Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN BENDUNGAN TAPIN TERHADAP DEBIT BANJIR DI HILIR SUNGAI TAPIN KABUPATEN TAPIN muhammad azmie; Noordiah Helda
JURNAL RIVET Vol 1 No 01 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.404 KB) | DOI: 10.47233/rivet.v1i01.227

Abstract

Provinsi Kalimantan Selatan memiliki kerawanan banjir yang cukup tinggi salah satunya pada Kabupaten Tapin. Penyebab banjir yang utama adalah curah hujan yang tinggi dan banjir kiriman. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan membuat rekayasa bangunan air seperti bendungan yang berfungsi untuk menampung air sungai sehingga pada musim hujan dapat menampung kelebihan air agar tidak menyebabkan banjir. Bendungan Tapin dibangun untuk keperluan pencegahan banjir, irigasi, memenuhi kebutuhan air baku, perikanan, pariwisata dan sebagai sumber pembangkit listrik. Metode penelitian yang digunakan mulai dari tahap persiapan dan mempelajari perhitungan analisis frekuensi, hidrograf satuan sintetik Nakayasu dan penelusuran banjir untuk analisis hidrologi dan software HEC-RAS untuk analisis hidrolika yang akan digunakan. Data yang diperlukan adalah data primer berupa data penampang sungai dan data sekunder berupa data curah hujan dan data teknis bendungan. Hasil analisis menunjukkan debit banjir yang terjadi sebelum adanya bendungan Tapin untuk kala ulang 25, 50 dan 100 tahun adalah sebesar 234,241 m3/det, 249,214 m3/det dan 262,195 m3/det. Pada penelusuran banjir dilakukan dengan 2 kondisi yaitu tinggi muka air normal dan tinggi muka air banjir dengan kala ulang yang sama secara berurutan debit outflow yang dihasilkan pada kondisi tinggi muka air normal adalah sebesar 106,178 m3/det, 116,287 m3/det dan 125,051 m3/det dan debit banjir yang dapat tereduksi sebesar 54,671%, 53,338% dan 52,306%. Sedangkan pada kondisi tinggi muka air banjir debit outflow yang dihasilkan adalah sebesar 180,634 m3/det, 190,149 m3/det dan 198,399 m3/det dan debit banjir yang dapat tereduksi sebesar 22,886%, 23,7% dan 24,331%.
ANALISIS POTENSI PEMANENAN AIR HUJAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN BANJARBARU UTARA Nia Ridha Ramadhayanti; Noordiah Helda
JURNAL RIVET Vol 1 No 01 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.337 KB) | DOI: 10.47233/rivet.v1i01.228

Abstract

Banjarbaru Utara merupakan salah satu kecamatan di kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan yang pertumbuhan penduduknya dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Bertambah pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah Banjarbaru Utara membuat perubahan fungsi tata guna lahan menjadi tidak terkontrol, di mana seharusnya fungsi kawasan yang dapat menjadi lahan resapan air dalam jumlah besar akhirnya semakin sedikit, sehingga jumlah air yang masuk ke dalam tanah untuk mengganti air tanah yang keluar menjadi berkurang. Sedangkan, di lain sisi permintaan air bersih akan semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanenan air hujan, untuk pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga dan penggunaan air di Kecamatan Banjarbaru Utara. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode Survei. Data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini diperlukan beberapa analisis, seperti analisis hidrologi yang mencakup analisis curah hujan dengan metode Curah Hujan Andalan, untuk menghitung potensi pemanenan air hujan adalah dengan melakukan perkalian antara luas penampang atap bangunan, koefisien runoff, dan curah hujan di Kecamatan Banjarbaru Utara, dan dibantu dengan program QGIS 10.13 untuk memperoleh data luasan atap pada lokasi penelitian. Dari hasil penelitian didapatkan luas total luasan atap bangunan/rumah di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 858.850 m2 dari 8.805 rumah dengan curah hujan harian andalan didapatkan 6,4 mm/hari serta koefisien runoff sebesar 0,8. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil potensi pemanenan air hujan di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 1.318.781.352 liter/tahun atau sama dengan 1.318.781,35 m3/Tahun. Kemudian dari hasil survei wawancara responden di Kecamatan Banjarbaru Utara didapatkan hasil penggunaan air bersih rata – rata sebesar 200 liter/orang/hari. Hasil pengolahan data berdasarkan jumlah penduduk dan penggunaan air bersih rata – rata, maka didapatkan hasil penggunaan air bersih di Kecamatan Banjarbaru Utara sebesar 4.155.073.297,9 liter/tahun atau sama dengan 4.155.073,29 m3/tahun. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa potensi pemanenan air hujan tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara keseluruhan. Ketersediaan air berdasarkan potensi pemanenan air hujan ini secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh pola perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air dalam kebutuhan sehari – hari.
PERANCANGAN ULANG KURVA LENGKUNG KAPASITAS WADUK TAPIN DI KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Alvin Najmi; Noordiah Helda
JURNAL RIVET Vol 1 No 01 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.125 KB) | DOI: 10.47233/rivet.v1i01.229

