Rustiana Yuliasni, Rustiana
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN KINERJA LUMPUR AKTIF DENGAN PENAMBAHAN KARBON AKTIF DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL PEWARNAAN DENGAN ZAT WARNA INDIGO & SULFUR Moertinah, Sri; ., Djarwanti; ., Sartamtomo; Yuliastuti, Rieke; Yuliasni, Rustiana
Jurnal Riset Industri Vol 4, No 1 (2010): Standardisasi dan Regulasi Teknik
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1755.107 KB)

Abstract

Air limbah industri tekstil dengan pewarnaan apabila tidak dikelola secara benar dapat menyebapkan terjadinya pencemaran lingkungan. Saat ini umumnya pengolahan air limbah industri tekstil yang sudah memenuhi baku mutu limbah cair (BLMC) masih mengunakan sistem gabungan koagulasi kimia dan biologi lumpur aktif. Permasalahan yang kemudian timbul dari sistem tersebut adalah terjadinya lumpur kimia yang sulit untuk diolah.     Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapakan teknologi pengolahan limbah industri tekstil dengan zat warna indigo dan sulfur, yang tidak menghasilkan lumpur kimia, dengan cara menambahkan karbon aktif lansung ke dalam sistem lumpur aktif. Penelitian ini dimulai dari percobaan dengan skala laboratorium secara batch dan kontinyu untuk menentukan kondisi optimum, kemudian hasil optimum dari kedua percobaan tersebut diterapkan pada skala industri dilapangan.    Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengurangi kadar CDO (chemical oxygen demand) dan mengurangi volume pengendapan lumpur kimia, selain itu juga meningkatkan penghilangan warna dan bahan-bahan beracun, meningkatkan ketahanan mikroba dalam air limbah, serta mengurangi luas lahan yang di perlukan untuk pembuangan IPAL (instalasi pengolah air limabah)    Hasil penelitian ini adalah pengolaha air limabah zat warna indigo baik secara laboratorium maupun uji coba lapangan, menunjukan bahwa penambahan karbon aktif lansung ke dalam sistem lumpur aktif akan meningalkan kinerja lumpur aktif. Dari hasil uji coba di lapangan terhadap pengolahan limabah pencelupan dengan zat warna indigo,menunjukan bahwa penembahan karbon aktif 400 mg/l dan waktu aerasi selama 24 juam , DO ≥ 2 ppm; MLSS = 300 PPM; pada pH =  ±7, telah menghasilkan semua parameter air limbah terolah dengan baik, dan sudah memenuhi baku mutu limabah cair industi tekstil yang di persyaratkan. Sedangakan pengolahan air limabah zat warna sulfur, secara laboratorium menunjukan bahwa penambahan karbon aktif lansung ke dalam sistem lumpur aktif akan meningkatkan kinerja lumpur aktif. Dengan penambahan  aktif 800 mg/l dan waktu aerasi selama 48 jam ; DO ≥ 2 ppm; MLSS = 300 PPM; pada pH =  ±7n COD air limbah sudah memenuhi baku mutu limabah cair industi tekstil yang di persyaratkan.    Dibandingkan dengan sistem pengolahan air limbah industri mengunakan cara gabungan koagulasi FeSO4 – biologi lumpur aktif, maka terbukti bahwa pengolahan limbah pencelupan dengan zat warna indigo.mengunakan karbon aktif yang di tambahkan ke dalam lumpur aktif, dapat menurunkan biaya per-m3 air limbah , dengan kebutuhan lahan yang lebih kecil, selain itu juga tidak di hasilkan lumpur kimia yang membutuhkan pengolahan khusus.
Pengolahan Limbah Industri Pengolahan Ikan Dengan Teknologi Gabungan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)-Wetland Yuliasni, Rustiana; Marlena, Bekti; Kusumastuti, Syarifa Arum; Syahroni, Cholid
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.367 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v20i1.2941

Abstract

ABSTRACTUpflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)-Wetland Integrated Technology was applied to treating fish-processing wastewater, taking into account for its simplicity, rapid and economical as well as its capability for reducing pollutant, so the effluent can fulfill effluent standard regulation. The research was carried out by the following steps: identification of wastewater characteristics, WWTP design and construction, and WWTP operational trials. The trials showed that UASB could remove COD average 72.3% and could achieve the highest COD removal of 95.42%, with retention time 24 hours.  Wetland could remove COD 52.9% on average and the highest COD removal was 78.22%. Simultaneously UASB-Wetland hybrid Technology could remove 86.25% COD on average, and the highest COD removal was 98.58%. Effluent has compiled the stream standard regulation and can be reused for fish farming.Keywords: fish processing wastewater, high organic wastewater treatment, integrated UASB-Wetland,  Anaerobic-Aerobic WWTPABSTRAKTeknologi gabungan Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) - wetland diaplikasikan untuk mengolah air limbah industri pengolahan ikan dengan pertimbangan bahwa teknologi ini murah dan mudah pengoperasiannya serta dapat mereduksi polutan sehingga kualitas effluent memenuhi syarat baku mutu.  Instalasi pengolahan limbah terdiri dari unit ekualisasi, UASB dan wetland. Hasil uji coba pengolahan dengan UASB menujukkan bahwa penurunan COD rata-rata 72,3% dengan persen penurunan tertinggi mencapai 95,42% dan penurunan COD dengan proses wetland rata-rata 52,9% dengan penurunan tertinggi mencapai 78,22%. Secara keseluruhan proses IPAL hibrid UASB-Wetland mampu menurunkan nilai COD rata-rata sebesar 86,25% dengan penurunan tertinggi mencapai 98,58%. Limbah terolah (effluent) sudah memenuhi baku mutu yang disyaratkan serta dapat dimanfaatkan kembali (reuse) sebagai sumber air untuk budidaya perikanan darat.Kata kunci: air limbah pengolahan ikan, pengolahan limbah organik tinggi, gabungan UASB-wetland, IPAL anaerobik-aerobik