Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya

KAJIAN STRUKTUR RESISTIVITAS DANGKAL DI SEKITAR SUMUR SINDU KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA Bambang Wijatmoko; Budy Santoso; Eddy Supriyana
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.83 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.02

Abstract

Abstrak Sumur Sindu merupakan salah satu cagar budaya peninggalan sejarah yang terletak di Desa Sumber Wetan Kecamatan Jati Tujuh Kabupaten Majalengka. Sumur yang dikenal keramat ini sudah digunakan sebagai sumber mata air yang tidak pernah kering. Namun demikian, di sekitar lokasi sumur sering mengalami kekeringan di musim kemarau, bahkan di tempat-tempat tertentu tidak dijumpai sumber air tanah. Hal ini menarik untuk dikaji mengenai bagaiman struktur bawah permukaan di daerah sekitar sumur tersebut. Makalah ini akan membahas tentang struktur resistivitas dangkal yang diperoleh melalui teknik Electrical Resistivity Tomography (ERT) pada tiga lintasan. Hasil pengukuran selanjutnya diolah menggunakan metode inversi 2D sehingga diperoleh suatu penampang yang menggambarkan struktur perlapisan batuan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya. Interpretasi terhadap ketiga penampang menunjukkan bahwa struktur resistivitas daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah (1-7 ohm.m) berasosiasi dengan akuifer, rendah (8-17 ohm.m) berasosiasi dengan lempung pasiran dan lempung, sedang (18-40 ohm.m) berasosiasi dengan pasirlempungan, tinggi (41-90 ohm.m) berasosiasi dengan pasir kerikil, dan kategori sangat tinggi (91-180 ohm.m) yang diduga berasosiasi dengan batupasir padat. Pola pelipatan berupa antiklin juga terlihat pada citra penampang tersebut, hal ini menjadi indikasi kemungkinan adanya zonasi akuifer. Kata-kata kunci: struktur resistivitas, sumur sindu, ERT, zonasi akuifer Abstract Sindu well is one of the cultural heritage located in Desa Sumber Wetan Kecamatan Jati Tujuh Kabupaten Majalengka. The well is known sacred and it has been used as a water source that never dry. However, the location around the well droughts in the dry season, and even in certain places the source of groundwater cannot be found. It is interesting to study about how the subsurface structure in the area around the well. This paper will discuss the shallow resistivity structure obtained through Electrical Resistivity Tomography (ERT) on three lines. The result of the measurement will processed using 2D inversion methods to obtain a cross-section that describes the structure of rock layering in subsurface based on resistivity value. Interpretation of the three cross sections showed that the resistivity structure of the study area can be grouped into five categories i.e. very low (1-7 ohm.m) associated with the aquifer, low (8-17 ohm.m) associated with sandy clay and clay, medium (18-40 ohm.m) associated with sandy clay, high (41-90 ohm.m) associated with gravel, and the very high category (91-180 ohm.m) allegedly associated with solid sandstone. The image of the cross section also described the folding pattern in the form of the anticline which indicate the possibility of aquifer. Keywords: resistivity structure, Sindu well, ERT, aquifer zone.
SIFAT MAGNETIK SEDIMEN SUNGAI SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN (STUDI KASUS : SUNGAI CITARUM KABUPATEN KARAWANG) Kartika H. Kirana; Dini Fitriani; Eddy Supriyana; Eleonora Agustine
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 15 No 2 (2014): SPEKTRA, Volume 15 Nomor 2, Desember 2014
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.045 KB)

Abstract

Abstrak Sungai Citarum sangat penting bagi kehidupan social ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Selain digunakan sebagai sumber air minumoleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), irigasi pertanian dan perikanan, pembangkit listrik tenaga air, DAS Citaum juga dijadikan sebagai daerah buangan limbah pabrik dan rumah tangga. yang berpotensi sebagai sumber pencemar. Menyadari bahwa keberadaan Sungai Citarum ini sangat penting, makadiperlukan monitoring dan evaluasi terhadap pencemaran air Sungai Citarum. Metode kemagnetan batuan sebagai suatu metode yang cepat dan mudah, dapat digunakan sebagai proxy indicator pencemaran air Sungai Citarum melalui pengukuran suseptitibilitas magnetik. Penggunaan metoda ini didasarkan pada kelimpahan mineral magnetik yang terkandung dalam setiap bahan di alam. Bahan yang akan digunakan sebagai sampel untuk menduga pencemaran air adalah sedimen DAS Citarum. Nilai suseptibilitas magnetik diukur dengan menggunakan alat Bartington MS2B yang beroperasi padaduafrekuensi, 470 Hz dan 4700 Hz. Hasil pengukuran menunjukkan urutan daerah yang memiliki suseptibilitas magnetik yang diukur pada 470 Hz(χLF), dari yang terbesar hingga terkecil adalah Walahar, Waduk Jatiluhur, Curug Klari, Tunggakjati, Medangasem-Jayakerta, dan PDAM. Pengukuran suseptibilitas magnetik dilakukan pula pada frekuensi yang lebih tinggi (χHF), yaitu 4700 Hz. Perbedaan relatif nilai suseptibilitas magnetik yang diukur pada dua frekuensi disebut sebagai suseptibilitas bergantung frekuensi (χFD).Pengukuran suseptibilitas magnetik pada dua frekuensi tersebut menunjukkan bahwa sampel pada daerah kajian memiliki nilai χFD (%) kurang dari 4 %.Nilai suseptibilitas bergantung frekuensi yang rendah (1-4%) sering ditemukan pada tanah yang terkontaminasi. Berdasarkan hal tersebut, dapat diduga bahwa mineral magnetik di daerah kajian berasal dari sumber antropogenik. Dugaan bahwa sumber mineral magnetik merupakan sumber antropogenik didukung oleh analisa statistik yang menunjukkan korelasi negatif antara χLF dan χFD. Adanya korelasi negatif antara χLF dan χFD mengindikasikan bahwa mineral magnetik berasal dari polusi industri. Kata kunci :suseptibilitas magnetik, pencemaran, Sungai Citarum