Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengukuran Paparan Particulate Matter Satu (Pm1) dan CO2 serta Keluhan Kesehatan pada Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung Yenni Gustiani Tarigan; Siti Maimunah
Jurnal Kesehatan Global Vol 2, No 1 (2019): Edisi Januari
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatah Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.389 KB) | DOI: 10.33085/jkg.v2i1.3757

Abstract

Erupsi gunung dapat menyebabkan distribusi penyebaran abu yang sangat besar sehingga dapat mengakibatkan kemungkinan tingginya konsentrasi partikel debu di pemukiman penduduk yang dapat berdampak buruk pada kesehatan masyarakat seperti keluhan pernapasan.  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur konsentrasi paparan partikel debu PM1 dan gas CO2 dalam ruangan serta mengevaluasi keluhan kesehatan pada masyarakat akibat abu vulkanik pasca letusan Gunung Sinabung. Penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di desa Payung, Gurukinayan dan Perbesi pada bulan Maret ke Juli 2018. Pengukuran kadar partikel debu PM1 dan CO2 diukur dengan instrument AS-LUNG tipe 0019, Academia Sinica Taiwan. Keluhan kesehatan responden dievaluasi dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner. Kruskal Wallis digunakan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan kadar partikel debu diantara ketiga desa tersebut. Mann Whitney U test digunakan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan kadar partikel debu pada jarak (zona) desa. Analisis multivariat kovarian (MANCOVA) digunakan untuk mengevaluasi apakah terdapat pengaruh antara konsentrasi paparan particulate matter terhadap keluhan kesehatan pada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean konsentrasi paparan PM1 yang tertinggi berada pada desa Perbesi sebesar 103µg/m3 lalu Gurukinayan sebesar 46µg/m3. Untuk paparan gas CO2, konsentrasi tertinggi terdapat pada desa Perbesi sebesar 483ppm dan Payung sebesar 428ppm. Hal ini berarti bahwa konsentrasi PM1 dan CO2 berada diatas standar WHO indoor air quality. Uji bivariate menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara konsentrasi PM1 dan CO2 di ketiga desa (p-value = 0.00) dan terdapat perbedaan yang signifikan antara konsentrasi PM1 dan CO2 pada zona desa dari gunung Sinabung (p-value = 0.00). Uji MANCOVA menunjukkan bahwa paparan PM1 berpengaruh pada keluhan kesehatan mata (p=0.000), keluhan kesehatan pernapasan (p=0.002), dan keluhan kesehatan kulit (p=0.020). Dapat disimpulkan bahwa letusan gunung Sinabung dapat membawa efek kesehatan yang buruk jika penduduk terus terpapar debu abu vulkanik baik dalam jangka waktu yang singkat maupun lama. Maka dari itu, penduduk diharapkan selalu melakukan pencegahan dengan menggunakan masker saat keluar rumah, membersihkan debu-debu dalam rumah dan evakuasi ke tempat yang jauh saat gunung mengalami erupsi.
Penyuluhan Teman Sebaya (Peer Counseling) sebagai Edukator Peningkatan Produksi ASI Juneris Aritonang; Desideria Yosepha Ginting; Yenni Gustiani Tarigan
Jurnal Kabar Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Februari : JURNAL KABAR MASYARAKAT
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.981 KB) | DOI: 10.54066/jkb-itb.v1i1.85

Abstract

Bayi berusia 0-6 bulan haruslah diberikan hanya ASI saja, informasi terkait cakupan ASI eksklusif didapati sangat rendah. Beberapa data menyebutkan hal ini diakibatkan oleh banyaknya ibu menyusui mengeluhkan produksi ASI yang sedikit. Sehingga dibutuhkan kegiatan edukasi cara peningkatan produksi ASI selama menyusui. Penyuluhan ini dilakukan oleh teman sebaya (peer educator) dengan materi peningkatan produksi ASI selama menyusui. Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang cara meningkatkan produksi ASI. Kegiatan ini dilakukan di Klinik LMT Siregar. Metode yang digunakan adalah penyuluhan oleh teman sebaya dengan sasaran 25 ibu hamil. Sebelum dan sesudah kegiatan dilakukan pengukuran pengetahuan peningkatan produksi ASI oleh peserta. Materi penyuluhan yakni pengertian ASI ekslusif, teknik menyusui yang benar, penyebab rendahnya atau penurunan produksi ASI dan penanganannya, masalah yang dapat ditemukan pada saat menyusui dan penanganannya, dan nutrient yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan produksi ASI. Hasil kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan peserta dalam peningkatan produksi ASI. didapati sebelum dilakukan penyuluhan didapati 84% peserta berpengetahuan kurang baik tentang cara peningkatan produksi ASI dan hanya 16 % berpengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan didapati perubahan kategori pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan peserta mayoritas menjadi berpengetahuan baik (96 %) dan hanya 4% saya berpengetahuan kurang baik. Seluruh peserta antusias dalam mengikuti kegiatan ini terbukti pada saat sesi diskusi yang aktif.
PENGARUH EDUKASI MEDIA VIDIO ANIMASI TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP SIKAP IBU DI WILAYAH PUSKESMAS LIMBONG TAHUN 2023 Juneris Aritonang; Romarta Gurning; Netti Etalia Br Brahmana; Yenni Gustiani Tarigan
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jkmlh.v8i1.4360

