Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN KESULITAN BELAJAR MENULIS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 2 CIHALIMUN KEC. KERTASARI KAB. BANDUNG Taufik, Indra Nugrahayu
Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2014): Deiksis Vol.1 No. 1 Januari 2014
Publisher : Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Menulis pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 2 Cihalimun Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung”. Penelitian ini mengambil permasalahan mengenai kesulitan belajar menulis pada siswa kelas III di sekolah dasar.Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia. Kesulitan belajar menulis yang berat disebut juga agrafia. Disgrafia menunjuk pada adanya ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika. Disgrafia serng dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau disleksia karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling terkait. Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah umum yang muncul dan perlu ditindaklanjuti adalah dengan mengimplementasikan model pembelajaran menulis sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seperti apakah kesulitan menulis yang dialami siswa dan faktor-faktor apakah yang menyebabkan siswa sulit menulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis dengan menggunakan berbagai model menulis. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis siswa SD kelas III dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa sulit menulis. Kata Kunci: analisis, kesulitan, belajar, menulis, disgrafia, agrafia
KEMAMPUAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG Indra Nugrahayu Taufik
COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education) Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kemampuan menulis pantun pada siswa sekolah dasar yang ada di Kabupaten Bandung. Tampak jelas pada kompetensi dasar menulis pantun di Kelas 5 Sekolah Dasar dituntut fungsi-fungsi edukatif, ideologis, dan kultural agar melekat secara praktis pada pembelajaran menulis pantun. Sifat tematik integratif dalam pembelajaran tidak hanya pada konektivitas antara pembelajaran pantun (sastra) dengan mata pelajaran lain yang biasa terdeskripsikan secara variatif, baik secara jejaring, konektif, dan hubungan  lainnya. Tematik integratif bahkan berdampak pada tataran relasional antara bahasa dan sastra. Hal ini tergambar dengan adanya tuntutan pada kompetensi dasar agar siswa menulis pantun dengan memilih dan memilah kosakata baku. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Aspek peniliaian dalam kemampuan peserta didik pada tingkat sekolah dasar yang ada di wilayah di Kabupaten Bandung dalam menulis pantun terdiri atas aspek bahasa dan aspek sastra. kemampuan peserta didik dalam menulis pantun termasuk kategori cukup dengan jumlah persentase 44,44% atau 142 orang dari 317 responden.  Apabila dirata-ratakan secara keseluruhan, maka nilainya adalah 68,23.
Critical Discourse Analysis of Pantun in Elementary School Textbook Indra Nugrahayu Taufik; Dewi Siti Solihah
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 11, No 2 (2022): Jentera: Jurnal Kajian Sastra
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jentera.v11i2.5666

Abstract

The purpose of this study is to explain the use of pantun in textbooks in elementary schools, especially the description of the use of types of rhymes, errors in the number of syllables, distribution of pantun types based on age/user, distribution of pantun types based on content, distribution of thematic pantun, pantun distribution based on integrativeness, distribution pantun based on cross-curriculum integration. This research is classified as Critical Discourse Analysis which is part of qualitative research so it uses actual, objective, and systematic explanations. The research was conducted by analyzing and interpreting the pantun contained in the text of elementary school textbooks, both those used by teachers and books used by students. Critical discourse analysis is seen from the perspective of the author. This research provides a more concrete picture of the involvement of textbooks in the preservation of pantun as an Indonesian cultural heritage. In this study, positive results were shown, the existence of pantun in textbooks had created expressive spaces for students. AbstrakTujuan penelitian ini untuk menjelaskan penggunaan pantun dalam buku pelajaran di sekolah dasar khususnya uraian penggunaan jenis rima, penggunaan jumlah suku kata, pembagian jenis pantun berdasarkan usia/pengguna, pembagian jenis pantun berdasarkan isi, pembagian pantun tematik, pembagian pantun berdasarkan keterpaduan, pembagian pantun berdasarkan integrasi lintas kurikulum. Penelitian ini tergolong dalam penelitian Analisis Wacana Kritis yang merupakan bagian dari penelitian kualitatif sehingga menggunakan penjelasan yang aktual, objektif, dan sistematis. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dan menginterpretasikan pantun yang terdapat dalam teks buku pelajaran sekolah dasar, baik yang digunakan oleh guru maupun buku yang digunakan oleh siswa. Analisis wacana kritis dilihat dari sudut pandang pengarang. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih konkret tentang keterlibatan buku ajar dalam pelestarian pantun sebagai warisan budaya Indonesia. Dalam penelitian ini ditunjukkan hasil yang positif, keberadaan pantun dalam buku pelajaran telah menciptakan ruang ekspresif bagi siswa.
DISFEMISME PADA PEMBERITAAN KORUPSI DI MEDIA MASSA DARING Reka Yuda Mahardika; Indra Nugrahayu Taufik
Jurnal Semantik Vol 12, No 1 (2023): Volume 12 Number 1, February 2023
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/semantik.v12i1.p75-88

