Made Suyasa Jaya
Departemen Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENINGKATAN JUMLAH NEUTROFIL PADA SEKRET VAGINA BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA PERSALINAN PRETERM Suyasa Jaya, Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Infeksi saluran genitalia bawah merupakan salah satu penyebab terjadinya persalinan kurang bulan.Pematangan serviks dalam persalinan merupakan suatu proses inflamasi.  Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan jumlah kolagen. Neutrofil merupakan sumber kolagenase, yang menyebabkan pematang serviks yang diperantarai oleh sitokin (IL-8). Pemeriksaan neutrofil vagina merupakan salah satu pemeriksaan penanda infeksi dan tidak invasif. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui jumlah neutrofil pada swab vagina dan menilai hubungannya dengan persalinan preterm. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Jumlah sampel sebesar 52 sampel, dimana 26 sampel kasus persalinan preterm dan 26 sampel kontrol kehamilan preterm, yang dipasangkan (matching) dalam  hal umur  ibu, umur kehamilan dan paritas. Pengambilan spesimen dari vagina dengan swab, kemudian dioleskan ke objek glass dan dilakukan pewarnaan Gram dan pembacaan netrofil vagina perlapangan pandang di laboratorium. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p <0,01. Rasio Odds digunakan menilai besarnya risiko. Hasil : Uji Chi-Square antara neutrofil vagina dan  persalinan preterm didapatkan nilai p=0,001. Hal ini berarti kejadian persalinan preterm pada kedua kelompok berbeda secara bermakna. Nilai Rasio Odds sebesar 18,3 (IK 95% = 2,15-56,58, p=0,001) yang berarti neutrofil vagina yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm sebesar  18 kali. Simpulan : Neutrofil vagina tinggi dapat meningkatkan secara bermakna risiko terjadinya persalinan preterm sebesar  18kali dibanding kontrol. Kata kunci : persalinan preterm, kehamilan preterm, neutrofil vagina.
KADAR SUPEROXIDE DISMUTASE SERUM YANG RENDAH SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ABORTUS INKOMPLIT TRIMESTER PERTAMA Suyasa Jaya, Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abortus merupakan komplikasi kehamilan pada trimester pertama. Angka kejadian abortus spontan tinggi sejak saat konsepsi dimana sebagian besar kejadian tersebut tanpa disadari karena diduga suatu haid biasa. Abortus inkomplit merupakan abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri. Penyebab pasti abortus tidak selalu jelas,tetapi stres oksidatif yang terjadi pada proses plasentasi diperkirakan sebagai penyebab. Superoxide dismutase (SOD) merupakan antioksidan enzimatis yang penting dalam mengatasi stres oksidatif karena berperan dalam mengkonversi radikal bebas anion superoksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran SOD serum pada abortus inkomplit. Manfaat dari penelitian ini diharapkan ditemukan suatu metode pencegahan insiden abortus. Desain pada penelitian ini berupa studi kasus-kontrol yang melibatkan 72 orang wanita yang dikelompokkan menjadi 36 orang kasus abortus inkomplit dan 36 orang hamil muda usia kehamilan kurang dari 14 minggu sebagai kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yang datang ke Rumah  Sakit Sanglah Denpasar. Dilakukan pemeriksaan serum darah untuk mengetahui kadar SOD serum pada kedua kelompok dengan metode Elisa. Berdasarkan uji t-independent diperoleh hasil yaitu tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal umur ibu, umur kehamilan dan paritas antara kelompok kasus abortus inkomplit dan kelompok kontrol yaitu hamil muda usia kehamilan kurang dari 14 minggu (p>0.05). Terdapat perbedaan (p<0.05) yang secara signifikan bermakna antara kadar SOD serum pada abortus inkomplit (4,06 ±0.49) dan hamil muda normal usia kehamilan kurang dari 14 minggu (5,49 ±1,52). Dengan uji Chi-Square diperoleh nilai rasio odds (RO=17,5;IK95%=5,39-56,78,p=0,001) Berdasarkan kurva ROC diperoleh nilai cut of point kadar SOD serum adalah sebesar 4,31U/ml. Kadar SOD serum ? 4,31U/ml pada wanita hamil muda usia kehamilan kurang dari 14 minggu memiliki risiko untuk terjadinya abortus inkomplit sebesar 17,5 kali.
