Maritaisi Hia
Sekolah Tinggi Teologi Soteria Purwokerto

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih di dalam Perumpamaan Dua Orang yang Berhutang berdasarkan Lukas 7:40-43 Maritaisi Hia
Jurnal Salvation Vol. 3 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v3i1.48

Abstract

Abstract:Having the character of love is identical to being a follower of Christ. Acts of love are often understood as a way to get salvation, but salvation is obtained through faith in Christ. Humans are very familiar with sin, and sin is a debt that must be paid in full to God. But nothing can be given to God as a ransom for sin. But God gave His love by sending His only begotten Son to redeem mankind from the debt of sin. Without love, humans cannot get forgiveness. But man must first have faith in God so that through faith man obtains forgiveness. The purpose of this study is so that the reader can understand the spiritual meaning in Luke 7:40-43. The research method used is a qualitative research method with a descriptive approach using the exegesis method of 4 layers of biblical meaning. The 4 layers of biblical meaning are historia, theoria, moral and anagogic. So that the result of text research is that human love gets forgiveness/salvation but it works through faith, and doing love is a response to forgiveness/salvation from God. So, forgiveness/salvation is not obtained by works/acts of love but through faith. The act of love is a form or form of gratitude to God who has given forgiveness to humans.Abstrak:Memiliki karakter kasih merupakan hal yang identik sebagai pengikut Kristus. Perbuatan kasih sering dimengerti sebagai jalan untuk mendapatkan keselamatan, padahal keselamatan diperoleh melalui iman kepada Kristus. Manusia sangat akrab dengan dosa, dan dosa adalah hutang yang harus dibayar lunas kepada Allah. Tetapi tidak ada yang bisa diberikan kepada Allah sebagai tebusan dosa. Namun Allah memberikan kasih-Nya dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menebus manusia dari hutang dosa. Tanpa kasih maka manusia tidak memperoleh pengampunan. Tetapi manusia harus memiliki iman terlebih dahulu kepada Allah sehingga melalui iman manusia memperoleh pengampunan. Tujuan penelitian ini supaya pembaca dapat memahami spiritual meaning dalam Lukas 7:40-43. Metode penelitia yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakanmetode eksegesis 4 lapisan makna Alkitab. Ke-4 lapisan makna Alkitab tersebut adalah historia, theoria, moral dan anagogic. Sehingga hasil penelian teks adalah oleh kasih manusia memperoleh pengampunan/keselamatan tetapi itu bekerja melalui iman, dan melakukan kasih merupakan respon terhadap pengampunan/keselamatan dari Allah. Jadi, pengampunan/keselamatan tidak didapat karena perbuatan/tindakan kasih tetapi melalui iman. Tindakan kasih adalah bentuk atau wujud rasa terimakasih kepada Allah yang telah memberikan pengampunan kepada manusia.
Konsep Doa Sebagai Persembahan Yang Murni Kepada Tuhan Menurut St. Aphrahat: Persembahan yang Tidak Terlihat Maritaisi Hia; Hendi Hendi
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i1.475

Abstract

Doa adalah bagian penting yang harus ada dalam diri orang percaya. Di dalam doa seseorang mencurahkan segala isi hati kepada Tuhan, dan dilakukan ketika seseorang meminta apa yang dibutuhkan kepada Allah. Tetapi St. Aphrahat memberikan pemahaman yang lain tentang doa yaitu doa adalah persembahan murni yang dipersembahkan kepada Tuhan melalui hati yang murni. Dan inilah yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah orang percaya dapat mengetahui bahwa doa bukan hanya sekedar meminta kebutuhan kepada Tuhan tetapi doa sebagai sesuatu hal yang dapat diamalkan kepada Tuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan dua buku sebagai sumber primer yaitu buku “Aphrahat the Persian Sage and the Temple of God A Study of Early Syriac Theological Anthropology” dan buku “Semitic Christianity St. Aphrahat  the Sages of Babylonian Talmud”. Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa doa adalah persembahan yang tidak terlihat dipersembahkan di atas mezbah yang murni yaitu di dalam hati yang murni sehingga doa yang dipersembahkan dapat berkenan di hadapan Allah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa doa murni yang di bawa ke dalam hati yang murni adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa henti sehingga dengan demikian hal ini akan membuat seseorang semakin menyatu dan serupa dengan Kristus melalui doa yang di persembahkan dengan hati yang murni.