Abstract

Waduk Tapin merupakan tampungan air yang ada karena proses pembendungan aliran Sungai Tapin. Waduk Tapin direncanakan memiliki kapasitas tampungan yang besar. Besarnya kapasitas tampungan waduk akan mempengaruhi seberapa besar air yang bisa dimanfaatkan nantinya untuk kebutuhan. Pentingnya mengetahui kapasitas tampungan waduk adalah untuk membuat waduk bekerja dengan optimal agar tidak terjadi masalah bila nantinya digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menganalisa ketersediaan air dengan metode F.J Mock, menganalisa kehilangan air akibat outlet dan evaporasi, analisis bathimetri untuk mendapatkan kurva lengkung kapasitas waduk, dan analisis neraca air untuk mengetahui kesetimbangan airnya. Hasil penelitian untuk lengkung kapasitas waduk, didapatkan kapasitas optimal waduk ditunjukkan oleh titik perpotongan antara volume genangan dan luas genangan waduk pada elevasi +146,2 m², berdasarkan perhitungan didapat volume waduk ±53.842.244,566 m³ dan luas genangan ±3.134.081,768 m² dan untuk neraca air terlihat ketersediaan air tertinggi terdapat pada bulan Mei yang bernilai 15,607 m³/detik dan yang terendah terdapat pada bulan November dengan nilai 5,637 m³/detik. Kehilangan air tertinggi terdapat pada bulan November dengan nilai 4,450 m³/detik, yang mana apabila dilihat ketersediaan air di waduk Tapin maka waduk Tapin mampu memenuhi kebutuhan air yang diperlukan.
PENERAPAN METODE HORTON DALAM STUDI LAJU DAN KAPASITAS INFILTRASI DI LAHAN KAMPUS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU Joshia Bastanta Breyken Bangun; Noordiah Helda
JURNAL RIVET Vol 2 No 01 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.889 KB) | DOI: 10.47233/rivet.v2i01.467

Abstract

Perubahan tata guna lahan di beberapa area di sekitar kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarbaru dapat mengarah pada berkurangnya area tangkapan air sehingga mempengaruhi berkurangnya air yang meresap kedalam tanah (infiltrasi). Pada penelitian ini, metode Horton diterapkan untuk menganalisis laju dan kapasitas infiltrasi pada beberapa tipe lahan di kawasan ULM Banjarbaru. Analisa sifat fisik tanah pada lahan terbuka, lahan tertutup (hutan) dan lahan kebun dilakukan untuk menganalisa hubungannya dengan laju dan kapasitas infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata laju dan kapasitas infiltrasi berurutan dari yang paling besar terdapat pada lahan hutan yaitu sebesar 24 cm/jam dan 38,32 cm/jam, kemudian lahan terbuka sebesar 16 cm/jam dan 37,38 cm/jam, dan yang terkecil terdapat pada lahan kebun yaitu sebesar 10,4 cm/jam dan 36,57 cm/jam. Dari penelitian didapatkan bahwa kandungan pasir pada tekstur memiliki hubungan yang berbanding lurus terhadap laju dan kapasitas infiltrasi, sedangkan kadar air sebaliknya. Selain itu laju dan kapasitas infiltrasi juga dipengaruhi oleh vegetasi, dimana lahan hutan yang memiliki lebih banyak vegetasi memiliki nilai laju dan kapasitas infiltrasi yang lebih besar dibandingkan lahan terbuka dan kebun.
Aplikasi Program HEC-RAS 5.0.7 untuk Pemodelan Banjir di Sub-sub DAS Martapura Kabupaten Banjar Muhammad Ramadhani Wijayanto; Noordiah Helda
Jurnal Serambi Engineering Vol 7, No 4 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v7i4.4799