Abstract

This research is motivated by the increasing corruption in Indonesia. Meanwhile, the punishment applied is still not effective, so additional social punishment is needed in the mass media. The purpose of this study is to examine the various meanings and constructors that give rise to dysphemism in the online mass media Okezone.com. This study uses a descriptive semantic approach to 30 reports related to corruption. Based on the results of the analysis found 21 words and 51 phrases that can be categorized as dysphemism. This dysphemism can be seen in the limitation of views, marginalization, classification, cynicism, and sarcasm used to create a bad image for corruption and corruptors. Meanwhile, from a semantic perspective, at least four categorizations of meaning are found, namely denotative which is used for the purpose of describing corruption with its true meaning. The connotative meaning is used to include negative sense values. The meaning of the metaphor is used to compare corruption and corruptors with negative things. The meaning of euphemism is associated with corruption which has a negative image.
Analisis Bentuk Pemakaian Prinsip Kesantunan pada Tuturan Direktif dalam Interaksi Mahasiswa Indra Nugrahayu Taufik; Diyas Puspandari; Reka Yuda Mahardika
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 12, No 1 (2023): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v12i1.6139

Abstract

This study discussed directive speech (direct speech) in student conversations in the form of suggestions, requests, and orders. Direct speech is classified as productive in daily activities, so it is possible to find the use of maxims that are violated by students. This study also describes the form of politeness usage and the use of politeness principle maxims in students' direct speech. To describe and explain this, a qualitative descriptive research method was used, so that the forms and violations of maxims in the speech practices of the students were clearly explained. The results of the study show that the interaction between students in using directive utterances shows the use of the principle of the maxim of discretion; generosity/generosity; award; simplicity/humility; agreement; and sympathy. All the principles of politeness arise because of a combination of educational patterns in the family, community, and campus environment. AbstrakDalam penelitian ini dibahas terkait tuturan direktif (tuturan langsung) pada percakapan mahasiswa berupa saran, permintaan, dan perintah. Tuturan langsung tergolong produktif dalam aktivitas sehari-hari, sehingga memungkinkan ditemukan penggunaan maksim yang dilanggar oleh mahasiswa. Dalam penelitian ini juga dideskripsikan bentuk pemakaian kesantunan serta penggunaan maksim prinsip kesantunan pada tuturan langsung para mahasiswa. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hal tersebut digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, sehingga dipaparkan dengan jelas bentuk dan pelanggaran maksim dalam praktik tuturan para mahasiswa. Hasil penelitian memperlihatkan interaksi antar-mahasiswa dalam  menggunakan tuturan direktif menunjukkan pemakaian prinsip maksim kebijaksanaan; kedermawanan/kemurahan hati; penghargaan; kesederhanaan/kerendahan hati; permufakatan; dan kesimpatian. Semua prinsip kesantunan muncul karena gabungan pola pendidikan di keluarga, masyarakat, dan lingkungan kampus. 
Implementasi Program Kuliah Kerja Nyata Tematik Kebangsaan di Dusun Hanjuang Beureum Indra Nugrahayu Taufik
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7416

Abstract

Universitas Bale Bandung menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Tematik untuk mensinergikan ilmu dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat melalui konsep pemberdayaan, serta membimbing mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya dalam kehidupan bermasyarakat. KKN Tematik yang dipilih adalah KKN Tematik Nasional untuk menumbuhkan jiwa empati dan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan KKN Tematik Nasional di Dusun Hanjuang Beureum Desa Alamendah Kecamatan Rancabali Kab. Bandung merupakan rangkaian program kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan kerja sama tim dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program sehingga program utama dan pendukungnya antara lain Program Gerakan Desa Mengajar, Program Hari Kemerdekaan, Workshop, dan Program Bakti Sosial. Mahasiswa melaksanakan program dengan baik di bidang pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, dan pelestarian budaya. Hal ini memberikan pemahaman kepada siswa bahwa kegiatan nasional bukan sekedar kegiatan politik, namun menyadarkan siswa bahwa membangun desa berarti membangun bangsa. Jika suatu desa mempunyai ketahanan dalam bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, Keamanan, Agama, dan Iptek, maka dengan sendirinya akan memperkuat ketahanan bangsa.