AbstractLove of God is a doctrine that’s very popular either in Sufism or the Catholic Church. Women who believe in this doctrine tend to hand over all their life and their love to God, ignoring their worldly life along with the happiness. Love of God is the highest stage in the spiritual way of Sufism, and also of the Catholic’s. Love of God is a loyalty vow that could not be fulfilled except by some one who sincerely leaves his/her personal life in order to become the attendant of God.In the Sufism circle, Rabi’ah al-Adawiyah was the first woman who introduced this doctrine and Mother Teresa was one of the Catholic women who succeeded in her life showing the holy love to God. By using the theories of semiotic, this writing revealed the deep meanings of Adawiyah’s poetries and Teresa’s utterences which were impossible for them to be be understood normally. The interpretation could be carried out firstly by knowing the life of the two women throughlibrary research, and continued then by knowing the character both women. The results of this research reveals both women chose God as the only purpose of life, although they have differentimplementations. Rabi’ah expressed her love through her personal spirituality and otherwiseTeresa through social attitudes.Keywords: love of god, sufism, chatolic, semiotic AbstrakCinta terhadap Tuhan adalah sebuah doktrin yang sangat populer di kalangan kaum sufi dan gereja Katolik. Perempuan yang meyakini doktrin ini cenderung menyerahkan seluruh hidup dan cintanya pada Tuhan hingga mengabaikan kehidupan duniawi berikut kesenangan yang menyertainya. Cinta pada Tuhan adalah tingkatan tertinggi di dalam perjalanan spiritual seorang sufi, begitu pula pada penganut Katolik Cinta pada Tuhan adalah sebuah kaul kesetiaan yang tidak dapat dipenuhi kecuali oleh seseorang yang dengan ikhlas meninggalkan kehidupan pribadinya demi menjadi pelayan Tuhan. Di kalangan sufi, perempuan pertama yang mengenalkan doktrin ini adalah Rabi’ah al-Adawiyah, sedangkan Mother Teresa terkenalsebagai salah seorang perempuan Katolik yang di dalam hidupnya telah berhasil menunjukkan cinta sucinya pada Tuhan. Dengan memanfaatkan teori analisis semiotika, terungkap maknamaknakhusus yang terdapat didalam puisi-puisi Rabi’ah dan kalimat-kalimat suci Teresa yang tidak akan termaknai dengan baik bila dibaca layaknya membaca tulisan biasa. Pemaknaan ini dapat dilakukan dengan lebih dulu mengenal kehidupan kedua perempuan tersebut melalui penelusuran beragam literatur, dilanjutkan dengan menyelami karakter keduanya. Hasil penelitian menunjukkan kedua perempuan tersebut memilih Tuhan sebagai satu-satunya tujuan hidup, meski dengan cara implementasi yang berbeda. Rabi’ah dengan personal spiritualnya, sedangkan Teresa dengan sikap sosialnya.Kata kunci: cinta tuhan, sufisme, katolik, semiotik