Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Budaya Lokal di Kampung Adat Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Zefanya Ginulur Rahmatullah; Saraswati
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.799 KB) | DOI: 10.29313/jrpwk.v1i2.372

Abstract

Abstract. Kampung Naga is a village based on local wisdom. The people of Kampung Naga are a very strong community in holding the tradition of their ancestors, in this case the Sundanese. Kampung Naga is also known as a village that is resistant to natural disasters. However, how does Kampung Naga do disaster mitigation with the limitations of existing technology and what forms of local wisdom can mitigate disasters? This study examines how disaster mitigation in Kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya is based on local wisdom so that it is not affected by disasters but still maintains existing cultural values. The method of analysis in this study uses a descriptive research method with a qualitative approach, which is a technique that describes and interprets the meaning of the data that has been collected by paying attention and recording as many aspects of the situation as possible under study at that time, so as to obtain a general and comprehensive picture of the situation. actually. Data collection methods in this study using qualitative methods. Meanwhile, for data collection, interviews and questionnaires were conducted with the residents of Kampung Naga. The prospect of traditional institutionalized disaster mitigation lies in the tradition that are carried out firmly and the role of the Kuncen as a key figure in the process of inheriting and preserving the values ​​of traditional wisdom. The focus of disaster mitigation which is institutionalized by tradition, refers to the life philosophy of the people of Kampung Naga, namely Tri Tangtu di Bumi, namely regional planning (spatial management); tata wayah (time management) and tata lampah (behavior). The pattern of traditional wisdom that is able to mitigate disasters based on the Tri Tangtu di Bumi philosophy is implemented through mandates, wills and taboos. The forms of traditional wisdom capable of mitigating disasters consist of: the mandate to live simply, peacefully and together; wills in building houses, farming and about forests; and the taboo of actions and taboos of things. By continuing to preserve traditional customs and wisdom that is able to mitigate disasters through the process of learning the values ​​of living in harmony with nature, from an early age in the family environment through the example of parents, habituation, and invitations, we can maintain the potential of Kampung Naga which is currently known as a village that is withstand natural disasters. Abstrak. Kampung Naga merupakan kampung yang berbasiskan kearifan lokal. Masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Kampung Naga juga dikenal sebagai kampung yang tahan terhadap bencana alam. Namun bagaimanakah Kampung Naga melakukan mitigasi bencana dengan keterbatasan teknologi yang ada dan apa saja bentuk kearifan lokal yang bisa memitigasi bencana. Penelitian ini mengkaji bagaimana mitigasi bencana di Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan berbasis kearifal lokal agar bisa menjadikannya tidak terdampak oleh bencana namun tetap menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada. Metode Analisis pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan wawancara dan kuesioner terhadap warga Kampung Naga. Prospek mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi terletak pada adat istadat yang dijalankan dengan teguh dan peran kuncen sebagai tokoh kunci dalam proses pewarisan dan pelestarian nilai-nilai kearifan tradisional. Fokus mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi, mengacu pada filosofi hidup masyarakat Kampung Naga yaitu Tri Tangtu di Bumi, yaitu tata wilayah (pengelolaan ruang); tata wayah (pengelolaan waktu) dan tata lampah (perilaku). Pola kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana berpedoman pada filosofi Tri Tangtu di Bumi diimplementasikan melalui amanat, wasiat dan tabu. Bentuk dari kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana terdiri atas: amanat untuk hidup sederhana, damai dan kebersamaan; wasiat dalam membangun rumah, bertani dan tentang hutan; serta Tabu perbuatan dan tabu benda. Dengan terus melestarikan adat istiadat dan kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana melalui proses belajar nilai-nilai hidup selaras dengan alam, dari sejak dini dalam lingkungan keluarga melalui keteladanan orang tua, pembiasaan, dan ajakan bisa mempertahankan potensi Kampung Naga yang saat ini dikenal dengan kampung yang tahan bencana alam.
Kajian Pelestarian Kota Lama Tangerang dalam Aspek Elemen Kota berdasarkan Persepsi dan Preferensi Pengguna Ruang Afianto Prasetyo Mulya; Saraswati
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.63 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v1i1.57

Abstract

Abstract. Kota Lama Tangerang is the name of chinatown area which is the forerunner of the development of Tangerang City. Buildings and everyday culture are still quite thick with Chinese culture that has mingled with local cultures, such as betawi and sunda. But the onslaught of development in Tangerang City is causing the loss of historical elements in this region. The area that contains a lot of historical and cultural value, makes the Tangerang City Government establish the Revitalization of Tangerang Old City and make Tangerang Old City as a cultural tourism area. However, the program has not been realized optimally. The purpose of this study is to review the Conservation Efforts of Tangerang Old City in Aspects of City Elements. This study, using aspects of city elements based on Hamid Shirvani consisting of aspects of city elements discussed is building form and massing, open space, pedestrian ways, signage, and activity support. Aspects of the city element are lowered again into several variables, which then the assessment of people's perceptions and preferences will be done using a comparison of the conditions of each variable. In this study used two analytical tools, namely descriptive analysis and Importance Performance Analysis which consists of gap analysis and quadrant analysis. The study also uses guidance in the form of elements of the city as a basis for research. Based on the results of this study can be known the variables that fall into the main priority, maintain, low priority and excessive in quadrant analysis and provide conclusions and recommendations to variables in quadrant one as development priorities and variables in quadrant two as variables that must be maintained so as not to decrease in quality. Abstrak. Kota Lama Tangerang adalah sebutan kawasan pecinan yang merupakan cikal bakal berkembangnya Kota Tangerang. Bangunan-bangunan dan kebudayaan sehari-hari pun masih cukup kental dengan budaya Cina yang telah berbaur dengan budaya lokal, seperti betawi dan sunda. Namun gencarnya pembangunan di Kota Tangerang ini menimbulkan hilangnya unsur historis pada kawasan ini. Kawasan yang banyak mengandung nilai historis dan budaya ini, membuat Pemerintah Kota Tangerang menetapkan Revitalisasi Kota Lama Tangerang dan menjadikan Kota Lama Tangerang sebagai kawasan wisata budaya. Namun program tersebut belum terealisasi secara optimal. Tujuan studi ini adalah untuk mengkaji Upaya Pelestarian Kota Lama Tangerang dalam Aspek Elemen Kota. Kajian ini, menggunakan aspek elemen kota berdasarkan Hamid Shirvani yang terdiri dari aspek elemen kota yang dibahas adalah building form and massing, open space, pedestrian ways, signage, dan activity support. Aspek-aspek elemen kota tersebut diturunkan lagi kedalam beberapa variabel, yang kemudian penilaian persepsi dan preferensi masyarakat akan dilakukan dengan menggunakan perbandingan kondisi dari masing-masing variabel. Dalam penelitian ini menggunakan dua alat analisis yaitu analisis deskriptif dan Importance Performance Analysis yang terdiri dari analisis gap dan analisis kuadran. Penelitian ini juga menggunakan panduan berupa aspek elemen kota sebagai dasar penelitian. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat diketahui variabel-variabel yang masuk dalam prioritas utama, pertahankan, prioritas rendah dan berlebihan dalam analisis kuadran serta memberikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap variabel dalam kuadran satu sebagai prioritas pengembangan dan variabel dalam kuadran dua sebagai variabel yang harus dijaga agar tidak menurun kualitasnya.