaya 618–10.030 Lux. Karakteristik komponen lingkungan biotiknya ditentukan berdasar Indek Nilai Penting (INP). Lima jenis tumbuhan pohon dengan INP tertinggi adalah Cyathea latebrosa (INP 98,7) kemudian diikuti oleh Saurauia bracteosa (INP 51,9), Astronia spectabilis (INP 42,7), Dicksonia blumei (INP 39,6) dan Homalantus giganteus (INP 35,3). Karakteristik jenis tumbuhan bawah untuk lima jenis tertinggi diduduki oleh Pillea sp. (INP 61,91), kemudian diikuti oleh Selaginella sp. (INP 40,6), Athyrium asperum (INP 27,5), Pteris tripartita (INP 18,3) dan Rubus sp. (INP 15,0). Kebersamaan tumbuhnya D. blumei dengan Cyathea latebrosa, tampaknya terkait dengan peran batangnya sebagai substrat spora D. blumei pada tahap perkecambahan dan pertumbuhan selanjutnya. Pada fase gametofit dan sporofit muda D. blumei tumbuh secara epifit pada batang Cyathea latebrosa setinggi 0,5–1,5 m dari permukaan tanah. Seiring dengan pertumbuhan akarnya yang berlahan-lahan mencari tanah, kemudian sporofit dewasa D. blumei akan tumbuh secara teresterial (hemi–epifit).