Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2019 - 2024
0
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia BERITA BIOLOGI Mesin
R Widodo
Unknown Affiliation
Agriculture, Biological Sciences & Forestry Biochemistry, Genetics & Molecular Biology Earth & Planetary Sciences Mechanical Engineering

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

 1 
KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH WAKTU PENAHANAN CAIR TERHADAP PEMBENTUKAN GRAFIT BULAT PADA PROSES PENGECORAN BESI COR NODULAR 700 Suratman, R; Widodo, R
Mesin Vol 15, No 3 (2000)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.016 KB)

Abstract

Nodular graphite on iron casting can be formed because of the present of Mg element from 0.02% - 0.05%, which is alloyed with iron base material to form FeSiMg through inoculation effect. At the pouring stage, especially in continuous production, Mg in the melting fluid and its inoculation effect decrease so that the formed graphite will not round as expected and certainly weaken its mechanical properties.This writing discuss the maximum holding time for the melting fluid in a ladle to assure acceptable mechanical properties, through experimental analysis of roundness of nodular graphite and tensile strength of the material by casting it in every 2 minutes right after adding the Mg element.By referring to the decreasing Mg, iron fluid can be held up to 100 minutes, provided that the iron fluid contain maximum 0.01% Sulfur and maintained to the lowest holding temperature without ignoring pouring temperature standard for iron, maximum temperature in the ladle set 1400 “C. However, the tensile strength will be decreased to the acceptable value only up to 24 minutes, as a result of refraction of graphite that is affected by decreasing inoculation effect.
KONVERSI PROYEKSI PETA TEMATIK KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN KE DALAM FORMAT DERAJAT DESIMAL Roemantyo, Roemantyo; Hartoko, B; Prawiroatmodjo, S; Maryanto, I; Widodo, R; Mulyono, B; Yamada, Y
BERITA BIOLOGI Vol 5, No 6 (2001)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.585 KB) | DOI: 10.14203/beritabiologi.v5i6.1089

Abstract

-
Komunitas Keong Strombus Canarium Linne.1758 dan Asosiasinya dengan Moluska Lain di Perairan Pulau Bintan , Riau R M Marwoto; H Andiarto; R Widodo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 2 (1993): Desember 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3902.154 KB)

Abstract

Studi tentang komunitas keong gonggong (Strom bus canarium ) dan asosiasinya  dengan jenis moluska lain telah dilakukan di pulau Bintan. Riau. Hasil studi menunjukkan bahwa lokasi pengamatan di Terkulai, Pengujan, Busung, Los dan Dompak merupakan habitat yang cocok untuk j enis keong ini. Kepadatan keong gonggong di Terkulai, Busung dan Dompak berkisar antara 0,64 - 0,80 individu/m2, sedangkan di Pengujan dan Los hanya 0,60 individu/m2 Lebih lanjut studi ini mengemukakan dominasi spesifik, keanekaragaman dan asosiasi yang terjadi antara keong gonggong dan beberapa jenis moluska lain.Kata-kata: keong gonggong, komunitas, keanekaragaman, asosiasi, pulau Bintan
Struktur dan Distribusi Spasial Teripang(Holothuroidea) Serta Interaksinya dengan Karakteristik Habitat di Rataan Terumbu Pantai Blebu, Lampung Selatan Kurdi Gunawan; Dietriech G Bengen; Dedi Soedharma; R Widodo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 2 No. 2 (1994): Desember 1994
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Penelitian ini Bertujuan untuk Mengkaji struktur komunitas dan distribusi spasial teripang (Holothuroidea) serta interaksinya dengan karakteristik habitat Perairan di rataan terumbu pantai Blebu, Lampung Selatan. Pengambilan contoh teripang di lakukan dengan menggunakan teknik pengambilan contoh sistematis pada titik plot yang telah di tentukan. kestabilan struktur komunitas teripang dikaji dengan menggunakan indeks keanekaragaman hill. Variasi Karakteristik habitat perairan dikaji dengan menggunakan analisis komponen utama, sedangkan evaluasi kuantitatif terhadap distribusi spasial teripang dan interaksinya dengan karakteristik habitat perairan di lakukan dengan menggunakan analisis faktorial koresponden. dari hasil pengamatan di peroleh 7 spesies teripang, yang termasuk ke dalem 2 ordo (Aspidochirotida dan Apoda) dan 3 famili (Holothuridae , Stichopididae dan synaptiade)  . analisis terhadap kestabilan struktur komunitas teripang memperlihatkan ketidakstabilan pada stasiun 2 , sedangkan stasiun 4 memiliki struktur komunitas yang paling stabil. analisis komponen utama terhadap karakteristik habitat perairan memperlihatkan adanya variasi spasial yang nyata dari arus, kekeruhan suhu, sedangkan salinitas tidak memperlihatkan adanya variasi. adanya variasi karakteristik habitat perairan berkontribusi terhdap distribusi spesies teripang. hasil analisis faktorial koresponden memperlihatkan pengelompokan  stasiun berdasarkan struktur komunitas teripang , analisis ini juga memperlihatkan pengelompokan beberapa spesies teripang yang memiliki preferensi yang sama terhadap karakteristik habitat perairan.kata-kata kunci:teripang, struktur komunitas ,karakteristik habitat perairan,analisis komponen utama, analisis faktorial koresponden
KONVERSI PROYEKSI PETA TEMATIK KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN KE DALAM FORMAT DERAJAT DESIMAL Roemantyo Roemantyo; B Hartoko; S Prawiroatmodjo; I Maryanto; R Widodo; B Mulyono; Y Yamada
BERITA BIOLOGI Vol 5, No 6 (2001)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v5i6.1089

Abstract

-
KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH WAKTU PENAHANAN CAIR TERHADAP PEMBENTUKAN GRAFIT BULAT PADA PROSES PENGECORAN BESI COR NODULAR 700 R Suratman; R Widodo
Mesin Vol. 15 No. 3 (2000)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nodular graphite on iron casting can be formed because of the present of Mg element from 0.02% - 0.05%, which is alloyed with iron base material to form FeSiMg through inoculation effect. At the pouring stage, especially in continuous production, Mg in the melting fluid and its inoculation effect decrease so that the formed graphite will not round as expected and certainly weaken its mechanical properties.This writing discuss the maximum holding time for the melting fluid in a ladle to assure acceptable mechanical properties, through experimental analysis of roundness of nodular graphite and tensile strength of the material by casting it in every 2 minutes right after adding the Mg element.By referring to the decreasing Mg, iron fluid can be held up to 100 minutes, provided that the iron fluid contain maximum 0.01% Sulfur and maintained to the lowest holding temperature without ignoring pouring temperature standard for iron, maximum temperature in the ladle set 1400 "C. However, the tensile strength will be decreased to the acceptable value only up to 24 minutes, as a result of refraction of graphite that is affected by decreasing inoculation effect.
Co-Authors B Hartoko B Mulyono Dedi Soedharma Dietriech Geoffrey Bengen H Andiarto Hartoko, B I Maryanto Kurdi Gunawan Maryanto, I Mulyono, B Prawiroatmodjo, S R M Marwoto R Suratman Roemantyo Roemantyo Roemantyo Roemantyo S Prawiroatmodjo Suratman, R Y Yamada Yamada, Y