PERBEDAAN KADAR F2-ISOPROSTAN SERUM IBU PADA PERSALINAN PRETERM DIBANDINGKAN DENGAN KEHAMILAN PRETERM YANG TIDAK INPARTU Suyasa Jaya, Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Persalinan pretermadalah persalinan yang menjadi kelahiran pada umur kehamilan kurang 37 minggu, dengan berat bayi baru lahir dapat rendah atau lebih besar dari usia kehamilan. F2-Isoprostan berperan untuk mengukur ROS yang memiliki kemampuan untuk merusak komponen membran lipid, yang dapat berdampak pada terjadinya persalinan. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui perbedaan antara kadar F2 isoprostan dalam serum pada persalinan preterm dibandingkan dengan pada kehamilan preterm yang tidak inpartu. Metode penelitian :Penelitian ini merupakancross sectional analitik, di IRD dan Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar dari Januari sampai Agustus 2012, dikumpulkan 72 sampel darah terdiri atas 36 orang sampel  hamil preterm tidak inpartu dan 36 orang sampel persalinan preterm pada umur kehamilan 28-37 minggu. Pengambilan darah pada vena cubiti sebanyak 3 cc, lalu diperiksa kadar F2-Isoprostan pada Laboratorium Biologi Molekular Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar. Dari data yang terkumpul dilakukan pengujian normalitas data denganShapiro Wilk Test, kemudian dilakukan analisa data dengan t-independent sample test dengan tingkat kemaknaan ?= 0,05 Hasil :Rerata kadar serum F2-Isoprostan pada kelompok hamil preterm tidak inpartu sebesar 0,01667+0,017869 pg/ml. Sedangkan rerata kadar serum F2 Isoprostan kelompok persalinan preterm sebesar 0,31478+0,291855 pg/ml. Simpulan : Pada penelitian ini didapatkan perbedaan bermakna kadar F2-Isoprostan serum pada kelompok persalinan preterm lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok hamil preterm tidak inpartu (p < 0,05). Kata kunci :hamil preterm tidak inpartu, persalinan preterm, kadar F2-Isoprostan.
Gonadotropin Releasing Hormone Agonis (GNRH-A) vs Human Chorionic Gonadotropin (hCG) vs Gonadotropin Releasing Hormone Agonis (GNRH-A) + Human Chorionic Gonadotropin (HCG) sebagai stimulan pematangan oosit, tingkat pembuahan, kualitas embrio, tingkat keha Putu Nody Asta Kusuma; Jaqueline Sudirman; Made Suyasa Jaya; I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya; Anak Agung Ngurah Anantasika; Ida Bagus Putra Adnyana
Intisari Sains Medis Vol. 12 No. 1 (2021): (Available online : 1 April 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.364 KB) | DOI: 10.15562/ism.v12i1.875

Abstract

Background: The stimulation of Human Chorionic Gonadotropin (hCG) vs. Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) agonists vs. hCG + GnRH agonists plays an important role in influencing oocyte maturation, fertilization, embryo quality, pregnancy, live birth rates, and Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS) during IVF. This study aims to determine the effectiveness of hCG vs. GnRH agonist stimulation vs. hCG + GnRH agonists regarding oocyte maturation levels, embryo quality, fertilization, pregnancy, live birth rates, and OHSS while undergoing IVF program.Methods: This cross-sectional analytic study was conducted on 86 samples, including 33 hCG group, 12 GnRH agonist group, and 41 hCG + GnRH agonist group. The secondary data was obtained from the IVF clinical laboratory results at Puri Bunda Hospital and BROS hospital. Data were analyzed using SPSS version 20 for Windows.Results: There were no significant differences in age, duration of infertility, levels of Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estradiol, duration of stimulation, level of oocyte maturation, fertilization, embryo quality, pregnancy, live birth rate and OHSS ( p> 0.05) in each group. However, there was a significant difference in the Body Mass Index (BMI) (p = 0.032) and the number of oocytes (p = 0.020) in each group.Conclusion: There were no significant differences in oocyte maturation, fertilization rates, embryo quality, pregnancy, live birth rates, and OHSS.  Latar Belakang: Stimulasi Human Chorionic Gonadotropin (hCG) vs Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) agonis vs hCG+GnRH agonis berperan penting dalam mempengaruhi pematangan oosit, pembuahan, kualitas embrio, kehamilan, tingkat kelahiran hidup, dan Ovarian Hiperstimulation Syndrome (OHSS) pada saat menjalani program bayi tabung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari stimulasi hCG vs GnRH agonis vs hCG+GnRH agonis mengenai tingkat pematangan oosit, kualitas embrio, pembuahan, kehamilan, kelahiran dan OHSS saat menjalani program bayi tabung.Metode: Penelitian potong lintang analitik ini dilakukan terhadap 86 sampel meliputi 33 kelompok hCG, 12 kelompok GnRH agonis, dan 41 kelompok hCG+GnRH agonis. Data sekunder diperoleh dari hasil laboratorium klinik IVF Rumah Sakit Puri Bunda dan rumah sakit BROS. Data dianalisis dengan SPSS versi 20 untuk Windows.Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada usia, durasi infertilitas, kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estradiol, durasi stimulasi, tingkat pematangan oosit, pembuahan, kualitas embrio, kehamilan, tingkat kelahiran hidup dan OHSS (p>0,05) pada masing-masing kelompok. Namun, terdapat perbedaan bermakna pada Indeks Massa Tubuh (IMT) (p=0,032) dan jumlah oosit (p=0,020) pada masing-masing kelompok.Kesimpulan: Tidak ditemukannya perbedaan yang bermakna pada tingkat pematangan oosit, pembuahan, kualitas embrio, kehamilan, tingkat kelahiran hidup dan OHSS.
