Muhammad Rum
Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Efektivitas antara Capillary Refill Time (CRT) dengan Kadar Laktat sebagai Alat Monitoring Keberhasilan Resusitasi pada Syok Hemoragik Muhammad Miftachul Huda Subekti; Faisal Muchtar; Syafri Kamsul Arif; Hisbullah; Syamsul Salam; Muhammad Rum
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 40 No 2 (2022): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.843 KB) | DOI: 10.55497/majanestcricar.v40i2.260

Abstract

Latar Belakang: Serum laktat telah digunakan sebagai parameter diagnostik dan penanda prognostik syok hemoragik. Capillary Refill Time (CRT) juga merupakan salah satu indikator untuk perfusi perifer yang baik dan memiliki beberapa keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas CRT dan kadar laktat sebagai alat monitoring keberhasilan resusitasi pada syok hemoragik. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Semua pasien yang mengalami syok hemoragik paskaoperasi dan dirawat di Intensive Care Unit (ICU) diikutsertakan dalam penelitian ini. CRT dan kadar laktat sebelum resusitasi dicatat (T0). Selama resusitasi, CRT dan kadar laktat dicatat pada interval waktu 2 jam (T1), 4 jam (T2), 6 jam (T3), dan 24 jam (T4) setelah resusitasi. Pasien dibagi menjadi kelompok yang resusitasi berhasil dan resusitasi belum berhasil untuk analisis lebih lanjut. Hasil: Kami menyajikan perubahan CRT dan kadar laktat dari awal hingga 24 jam resusitasi. Penurunan kadar laktat dan CRT yang ditunjukkan melalui grafik terjadi secara konsisten dan tidak berbeda antarkelompok. Ada korelasi positif yang kuat antara CRT dan kadar laktat 6 jam sejak resusitasi dimulai (R = 0,772, p = 0,001). Ditemukan juga korelasi positif yang kuat antara kadar laktat dan CRT pada awal resusitasi (R = 0,777, p = 0,001). Kesimpulan: CRT dan kadar laktat memiliki efektivitas yang sama sebagai alat monitoring keberhasilan resusitasi pada syok hemoragik.
Perbandingan Efektivitas antara Ivabradin 5 mg dengan Bisoprolol 5 mg dalam Menjaga Kestabilan Hemodinamik pada Tindakan Laringoskopi Intubasi Dany Surya Putra; Syafri Kamsul Arif; Syamsu Hilal Salam; Ramli Ahmad; Andi Salahuddin; Muhammad Rum
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 41 No 2 (2023): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v41i2.294

Abstract

Background: Laryngoscopy intubation can cause complications in the form of increased blood pressure and heart rate. This can be detrimental to patients with cardiovascular complications, increased intracranial pressure, and vascular anomalies. Various procedures are performed to stabilize hemodynamic fluctuations during laryngoscopy intubation, one of which is the administration of beta-blocking agents (Bisoprolol). In some studies, the administration of Bisoprolol can cause side effects such as hypotension and bradycardia. One drug considered to maintain hemodynamic stability in laryngoscopy intubation with minimal effects is the administration of Ivabradine, which works by regulating diastolic depolarization. Objective: To compare the effectiveness of Ivabradine 5 mg and Bisoprolol 5 mg in maintaining hemodynamic stability in laryngoscopy intubation. Methods: This double-blind randomized clinical trial was conducted at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar in July-August 2022 with ethical qualifications from the Ethics Committee for Biomedical Research in Humans from the Faculty of Medicine, Hasanuddin University. The sample was the entire population that met the inclusion and exclusion criteria. The data were processed using SPSS 25. The analysis used paired T-test, Mann-Whitney, and Wilcoxon with a 95% confidence level (p<0.005). Result: There was a significant decrease in the mean arterial pressure and decrease in heart rate after induction (T2-T0) in the Bisoprolol group (p<0.05). The mean arterial pressure at T1-T0, T3-T0, T3-T2 did not statistically significant. Conclusion: Ivabradine 5 mg was more effective than Bisoprolol 5 mg in maintaining the stability of mean arterial pressure and heart rate in laryngoscopy intubation.