Marlan
Fakultas Pertanian Universitas Simalungun

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JAHE KECAMATAN PEMATANG PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN Marlan; Wahyunita Sitinjak; Yufan Marpaung
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Agrilink Vol 3 No 2 Agustus 2021
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.162 KB) | DOI: 10.36985/jak.v3i2.299

Abstract

Penelitian tentang analisis pendapatan usahatani jahe di tingkat petani, dilakukan di Kecamatan Pematang Purba. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan usahatani jahe. Teknik pengambilan sampel yakni dilakukan secara “purposive”. Objek pengambilan sampel penelitian dilakukan terhadap anggota kelompok tani yang berjumlah 30 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif studi kasus/lapangan. Sedangkan untuk melihat analisis pendapatan usahatani jahe menggunakan rumus R/C ratio, dan profitabilitas yang menjadi acuan suatu pendapatan dan kelayakan usahatani yang dijalankan di kelompok tani. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Pematang Purba, dapat disimpulkan bahwa usahatani jahe tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan dengan pendapatan sebesar Rp 20.805.620, produk sebesar 909,00 kg, harga sebesar Rp Rp 40.000.000/kg, R/C ratio 2, dan profitabilitas usahatani jahe dalam penelitian ini sebesar 2%. Upaya meningkatkan pendapatan usahatani sebaiknya petani jahe menerapkan teknologi terbaru dan menambah luasan tanam untuk meningkatkan produksi jahe. Research on the analysis of ginger farming income at the farmer level, was conducted in Pematang Purba District. The purpose of this study was to analyze the income of ginger farming. The sampling technique is done by "purposive". The object of the research sampling was carried out on members of the farmer group, which amounted to 30 people. The method used in this research is a descriptive case/field study method. Meanwhile, to see the analysis of ginger farming income using the formula R/C ratio, BEP and profitability which is the reference for income and the feasibility of farming carried out in farmer groups. Based on the results of research that has been carried out in Pematang Purba District, it can be concluded that ginger farming is profitable and feasible to be cultivated with an income of Rp. 20,805,620, BEP for products of 909.00 kg, BEP for prices of Rp. 40,000,000./kg, R/C ratio 2, and the profitability of ginger farming in this study was 2%. Efforts to increase farm income, ginger farmers should apply the latest technology and increase the planting area to increase ginger production.
USAHA PEMBUATAN EMPING MELINJO DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA ( Studi Kasus : Nagori Padang Mainu, Kecamatan Dolok Batu Nanggar,Kabupaten Simalungun) Romauli Simanjutak; Marlan; Vivin Ade Fadilla
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Agrilink Vol 4 No 1 Februari 2022
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.66 KB) | DOI: 10.36985/jak.v4i1.370