Abstract

Rainfall data is one of cause factor for flooding in some areas in Indonesia. An extreme rainfall event occurred in the end of 2020 until early 2021 have resulted a severe flooding in West Martapura District, Banjar Regency, South Kalimantan Province. As a tributary to Barito River, Martapura River experienced high water level that gave negative impact to the surrounding areas. HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center's River Analysis System) 5.0.7 software combined with ArcGIS 10.8 were applied to model flooding spatially. Mononobe method was used to calculate rainfall intensity for 5-year, 50-year, and 100-year return periods. From the results of the flood modeling, the maximum flood water level elevation was obtained as deep as 3.8 m (5-year return period), 5.2 m (50-year return period), and 9.6 m (100-year return period) with a maximum flood discharge of 34.84 m3/s (5-year return period), 81.68 m3/s (50-year return period), and 142.64 m3/s (100-year return period), respectively.
Analisis Sistem Pemanenan Air Hujan (PAH) untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Masjid Raya Sabilal Muhtadin di Banjarmasin Anggita Aprillia Cahyani; Noordiah Helda
Jurnal Teknologi Berkelanjutan Vol 11 No 02 (2022): Vol 11 No. 02
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtb.v11i02.219

Abstract

As the largest mosque in South Kalimantan Province, Sabilal Muhtadin Grand Mosque can accommodate several hundreds of people. Thus, it can lead to quite huge amount of water for ablution and other needs. On the other hand, in recent periods, high intensity rainfall occurred in some areas, including Banjarmasin City, causing excess surface runoff. To take advantage of this excess runoff, water conservation was carried out by using rain water harvesting techniques. This study was conducted to analyze the amount of clean water needs and analyze the potential use of rainwater harvesting system as an alternative source of clean water, in particular from mosque roof when it was raining. The results show that clean water need is 43,875 liters/day with an average number of jamaah of 375 people. In a year, the average need for clean water is 16,797.84 m³, while the average volume of rainwater that can be harvested is 13,827 m³. In summary, this rainwater harvesting potentially contributes to 85% of overall water use.
PKM Industri Rumah Tangga Sekumpul Ekstra di Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Utami Sylvia Lestari; Yasruddin Yasruddin; Fauzi Rahman; Noordiah Helda; Rabiatul Adawiyah; Chiska Ariyani Sitinjak
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i2.6107

Abstract

Ikan gabus atau ikan haruan  merupakan jenis ikan yang dapat dimanfaatkan  menjadi berbagai jenis olahan makanan. Ikan gabus sangat mudah ditemukan dimana saja di Provinsi Kalimantan Selatan. Salah satu Industri Rumah Tangga (IRT) yang mengolah ikan haruan adalah IRT Sekumpul Ekstra. Produk olahan IRT Sekumpul Ekstra diantaranya adalah kerupuk ikan gabus dan abon ikan gabus. Industri Rumah Tangga Sekumpul Extra yang di  Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar. Permasalahan yang dihadapi kelompok mitra yaitu menurunnya omset akibat pandemi covid 19. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah dapat meningkatkan pendapatan IRT yang sebelumnya mengalami penurunan akibat pendemi. Metode yang digunakan untuk dapat meningkatkan pendapatan IRT adalah peningkatan kualitas kemasan, diversifikasi produk serta pemasaran produk secara daring melalui media digital. Setelah dilakukan evaluasi, kegiatan pengabdian berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan IRT Sekumpul Ekstra yang mengalami peningkatan setelah program pengabdian masyarakat ini.
Identifikasi Kejadian Hujan dengan Menggunakan Data Satelit GSMaP (Global Satellite Mapping of Precipitation) di Banjarbaru Noordiah Helda; Muhammad Ramadhani Wijayanto
Buletin Profesi Insinyur Vol 6, No 2 (2023): Edisi Khusus: Prosiding Seminar Nasional IX Teknik Sipil 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v6i2.195

