Siti Sugiah Mugniesyah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TIPE REPONG DAMAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN DINAMIKA GENDER DALAM RUMAHTANGGA PETANI REPONG DAMAR (Kasus Di Pemangku 3, Pekon Penengahan, Lampung Barat) Kurniawan, Dedi; Sugiah Mugniesyah, Siti
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 7, No 2 (2013): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Dengan menggunakan gender dan konsep pengembangan, teori dan pendekatan, dan dengan mengacu pada studi empiris tentang gender dan pembangunan dan repong damar, penelitian ini mengkaji analisis gender di antara repong damar rumah tangga petani di Pemangku 3, Pekon Penengahan, Lampung Barat. Penelitian ini menemukan bahwa sistem patricarchy di tanah kepemilikan pengaruh akses, kontrol, partisipasi dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan repong damar. Dalam hal akses, perempuan menyumbang sekitar: sepertiga di setiap darak dan kebun Tanaman tahap muda, salah satu sebagainya dari kebun ketidak campuran, seperlima di damar muda dan sekitar sepersepuluh di produktif repong. Karena relatif kuat dari pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin pada kegiatan repong damar menyebabkan pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami sangat dominan, kecuali pada beberapa kegiatan budidaya padi dan hortikultura. Kecuali untuk program reproduksi domain (PKK dan Posyandu), secara umum, tidak ada lakilaki dan perempuan yang berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya alam. Manfaat tertinggi atau pendapatan yang diperoleh oleh petani repong damar berasal dari kebun Tanaman muda (sekitar Rp. 27,5 juta) dan pendapatan terendah berasal dari darak (sekitar Rp. 9,9 juta).Berdasarkan jenis kelamin, manfaat tertinggi yang diterima oleh perempuan berasal dari repong muda, sedangkan terendah berasal dari darak. Situasi ini sama dengan yang relatif tinggi pada rata-rata anggota rumah tangga (enam orang per rumah tangga) dapat menyebabkan kesejahteraan petani akan menurun di masa depan. Karena ketidakadilan gender dan ketidaksetaraan di repong damar kegiatan tidak tercapai lagi, adalah penting untuk melakukan pelatihan kesadaran gender dengan melibatkan semua stake holder, seperti desa, pemimpin adat (adat) institusi, pemerintah daerah serta organisasi non-pemerintah . Kata kunci: analisis gender, fase produktif repong, jenis tanah repong, patriarki.
Type Repong Damar and Correlation with Gender Analysis among Repong Damar Farmer Households (Case in Pemangku 3 hamlet, Pekon Penengahan, West Lampung) Dedi Kurniawan; Siti Sugiah Mugniesyah
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 1 No. 2 (2013): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.747 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v1i2.9393

Abstract

Dengan menggunakan gender dan konsep pengembangan, teori dan pendekatan, dan dengan mengacu pada studi empiris tentang gender dan pembangunan dan repong damar, penelitian ini mengkaji analisis gender di antara repong damar rumah tangga petani di Pemangku 3, Pekon Penengahan, Lampung Barat. Penelitian ini menemukan bahwa sistem patricarchy di tanah kepemilikan pengaruh akses, kontrol, partisipasi dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan repong damar. Dalam hal akses, perempuan menyumbang sekitar: sepertiga di setiap darak dan kebun Tanaman tahap muda, salah satu sebagainya dari kebun ketidak campuran, seperlima di damar muda dan sekitar sepersepuluh di produktif repong. Karena relatif kuat dari pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin pada kegiatan repong damar menyebabkan pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami sangat dominan, kecuali pada beberapa kegiatan budidaya padi dan hortikultura. Kecuali untuk program reproduksi domain (PKK dan Posyandu), secara umum, tidak ada lakilaki dan perempuan yang berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya alam. Manfaat tertinggi atau pendapatan yang diperoleh oleh petani repong damar berasal dari kebun Tanaman muda (sekitar Rp. 27,5 juta) dan pendapatan terendah berasal dari darak (sekitar Rp. 9,9 juta).Berdasarkan jenis kelamin, manfaat tertinggi yang diterima oleh perempuan berasal dari repong muda, sedangkan terendah berasal dari darak. Situasi ini sama dengan yang relatif tinggi pada rata-rata anggota rumah tangga (enam orang per rumah tangga) dapat menyebabkan kesejahteraan petani akan menurun di masa depan. Karena ketidakadilan gender dan ketidaksetaraan di repong damar kegiatan tidak tercapai lagi, adalah penting untuk melakukan pelatihan kesadaran gender dengan melibatkan semua stake holder, seperti desa, pemimpin adat (adat) institusi, pemerintah daerah serta organisasi non-pemerintah . Kata kunci: analisis gender, fase produktif repong, jenis tanah repong, patriarki.