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 sampai dengan Desember 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan emping melinjo, besar pendapatan yang diperoleh dari usaha pembuatan emping melinjo, besarnya kontribusi pendapatan dari usaha emping melinjo terhadap pendapatan keluarga pengrajin emping melinjo di Nagori Padang Mainu, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun. Adapun metode yang digunakan dalam penarikan sampel dilakukan secara jenuh/sensus. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian di Nagori Padang Mainu, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun diambil kesimpulan bahwa usaha pembuatan emping melinjo di daerah penelitian masih tergolong konvensional, Rata-rata pendapatan usaha emping melinjo di Nagori Padang Mainu sebesar Rp. 1.231.075/Bulan dan rata-rata pendapatan diluar usaha emping melinjo di Nagori Padang Mainu sebesar Rp. 1.015.583/Bulan. Sehingga rata-rata total pendapatan keluarga pelaku usaha emping melinjo di Nagori Padang Mainu sebesar Rp. 2.246.658/Bulan. Dan kontribusi pendapatan usaha emping melinjo terhadap pendapatan keluarga adalah sebesar 54,8% sedangkan kontribusi pendapatan diluar usaha emping melinjo adalah sebesar 45,2%. Berarti pendapatan usaha emping melinjo memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian. This study was conducted in November 2021 to December 2021. The purpose of this study was to determine how the process of making emping melinjo, the amount of income obtained from the business of making emping melinjo, the amount of income from the business of emping melinjo to the family income of emping melinjo craftsmen in Nagori Padang Mainu, District Dolok Batu Nanggar, Simalungun Regency. The method used in sampling is done in a saturated / census. The data analysis method used in this study is descriptive analysis. Based on the results of research in Nagori Padang Mainu, Dolok Batu Nanggar District, Simalungun district, it was concluded that the business of making melinjo chips in the research area is still classified as conventional, the average operating income of melinjo chips in Nagori Padang Mainu amounted to Rp. 1,231,075 / month and the average income outside the emping melinjo business in Nagori Padang Mainu amounted to Rp. 1,015,583 / month. So that the average total family income of emping melinjo business actors in Nagori Padang Mainu amounted to Rp. 2,246,658 / month. And the contribution of emping melinjo's business income to family income is 54.8% while the contribution of income outside emping melinjo's business is 45.2%. This means that the business income of emping melinjo contributed significantly to the family income in the research area.
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN SERTA KELAYAKAN USAHA TANI CABAI RAWIT TUMPANG SARI DENGAN TANAMAN KOPI: (Studi Kasus di Desa Sihemun Baru, Sibuntuon dan Silabah Jaya, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun) Hotman Tuah; Marlan; Sahat Maruliatua Tamba
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Agrilink Vol 4 No 2 Agustus 2022
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.934 KB) | DOI: 10.36985/jak.v4i2.417

Abstract

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) Penelitian dilaksanakan pada bulan agustus-september tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah non probability sampling dengan perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan jumlah responden sebanyak 30 petani sampel dengan sistem tumpang sari kopi. Analisis data secara dilakukan dengan menghitung biaya produksi, penerimaan, pendapatan serta analisis R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani cabai rawit di daerah penelitian dapat disimpulkan menguntungkan dengan selisih yang cukup besar jika penerimaan dikurangi total biaya usahatani yaitu Rp.42.096.867,- atau setara dengan 44,44 persen dari total penerimaan. Nilai R/C ratio petani cabai rawit di daerah penelitian sebesar 1,80 yang berarti setiap Rp.1,- biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,80,- sehingga dapat dikatakan usahatani ini layak untuk diusahakan. The research location was determined purposively. The research was carried out in August-September 2021. The research method used was non-probability sampling with sample calculations using the Slovin formula with a total of 30 sample farmers with a coffee intercropping system. Data analysis was carried out by calculating production costs, revenues, revenues and R/C ratio analysis. The results show that the income of cayenne pepper farmers in the research area can be concluded to be profitable with a large enough difference if the income is reduced by the total cost of farming, which is Rp. 42,096,867, - or equivalent to 44.44 percent of the total revenue. The value of the R/C ratio of cayenne pepper farmers in the research area is 1.80, which means that for every Rp. 1, - farming costs incurred by farmers can generate income of Rp. 1.80, - so it can be said that this farming is feasible to cultivate.
PERANAN WANITA DALAM BUDIDAYA TANAMAN HIAS DI PEKARANGAN DAN MANFAATNYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KOTA PEMATANGSIANTAR Martua Siadari; Marlan; Robert Alfredo Sinaga
Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Agrilink Vol 5 No 1 Februari 2023
Publisher : Program Studi Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/jak.v5i1.538