Abstract

Hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang menarik untuk dikaji, terutama untuk bidang Hidrologi. Data curah hujan yang akurat diperlukan untuk analisa ketersediaan air dan bencana banjir. Kendala terbesar dalam menganalisa data curah hujan adalah minimnya stasiun observasi, seri data yang tidak cukup panjang dan tidak meratanya sebaran stasiun tersebut. Alternatif penggunaan data satelit yang memiliki resolusi spatial dan temporal yang tinggi menjadi salah satu solusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian hujan dengan bantuan data hujan dari satelit GSMaP, dengan didukung pengamatan secara visual. Data hujan harian dari 2 (dua) stasiun BMKG di kota Banjarbaru periode Oktober 2021 sampai Mei 2022 digunakan sebagai pembanding. Tahapan validasi data dan analisa kinerja data satelit GSMaP dijalankan untuk mengevaluasi kemampuan satelit dalam mendeteksi hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, dengan data seri yang tidak panjang, data hujan harian dari GSMaP menunjukkan korelasi yang lemah dengan 2 stasiun BMKG yang ada. Nilai rBias yang positif (3,77% - 7,09%) menandakan nilai di atas perkiraan dari BMKG, yang terjadi di bulan November dan April. Namun, data GSMaP cukup mampu mendeteksi kejadian hujan beradasarkan data pengamatan visual. Untuk keakuratan hasil, analisa dengan seri data yang lebih panjang direkomendasikan untuk dikombinasikan dengan faktor koreksi data hujan.Kata kunci: hujan, data satelit, GSMaP, Banjarbaru
Analisis Kapasitas Sungai Balangan-Perbandingan Debit Terukur dengan Metode Haspers Nurhidayati Rahmah Al-Ambari; Nilna Amal; Noordiah Helda
Buletin Profesi Insinyur Vol 6, No 3 (2023): Buletin Profesi Insinyur (Juli-Desember)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v6i3.201

Abstract

Sungai Balangan merupakan anak sungai Negara yang salah satu percabangannya terletak dekat dengan pusat Kota Amuntai. Pada saat musim hujan kota Amuntai sering mengalami banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Balangan pada ruas-ruas tertentu. Diperlukan studi untuk mengetahui kapasitas sungai dan banjir rancangan yang dapat ditampung oleh Sungai Balangan. Pengukuran langsung menggunakan perangkat Echo Sounding dilakukan untuk mengukur penampang sungai. Pengukuran penampang sungai diperlukan untuk analisis debit terukur sesaat. Analisis banjir rancangan dilakukan dengan menggunakan metode Haspers meliputi pengolahan data hujan, penentuan varibel yang diperlukan serta penghitungan debit banjir rancangan untuk kala ulang terpilih. Menghitung debit banjir rencana untuk setiap kala ulang yang telah ditentukan dengan metode Haspers dilakukan juga dengan memasukkan faktor koreksinya. Hasil analisis sungai menunjukkan perbedaan yang besar antara debit terukur sesaat dengan metode Haspers tanpa koreksi, hal ini dapat terjadi karena debit terukur sesaat bukan merupakan debit rancangan sehingga perbedaan nilainya menjadi besar. Metode Haspers tanpa koreksi tidak dapat ditampung oleh kapasitas sungai. Namun, metode Haspers dengan koreksi masih dapat menampung debit banjir.Kata kunci: kapasitas sungai, debit banjir, pengukuran, metode Haspers
Pendampingan Kelompok Tani Desa Caraka Jaya dalam Memenuhi Kebutuhan terhadap Pupuk Organik Nilna Amal; Noordiah Helda; Eko Zulkifli
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v3i1.9390

Abstract

The main objective of community service (PKM) is to empower the community and assist them in solving their problems. A situation analysis of the Caraka Jaya Village farmer groups conducted by the PKM Team of the Civil Engineering Study Program at Lambung Mangkurat University concluded that they need to be assisted in doing something new. The farming community complained about the reduced fertility of their soil compared to before and the presence of new crop pests that were not there previously. They suspect continuously use of chemical fertilizers and pesticides causes this. In order to overcome the situation, other efforts are needed, such as using organic fertilizers and pesticides to reduce dependence on chemical fertilizers. To introduce and encourage them to use organic materials and fertilizers, the PKM Team collaborates with an expert partner of an organic fertilizer consultant to socialize and encourage them to start using organic fertilizers. The socialization was carried out in mid-June 2023 and was attended by more than 20 farmer group members. The socialization went well, and the participants looked enthusiastic, marked by questions about how to apply it and the benefits and weaknesses. At the end of the socialization, it was discovered that some farmers were willing to use the fertilizers and pesticides brought by the PKM Team to their vegetable gardens. At the end of the application, it is hoped that there will be an improvement in vegetable yields and a change in the direction of soil and plant fertility on an ongoing basis, even though it is slow.Keywords: organic fertilizer, empowering, vegetable land, farming groups