Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : GIZI INDONESIA

AKURASI ALAT DETEKSI SODIUM DALAM URIN SECARA OTOMATIS DENGAN METODE ELECTRODA SELEKSI ION KERING Basuki Budiman; Kartika Pela; Aya Yuriesta Arifin; Ferbriani Ferbriani; Amalia Safitri; Dwi Anggraini; Rinda Ayu Dewi; Athena Anwar
GIZI INDONESIA Vol 41, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v41i1.240

Abstract

Inductively Couple Plasma (ICP) is a standard method to detect urinary sodium. However, the urinary sodium analysis method has a limitation in which the process to free sodium from molecules is not digest thoroughly. Ionic Selected Electrode (ISE) method is the better option. A New authomatic instrument Na-K-Cl automatic digital analyser that is “Spotchem EL 1520” using ISE method (dry ISE) was developed but the application to detect urinary sodium has not yet done. The purpose of this trial was to test the accuracy of the instrument in detecting urinary sodium. A number of 100 people  aged 20-64 years participated in the trial by  collecting around 50 mL fresh urine. Urinary sodium was analysed by ICP method in chemical laboratory and by ISE method using the digital analyser instrument. A number of 6 out of 100 urine sample did not meet a minimum volume requirement to be analysed by ICP method but it was able to be analysed using ISE method. The instrument was able to detect urinary sodium more than 132 (SD:77,81) mmol/L compared to Laboratory ICP method 79.38 (SD: 47,50) mmol/L. The Sensitivity of the instrument to detect sodium in urine was 97.6% (95% CI : 87.1-99.9%) and the Specivicity was 58 % (95% CI: 44.7-71.9). The trial also analysed urinary creatinine with aution instrument. A number of 10 urine sample was analysed by private clinical laboratory as quality control.  Aution is semi quantitave digital analyser and the result was inline with quantitative (controlled sample). The automatic digital analyser can be used as alternative for conventional analyses of urinary sodium.ABSTRAKMetode deteksi konsentrasi sodium dapat dilakukan dengan metode ICP atau ISE.  Saat ini telah dikembangkan alat deteksi sodium metode ISE kering yang dapat diterapkan pada sampel serum maupun urin. Uji coba alat dilakukan di laboratorium terpadu Badan Litbang Kesehatan di Bogor. Sebanyak 100 orang partisipan terlibat dalam uji coba. Partisipan  adalah penduduk di sekitar kantor dan honorer penelitian kohor tumbuh kembang di Bogor. Partisipan diminta specimen urin di laboratorium dan diperiksa kadarnya pada hari itu juga. Dua alat yang diuji coba adalah Na-K-Cl digital analyzer, (Spotchem EL 1520, arkray dengan metode ISE kering) dan creatinine aution, semi kuantitatif (arkray). Keduanya menggunakan urin sebagai specimen. Uji coba dimulai dengan pemeriksaan deteksi kreatinin karena pemeriksaan harus kurang dari 24 jam. Sebanyak 50 sampel diperiksa berurutan tanpa jeda, kemudian diteruskan 50 spesimen lainnya. Kesepakatan supervisor, diperiksakan 10 specimen diperiksa di laboratorium swasta yang ada di Bogor sebagai pembanding. Ujicoba alat Na-K-Cl analyzer dengan 100 specimen urin dilakukan  tanpa jeda. Pembanding hasil periksa alat ini adalah pemeriksaan urin metode ICP di laboratorium terpadu dan dikerjakan oleh analis kimia yang berpengalaman. Dari segi proses, kedua alat tidak ditemukan masalah saat ujicoba. Kedua alat ini digunakan untuk memeriksa 25 spesimen per hari. Hasil kadar kreatinin setelah dibandingkan dengan hasil periksa di laboratorium swasta secara grafik bagus walaupun dengan nilai absolut berbeda. Uji statistik menunjukkan Se 97,6 dan Sp 58. Hasil deteksi dengan alat ini lebih sensitive dibandingkan dengan laboratorium.Kata kunci: Inductively Couple Plasma ( ICP), Ionic Selected Electrode (ISE), sodium urin
ASUPAN ENERGI DAN PENGGUNAAN ENERGI (ENERGY EXPENDITURE) SELAMA KEHAMILAN: STUDI LONGITUDINAL Yuniar Rosmalina; Amalia Safitri; Fitrah Ernawati
GIZI INDONESIA Vol 37, No 2 (2014): September 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i2.155

Abstract

Selama kehamilan, asupan gizi seharusnya datang dari makanan yang baik dalam jumlah dan kualitas karena sangat penting untuk perkembangan kehamilan yang sehat. Selain itu keadaan kesehatan ibu selama kehamilan sangat mempengaruhi perkembangan janin, Tujuan tulisan ini adalah membandingkan energi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan sehari. Penelitian ini adalah longitudinal yang mengikuti respondents dalam kaitannya dengan asupan energi dan pengeluaran energi dari usia kehamilan 3 bulan sampai usia 8 bulan dengan melakukan. Jumlah responden pada awal studi di trimester pertama (awal rekruitment) adalah 334 ibu dan pada akhir studi adalah 262 ibu. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik , berat badan,aktifitas fisik dan konsumsi makanan (melalui recall 1 x 24 jam). Berat badan, aktifitas fisik dan konsumsi makanan dikumpulkan setiap 2 minggu. Hasil menunjukkan bahwa asupan energi dan energi yang dikeluarkan relatif sama. Juga didapat rerata berat badan ibu pada kehamilan yang ke 3 bulan adalah 48,7 kg dan kemudian bertambah sesuai dengan perkembangan kehamilan. Rerata kenaikan berat badan dari usia 3 bulan ke 8 bulan kehamilan asupan energi, adalah 7,5 kg. Asupan energite rendah saat kehamilan 3 bulan yaitu 2000 Kal sehari kemudian meningkat pada kehamilan yang ke 7 bulan dan menurun kembali pada umur kehamilan ke 8 bulan.ABSTRACT ENERY INTAKE AND ENERGY EXPENDITURE DURING PREGNANCY:A LONGITUDINAL STUDY During pregnancy, nutrient intakes should come from both good quality and quantity foods because they are very important for developing healthy pregnancy. In addition to nutrient intake, health status during pregnancy greatly affects fetal development. This paper aims to study a comparison of the energy intake of pregnant women with energy expenditure in performing daily activities . This is a longitudinal study which followed respondents in relation to energy intake and energy expenditure from the age of 3 months until the age of 8 months of pregnancy. The number of respondents at the beginning of the first trimester of pregnancy/initial recruitment) was 334 mothers and the end of the study became262 mothers. Data collected included respondent characteristics (age, education, occupation), body weight, physical activity, nutrient intake using a 24-hour recall method. Body weight, physical activity and food consumption were collected every 2 weeks. The results indicated that energy intake and energy expenditure were at the average per month. Also showed an average maternal weight at the age of 3 months (initial recruitment) was 48.7 kg and the weight increased with increasing gestational age. The average increase in weight in the initial recruitment at the age of 8 months of pregnancy was on 7.5 kg. The lowest energy intake at 3 month pregnancy was 982 kcal per day, then increasing energy intake with increasing gestational age, but the average energy intake was only 50 percent compared to energy expenditure for their daily activities. The average energy expenditure was low at the age of 3 months of pregnancy, about 2000 kcal and increased until the age of 7 months of pregnancy then declined at the age of 8 months of pregnancy.Keywords: energy intake, energy expenditure, pregnant women