Abstract

Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui peranan dan kendala yang dialami wanita dalam budidaya tanaman hias di pekarangan rumah. (2) mengetahui tujuan dan manfaat dari budidaya tanaman hias di pekarangan rumah (3) mengetahui frekuensi dan curahan waktu wanita dan lamanya dalam budidaya tanaman hias di pekarangan (4) mengetahui hubungan pendapatan dari pekarangan dalam pendapatan keluarga.Penelitian ini dilaksanakan pada mei s/d juni 2021 dimana daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), yaitu di Kota Pematangsiantar dan mengambil populasi sebanyak 60 dan menjadikan sampel sebanyak 30 responden, dari hasil penelitian dapat disimpulkan, (1). Peranan wanita pada pengolahan tanah berdasarkan tipe rumah 21 memiliki rata-rata peranan tertinggi dengan nilai 3,83 dengan pendapatan rata-rata pendapatan Rp876.540, sedangkan peranan wanita pada pengolahan tanah di tipe rumah 54 yang paling rendah dengan jumlah 2,00 dan rata-rata pendapatannya Rp1.047.324.. Sedangkan kendala dalam mengelola budidaya tanaman hias dapat dijelaskan bahwa kendala wanita dalam mengelola tanaman hias terbanyak yaitu modal sebanyak 16 responden dan memiliki frekuensi 53,33 sedangkan kendala paling sedikit yaitu jumlah permintaan dan harga tanaman bersifat fluktuatif sebanyak 4 responden dan memiliki frekuemsi 13,33. (2). Budidaya tanaman hias di pekarangan untuk kebutuhan fisiologis memiliki 8 responden dan kebutuhan yang paling banyak yaitu kebutuhan fisiologis sebanyak 8 responden dengan persentase 26,67%. (3). Curahan waktu wanita dalam budidaya tanaman hias dalam 1 minggu dengan rata-rata 38,43, sedangkan rata-rata curahan waktu wanita dalam kegiatan rumah dan pekerjaan lainnya dalam 1 minggu dengan rata-rata 39,32. Sehingga dapat disimpulkan curahan waktu wanita dalam kegiatan rumah dan pekerjaan lainnya lebih banyak daripada curahan waktu wanita pada budidaya tanaman hias. (4). Hasil pengujian terhadap 30 sampel menunjukkan korelasi Rank Spearman antara antara tingkat pendapatan tanaman hias dengan pendapatan keluarga adalah berhubungan nyata. Bentuk hubungannya positif, dengan tingkat keeratan hubungan yang tergolong kategori korelasi sedang yang dapat dilihat dari nilai correlation coefficient sebesar 0,590. This study aims to (1) determine the role and constraints experienced by women in cultivating ornamental plants in the yard of the house. (2) to determine the purpose and benefits of ornamental plant cultivation in the yard of the house (3) to determine the frequency and time spent by women and the length of time in ornamental plant cultivation in the yard (4) to determine the relationship between income from the yard and family income. May to June 2021 where the research area is determined purposively, namely in Pematangsiantar City and takes a population of 60 and makes a sample of 30 respondents, from the results of the study it can be concluded, (1). The role of women in land cultivation based on house type 21 has the highest average role with a value of 3.83 with an average income of IDR 876,540, while the role of women in land cultivation in house type 54 is the lowest with a total of 2.00 and an average The average income is Rp.1,047,324. Meanwhile, the constraints in managing ornamental plant cultivation can be explained that the most women's obstacle in managing ornamental plants is capital as many as 16 respondents and has a frequency of 53.33 while the least constraint is the number of requests and fluctuating plant prices as much as 4 respondents and has a frequency of 13.33. (2). The cultivation of ornamental plants in the yard for physiological needs has 8 respondents and the most physiological needs are 8 respondents with a percentage of 26.67%. (3). Women's time spent in cultivating ornamental plants in 1 week with an average of 38.43, while the average time spent by women in home and other work activities in 1 week with an average of 39.32. So it can be concluded that women spend more time in home and other work activities than women spend on ornamental plant cultivation. (4). The test results on 30 samples showed that the Spearman Rank correlation between the income level of ornamental plants and family income was significantly related. The form of the relationship is positive, with the level of closeness of the relationship belonging to the moderate correlation category which can be seen from the correlation coefficient value of 0.590. Peranan Wanita, Pendapatan, Tanaman Hias, Pekarangan