Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SEJARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI BERDASARKAN FASIES GUNUNGAPI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BEDOG, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Muh. Aris Marfai; Ahmad Cahyadi; Danang Sri Hadmoko; Andung Bayu Sekaranom
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1411.817 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.59

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan fasies Gunungapi Merapi yang terletak di DAS Bedog Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bahaya gunungapi yang diakibatkan oleh erupsi Gunungapi Merapi berdasarkan pada fasies gunungapinya. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistematic random sampling. Fasies gunungapi ditentukan berdasarkan ciri-ciri litologi dan klasifikasi fasies gunungapi, sedangkan bahaya gunungapi ditentukan berdasarkan identifikasi bahaya-bahaya gunungapi yang dapat menghasilkan batuan-batuan yang menjadi ciri-ciri dari masing-masing fasies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasies gunungapi di DAS Bedog dari fasies medial dan fasies distal dari Gunungapi Merapi. Hal ini mengindikasikan bahwa pada masa lampau telah terjadi jatuhan awan panas, hujan abu, dan aliran lahar pada fasies medial serta hujan abu pada fasies distal. Kondisi saat ini di mana letak DAS Bedog berada di bawah DAS Krasak dan DAS Boyong (tidak berhulu di puncak Gunungapi Merapi) serta morfologi dan letak DAS Bedog yang berada di belakang Bukit Turgo menyebabkan aliran lahar sulit terjadi.
Pemodelan aliran lahar Gunung Api Merapi untuk perhitungan risiko kerugian pada penggunaan lahan terdampak di bantaran Sungai Boyong, Pakem, Sleman, D.I. Yogyakarta Verry Octa Kurniawan; Estuning yas Wulan Mei; Danang Sri Hadmoko
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 2 (2019): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5521.029 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i2.64

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemodelan aliran lahar Gunung Merapi di Sungai Boyong. Selain itu penelitian ini juga mengidentifikasi penggunaan lahan yang terdampak dari model tersebut, serta menganalisis risiko kerugiannya menjadi fokus penelitian ini. Pemodelan aliran lahar dibuat menggunakan aplikasi LAHARZ dengan menggunakan data DEMNAS 2018 dan 3 skenario volume lahar bedasarkan kejadian erupsi Gunung Merapi tahun 1994. Identifikasi penggunaan lahan terdampak dilakukan menggunakan interpretasi citra sentinel 2B 2018 dengan metode Maximum Likelihood Area (MLA) yang dilanjutkan verifikasi dengan metode purposive sampling di lapangan. Analisis resiko kerugian dilakukan dengan menentukan penggunaan lahan yang memiliki nilai ekonomi, yang selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan tingkat kerusakannya berdasarkan tingkat bahaya aliran lahar. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh dari volume lahar dan kelerengan Gunung Merapi terhadap penggunaan lahan di sekitarnya. Proses generalisasi pada data DEM tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap model aliran lahar. Morfologi sungai sangat berpengaruh dalam output pemodelan. Citra Sentinel-2B sesuai untuk identifikasi penggunaan lahan eksisting dengan skala yang digunakan adalah 1:10.000. Penggunaan lahan terdampak terklasifikasikan menjadi 6 dan 3 diantaranya memiliki nilai ekonomi yaitu permukiman, bangunan, dan sawah. Terdapat 16 Dusun yang terdampak bahaya aliran lahar dengan penggunaan lahan permukiman yang paling besar total kerugiannya, sedangkan penggunaan lahan sawah paling luas area terdampaknya.Keywords: Lahar, Merapi, Penggunaan Lahan, Risiko Abstract. This study aims to conduct lahar of Mount Merapi on the Boyong River modeling. In addition, this study also to identificate the affected land use of the model, and analyze the risk of loss which are the focus of this study. Lahar modeling was made by using the LAHARZ application from DEMNAS 2018 data and 3 lahar volume scenarios based on the eruption of Mount Merapi in 1994. Identification of affected land use was carried out by using Sentinel-2B 2018 image interpretation with Maximum Likelihood Area (MLA) method, continued by verification using purposive sampling method in the field. Loss risk analysis was done by determining land use that has an economic value, which followed by classifying the level of damage based on the hazard level of lahar. The results of this study showed the effect of volcanic lahar volume and slope of Mount Merapi on surrounding land use. The generalization process in the DEM data did not have a significant difference to the lahar model. River morphology is very influential in this modeling output. Citra Sentinel-2B is suitable for identifying existing land use with the scale used is 1:10.000. The use of affected land was classified into 6 and 3 of which have economic values, namely settlements, buildings, and rice fields. There are 16 hamlets that are affected by the danger of lahar with residential land use which has the greatest total loss, while the use of wetland areas is the most extensive area of this danger.Keywords: Lahar, Landuse, Merapi, RiskDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i2.64
Akuisisi Data Prediksi Curah Hujan Secara Periodik Menggunakan Apache Airflow Erwin Eko Wahyudi; Muhammad Auzan; Andi Dharmawan; Danang Eko Nuryanto; Nanang Susyanto; Guruh Samodra; Danang Sri Hadmoko
Journal of INISTA Vol 4 No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/inista.v4i2.574

Abstract

Akuisisi data, bertujuan untuk mengambil data awal, merupakan salah satu tahapan dalam metodologi penambangan data. Data awal akan diproses menjadi data akhir yang digunakan untuk proses pemodelan, seperti pembuatan model untuk memprediksi potensi terjadinya tanah longsor. Data prediksi curah hujan yang disediakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat digunakan untuk pemodelan tersebut. Data akan disimpan di komputer lokal dengan menggunakan alat atau aplikasi otomasi yang bernama Apache Airflow. Proses akuisisi data dari server BMKG ke komputer lokal dijalankan secara otomatis dalam dua kali sehari, yaitu pada pukul 00.00 dan 12.00. Terdapat dua task yang dibuat di Directed Acyclic Graph (DAG) untuk proses ini, yaitu task pertama sebagai sensor ketersediaan data dan task kedua yang melakukan proses utama. Status dari DAG pada Apache Airflow juga dapat diketahui secara cepat, misalnya status telah berhasil, gagal, atau sedang berjalan. Apache Airflow juga menyediakan log yang dapat diakses untuk mengetahui alasan kegagalan suatu task. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pipeline pada aplikasi otomasi Apache Airflow untuk membantu proses akuisisi data secara periodik.