Abstract

Bayi memerlukan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif dienam bulan pertama kehidupannya. Zat gizi banyak terkandung di ASI. Bayi yang telah diberikan makanan pendamping Asi (MP-ASI) memiliki resiko lebih besar mengalami kekurangan gizi, mudah terinfeksi oleh hal-hal yang lain, dan daya tahan tubuh yang rendah. Bayi yang diberikan ASI ekslusif mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, maka dari itu perlu adanya pemahaman bagi ibu untuk memberikan ASI Ekslusifnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang ASI eksklusif menggunakan video animasi terhadap sikap ibu di Wilayah Puskesmas Limbong Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan jenis quasi eskperimen with control two group design pre test-post test. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah ibu memiliki  bayi usia 0 – 6 bulan di wilaya kerja Puskesmas Limbong berjumlah 40 orang. Hasil penelitian setelah di lakukan intervensi diuji dengan paired t-test dan didapatkan nilai p=0,000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan terhadap perubahan sikap ibu  dalam pemberian ASI Eksklusif antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hal ini berarti Vidio Animasi tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Limbong terbukti efektif dan memberikan sikap positif ibu tentang ASI Eksklusif. Penelitian ini merekomendasikan bahwa vidio animasi dalam pembelajaran tentang ASI Eksklusif dapat di jadikan inovasi dalam meningkatkan sikap positif ibu dalam pemembrian ASI Eksklusif.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA SALAON TOBA KECAMATAN RONGGUR NIHUTA, SAMOSIR Yenni Gustiani Tarigan; Anita Ratna Sari Gulo; Ivan Elizabeth Purba
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 2 (2023): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i2.1391

Abstract

The use of latrines in various regions in Indonesia is still quite low, with 65.8% of the population using household latrines using their own latrines and 34.2% not owning latrines. This study aims to determine what factors are related to community participation in owning healthy latrines in Salaon Toba Village, Ronggur Nihuta District, Samosir Regency. This type of research is quantitative using analytical methods with a cross sectional research design. The population in this study were all heads of families or one in the family as well as being a sample of 65 heads of families. Primary data collection by distributing questionnaires. Data analysis was carried out in a bivariate manner to see the relationship between community participation in latrine ownership by using the Chi Square statistical test. The results of this study indicate that there is a significant relationship between knowledge (p-value= 0.000) and economic level (p-value=0.000) to owning a healthy latrine, while shame (p-value=0.759) and self-esteem (p-value=0.700) has no significant relationship to healthy latrine ownership. The conclusion is that good knowledge and family economy are related to the community building latrines, so it is suggested to the government to carry out counseling and create the community-led total sanitation (CLTS) programs so that people are free from open defecation.
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT INDONESIA UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) GLUGUR DARAT Denny Satria; Kesaktian Manurung; Yenni Gustiani Tarigan
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 2 No. 2 (2021): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional untuk pencegahan dan penanggulanagan penyakit hipertensi telah dilakukan di berbagai daerah. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi tentang tanaman obat keluarga untuk pertolongan pertama pada hipertensi. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode yang digunakan untuk pengabdian kepada masyarakat ini adalah menggunakan metode presentasi dan menunjukkan secara langsung samle tumbuhan yang berpotensi untuk mengobati dan mencegah penyakit hipertensi. Kesimpulan yang dapat diambil setelah kegiatan penyuluhan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta khususnya orang tua tentang penyakit hipertensi. Faktor-faktor penyebab hipertensi danc ara pengecahan atau penganggulangan penyakit hipertensi selain itu peserta mampu menetapkan pemeliharaan tanaman toga keluarga dan mengonsumsi tanaman obat dalam mengatasi penyakit-penyakit seperti hipertensi. Saran yang dapat diberikan agar masyarakt khususnya orang tua dengan usia diatas 40 tahun lebih cerdas dalam memafaatkan pekarangan rumah untuk menanam dan memberikan tumbuhan sekitar yag berpotensi sebagai obat