Rasio platelet-limfosit serum ibu pada kehamilan preterm dan kehamilan preterm dengan Ketuban Pecah Dini (KPD): suatu studi potong-lintang Tjokorda Gde Agung Suwardewa; Anak Agung Gede Putra Wiradnyana; Made Suyasa Jaya; I Nyoman Bayu Mahendra; Ryan Saktika Mulyana; Alfonso Anggriawan
Intisari Sains Medis Vol. 13 No. 2 (2022): (In Press : 1 August 2022)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.602 KB) | DOI: 10.15562/ism.v13i2.1370

Abstract

Background: Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM) is one of the obstetric problems that needs special attention, apart from the high prevalence, cases of PPROM also often cause neonatal morbidity and mortality. Inflammation is thought to be the cause of the incidence of PPROM and has a relationship with the incidence of ascending genital tract infection. The physiological immune response to inflammation is characterized by an increase in the number of circulating platelets and a decrease in the number of lymphocytes. This study aims to evaluate the high ratio of platelets to lymphocytes of maternal blood serum is a risk factor for the occurrence of preterm PROM. Methods: This study is a cross-sectional study with a sample size of 70 samples, and is divided into a risk group (preterm pregnancy with PROM) and a no-risk group (preterm pregnancy without PROM). This research was conducted in the Emergency Room maternity ward and Obstetrics and Gynecology outward patient at Sanglah Hospital Denpasar for the period December 2020 to May 2021. Data were analyzed using SPSS version 26 for Windows. Results: The results of the analysis of this study obtained a statistically significant difference (p = 0.000). The group with a high maternal blood serum platelet to lymphocyte ratio had a higher risk of developing preterm PROM compared to the group with a low maternal blood serum platelet to lymphocyte ratio (PR = 2.4, 95% CI = 1.60-3.69, p = 0.000). Conclusion: The conclusion of this study is the high maternal blood serum platelet to lymphocyte ratio is a risk factor for the occurrence of preterm PROM.   Latar Belakang: Ketuban pecah dini (KPD) preterm merupakan salah satu masalah obstetri yang perlu mendapat perhatian khusus, selain karena prevalensi yang besar, kasus KPD preterm juga sering menyebabkan morbiditas dan mortalitas neonatus. Inflamasi diduga sebagai penyebab dari kejadian KPD preterm dan mempunyai hubungan dengan kejadian infeksi ascending traktus genital. Respon imun fisiologis terhadap inflamasi ditandai oleh peningkatan jumlah platelet yang beredar dan penurunan jumlah limfosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa tingginya rasio platelet terhadap limfosit serum darah ibu merupakan faktor risiko terjadinya KPD preterm. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 70 sampel, dan terbagi menjadi kelompok berisiko (kehamilan preterm dengan KPD) dan kelompok tanpa risiko (kehamilan preterm tanpa KPD). Penelitian ini dilakukan di kamar bersalin IGD serta Poli Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar periode Desember 2020 hingga Mei 2021. Data dianalisis dengan SPSS versi 26 untuk Windows. Hasil: Hasil analisis dari penelitian ini didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p = 0,000). Kelompok dengan nilai rasio platelet terhadap limfosit serum darah ibu yang tinggi memiliki risiko mengalami kejadian KPD preterm dibandingkan dengan kelompok dengan rasio platelet terhadap limfosit serum darah ibu yang rendah (PR = 2,4, IK 95% = 1,60-3,69, p = 0,000). Kesimpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah rasio platelet terhadap limfosit serum darah ibu yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya kejadian KPD preterm.