Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor Yang Mempengaruhi Probabilitas Waktu Penyapihan Anak Baduta Di Indonesia Pada Tahun 2013 Sri Poedji Hastoety; Indri Yunita Suryaputri; Amalia Safitri; Bunga Christitha Rosha
Buletin Penelitian Kesehatan Vol 47 No 2 (2019)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.395 KB) | DOI: 10.22435/bpk.v47i2.1130

Abstract

ABSTRACT Background: Breastmilk is an important food needed by the children, containts nutrients that provide protection from infection and inflammation of various diseases. Economically breastfeeding also saves household expenses in consumption, but the fact shows that breastfeeding is decreasing with increasing age. The purpose of the study were to analyse the weaning time of children in Indonesia and factors contribute to early weaning. Methodology : The study used secondary data of Basic Health Research (RISKESDAS) conducted in 2013. Data analysis uses survival analysis. Results: By using survival analysis, the probability of weaning time for children in Indonesia is 7.4 months. Factors related to early weaning were maternal education level, the gestational agewhen the baby is born, complications during pregnancy, laborandpostpartum period, the intention to have children, economic status, place of living, baby's birthweight, number of babies born, antenatal care, childbirth helper, place of birth and duration of baby being treated in hospital. Fourteen factors related to the age of weaning in a multivariate manner, the the mothereducation level, place of living, birth weight and childbirth helper. Conclusion: Factors contribute to early weaning were mothers education level, the place of living, the baby's birthweight and childbirth assistance. Recommendations: strengthening counseling, baby handling procedure Keywords: Weaning, Breatsfeeding, Under Two Years ABSTRAK LatarBelakang: Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh anak, mengandung zat gizi yang memberikan perlindungan dari infeksi dan inflamasi yang melindungi anak dari serangan berbagai penyakit. Secara ekonomi pemberian ASI juga menghemat pengeluaran rumah tangga dalam konsumsi. Namun fakta menunjukan pemberian ASI semakin menurun dengan bertambahnya usia anak, untuk itu analisis ini menggali waktu penyapihan dari anak baduta di Indonesia dan faktor apa yang mempengaruhi. Metodologi : sumber data Riskesdas 2013. analisis data menggunakan analisis survival. Hasil: Dengan menggunakan analisis survival diperolah probabilitas waktu penyapihan anak baduta di Indonesia adalah 7,4 bulan, dan faktor-faktor yang terkait adalah, tingkat pendidikan ibu, usia kandungan ketika bayi dilahirkan, komplikasi pada saat kehamilan, persalinan, nifas, keinginan memiliki anak, status ekonomi, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan, jumlah bayi yang dilahirkan, ANC, penolong persalinan, tempat persalinan dan lamanya dirawat. Dari 14 faktor terkait usia penyapihan secara multivariate yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, berat badan lahir dan penolong persalinan. Kesimpulan: Faktor yang menyebabkan usia penyapihan dini adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan dan penolong persalinan. Saran: penguatan penyuluhan, protap penanganan bayi Kata Kunci: penyapihan, ASI, anak baduta
HUBUNGAN KEGEMUKAN, KONSUMSI SAYUR DAN BUAH DENGAN KEJADIAN TOLERANSI GULA TERGANGGU (TGT) DI INDONESIA Bunga Ch Rosha; Dwi Sisca Kumalaputri; Indri Yunita Suryaputri
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 18 No 1 (2019): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOL 18 NO.1 TAHUN 2019
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.116 KB) | DOI: 10.22435/jek.18.1.1602.27-36

Abstract

ABSTRACT The incidence of diabetes has been increasing gradually each year. According to WHO, diabetes is the leading cause of blindness, kidney failure, heart attack, and stroke. Prevention strategies are needed, especially for people with Impaired Glucose Tolerance (IGT), as IGT is an intermediate stage in the natural course of type 2 diabetes and a predictor of type 2 diabetes. This paper is a secondary-data analysis of 2013 Basic Health Research aiming to identify IGT predictors. Samples were the respondents aged 15 years and over, with a total of 38,149. Analysis was carried out using logistic regression with odds ratios and 95% confidence intervals. Results showed that factors associated with IGT were age (OR (95% CI): 1.51 (1.43-1.59)), gender (OR (95% CI): 1.54 (1.46- 1.62)), education ((OR (95% CI): 1.18 (1.10-1.26), overweight (OR (95% CI): 1.24 (1.17-1.31) ) and fruit and vegetable consumption (OR (95% CI): 0.89 (0.80-0.99)). To conclude, obesity is a risk factor of IGT prevalence, while consumption of fruits and vegetables less than 4 portions per day was protective against IGT. There is a need of IGT prevention strategy, such as regular blood sugar checks, weight control and increased physical activity (exercise) and consume fruits and vegetables that are low in glucose and fluctose. Keywords: IGT, obesity, fruit and vegetable consumption, Riskesdas ABSTRAK Kejadian diabetes dari tahun ketahun semakin meningkat. Menurut WHO, diabetes merupakan penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, dan stroke. Perlu upaya pencegahan terutama pada orang dengan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), karena TGT merupakan tahap pertengahan di dalam perjalanan alamiah DM tipe 2 dan faktor prediktor terhadap terjadinya DM tipe 2. Artikel ini adalah analisis lanjut Riskesdas 2013, yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor prediktor TGT. Sampel adalah responden dengan umur 15 tahun ke atas berjumlah 38.149. Analisis dilakukan dengan regresi logistik dengan odds ratio dan 95 % confidence Interval. Hasil menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan TGT ialah umur (OR (95% CI): 1,51 (1,43-1,59)), jenis kelamin (OR (95% CI): 1,54 (1,46-1,62)), pendidikan ((OR (95% CI): 1,18 (1,10-1,26), kegemukan (OR (95% CI): 1,24 (1,17-1,31)) dan konsumsi buah dan sayur (OR (95% CI): 0,89 (0,80-0,99)). Dapat disimpulkan bahwa kegemukan berisiko terhadap kejadian TGT dan konsumsi buah dan sayur < 4 porsi perhari protektif terhadap kejadian TGT. Perlu adanya upaya pencegahan TGT, seperti pemeriksaan gula darah secara berkala, mengontrol berat badan meningkatkan aktifitas fisik (olahraga), serta mengkonsumsi jenis buah dan sayur yang rendah glukosa dan fluktosa. Kata kunci: TGT, kegemukan, konsumsi buah dan sayur, Riskesdas