Pius Made Mawan, Pius Made
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEHAMILAN ABDOMINAL Mawan, Pius Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehamilan abdominal adalah merupakan bagian dari kehamilan ekstrauterin atau kehamilan ektopik yaitu ovum yang terfertilisasi berimplantasi pada jaringan selain endometrium. Kehamilan abdominal dibedakan menjadi dua yaitu kehamilan abdominal primer dan sekunder.Insiden kehamilan abdominal bervariasi dari 1 dalam 372 sampai 1 dalam 9.714 kelahiran hidup. Kehamilan abdominal berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi, dengan risiko kematian 7 sampai 8 kali lebih besar dari kehamilan ektopik tuba dan 90 kali lebih besar dari kehamilan intrauterin. Faktor risiko kehamilan abdominal sama dengan kehamilan ektopik. Penegakan diagnosis merupakan tantangan tersendiri dimana hanya 40 %  yang terdiagnosis sebelum pembedahan. Tidak ada keluhan dan tanda yang khas yang dijumpai pada kehamilan abdominal, USG dan MRI merupakan modalitas dalam penegakan diagnosis. Penatalaksanaan pembedahan harus sudah dipikirkan begitu diagnosis ditegakan. Ada kalanya tindakan konservatif dilakukan sambil menunggu pematangan paru namun harus memenuhi beberapa persaratan baik ibu, janin, dan letak plasenta.  Pembedahan bertujuan untuk mengevakuasi janin dan mengevakuasi plasenta. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah perdarahan yang masif dari terlepasnya plasenta sebagian. Sebagian besar ahli penganjurkan meninggalkan plasenta pada tempatnya sebagai satu dari dua pilihan yang buruk. Plasenta masih berfungsi sampai 50 hari pasca pembedahan dan absorsi lengkap setelah 6 bulan, namun pernah dilaporkan sampai 5 tahun. Pemantaun pasca pembedahan jika plasenta ditinggalkan pada tempatnya dengan USG, kadar ? hCG dan colour doppler. Methotrexat pernah dicoba untuk mempercepat absorsi plasenta namun sering menimbulkan komplikasi nekrosis yang luas sampai sepsis. Mortalitas ibu bervariasi 0-30 %  dari berbagai kasus kehamilan abdominal dan hanya dapat diturunkan dengan diagnosis dini dan ketepatan intervensi. Dengan perencanaan operasi yang matang angka kematian dapat diturunkan dari sekitar 20 persen manjadi kurang dari 5 persen. Penyelamatan janin pada kehamilan abdominal tergantung usia kehamilan. Untuk janin dilaporkan usia kehamilan diatas 30 minggu hanya mampu bertahan 63 % dengan 20 % mengalamideformitas. Deformitas yang tersering dijumpai pada janin adalah deformitas wajah atau cranium atau keduanya dan berbagai kelainan sendi. Malformasi tersering adalah defisiensi ekstrimitas dan anomaly susunan saraf pusat.
MANAJEMEN VARISELA DALAM KEHAMILAN Mawan, Pius Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang jarang ditemukan dalam kehamilan, namun berpotensi menyebabkan komplikasi serius bagi ibu, janin maupun neonatus.Varisela dalam kehamilan merupakan suatu varisela terkomplikasi, sehingga perhatian lebih cermat harus diberikan kepadanya.Virus ini ditularkan kepada janin secara transplasental, sehingga penanganan terhadap janin dan neonatus menjadi permasalahan tersendiri yang tidak bisa dipisahkan dari maternal varisela. Untuk menghindari varisela dalam kehamilan, maka idealnya seorang ibu harus sudah imun sebelum ia hamil. Vaksinasi varisela sebelum hamil atau setelah melahirkan harus dipertimbangkan pada wanita yang tidak imun.Apabila telahterjadi kehamilan, karena saat ini VZIG tidak tersedia dipasaran, maka untuk profilaksis pasca paparan harus diberikan asiklovir sebagai sediaan terpilih. Penanganan varisela dalam kehamilan harus multidisipliner dan dikonsultasikan dengan dokter ahli.Demikian juga ambang batas untuk perawatan di Rumah Sakit harus lebih rendah.Untuk manajemen varisela dalam kehamilan, pada prinsipnya adalah pengawasan yang lebih ketat, pemberian antivirus asiklovir, pengobatan simptomatik, pencegahan komplikasi, dan pemantauanperkembangan janin secara menyeluruh, serta perlu diperhatikan juga usaha untuk meminimalkan penularan terhadap orang-orang disekitarnya.