Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

SIFAT MAGNETIK SEDIMEN SUNGAI SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN (STUDI KASUS : SUNGAI CITARUM KABUPATEN KARAWANG) H. Kirana, Kartika; Fitriani, Dini; Supriyana, Eddy; Agustine, Eleonora
Jurnal Spektra Vol 15, No 2 (2014): Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Publisher : Jurnal Spektra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Citarumsangatpentingbagikehidupansocialekonomimasyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Selain digunakan sebagai sumber air minumoleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), irigasi pertanian dan perikanan, pembangkit listrik tenaga air, DAS Citaum juga dijadikan sebagai daerah buangan limbah pabrik dan rumah tangga. yang berpotensi sebagai sumber pencemar. Menyadari bahwa keberadaan Sungai Citarum ini sangat penting, maka diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap pencemaran air Sungai Citarum. Metode kemagnetan batuan sebagai suatu metode yang cepat dan mudah, dapat digunakan sebagai proxy indicator pencemaran air Sungai Citarum melalui pengukuran suseptitibilitas magnetik. Penggunaan metoda ini didasarkan pada kelimpahan mineral magnetik yang terkandung dalam setiap bahan di alam. Bahan yang akan digunakan sebagai sampel untuk menduga pencemaran air adalah sedimen DAS Citarum. Nilai suseptibilitas magnetik diukur dengan menggunakan alat Bartington MS2B yang beroperasi pada dua frekuensi, 470 Hz dan 4700 Hz. Hasil pengukuran menunjukkan urutan daerah yang memiliki suseptibilitas magnetik yang diukur pada 470 Hz(XLF), dari yang terbesar hingga terkecil adalah Walahar, Waduk Jatiluhur, Curug Klari, Tunggakjati, Medangasem-Jayakerta, dan PDAM. Pengukuran suseptibilitas magnetik dilakukan pula pada frekuensi yang lebih tinggi (XHF), yaitu 4700 Hz. Perbedaan relatif nilai suseptibilitas magnetik yang diukur pada dua frekuensi disebut sebagai suseptibilitas bergantung frekuensi (XFD).Pengukuran suseptibilitas magnetik pada dua frekuensi tersebut menunjukkan bahwa sampel pada daerah kajian memiliki nilai XFD (%) kurang dari 4 %.Nilai suseptibilitas bergantung frekuensi yang rendah (1-4%) sering ditemukan pada tanah yang terkontaminasi.Berdasarkan hal tersebut, dapat diduga bahwa mineral magnetik di daerah kajian berasal dari sumber antropogenik.Dugaan bahwa sumber mineral magnetik merupakan sumber antropogenik didukung oleh analisa statistik yang menunjukkan korelasi negatif antara XLF dan XFD. Adanya korelasi negatif antara XLF dan XFD mengindikasikan bahwa mineral magnetik berasal dari polusi industri. Kata kunci: suseptibilitasmagnetik, pencemaran, Sungai Citarum
KORELASI CEKUNGAN KETUNGAU DAN MELAWI BERDASARKAN ANALISIS DATA GAYABERAT Supriyana, Eddy; Padmawidjaja, Tatang
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 54, No 1 (2020)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1675.33 KB) | DOI: 10.29017/LPMGB.54.1.418

Abstract

Cekungan Ketungau dan cekungan Melawi mempunyai karakter batuannya yang berbeda, sehingga dalam kajian ini mencoba untuk dianalisis berdasarkan nilai-nilai rapat massa batuannya. Pola anomali gayaberat daerah Sintang membentuk cekungan dan tinggian anomali yang berarah barat–timur, tinggian anomali tersebut berhubungan dengan pengangkatan Komplek Semitau sebagai batas antara Cekungan Ketungau dan Melawi. Berdasarkan hasil analisa rapat massa diharapkan dapat memberikan informasi terkait keberadaan kedua cekungan tersebut. Nilai anomali gayaberat yang tinggi membentuk kelurusan dan berarah barat timur diduga sebagai Penggangkatan Semitau dan Komplek Selangkai. Nilai anomali gayaberat tersebut juga memisahkan dua buah cekungan yaitu Cekungan Ketungau di bagian utara dan Cekungan Melawi dibagian selatan. Komplek Semintau dan Batuan Alas Samudera diterobos oleh batuan granit (Toms). Batuan granit tersebut tersingkap dibagian utara dan selatan di Komplek Semitau yang tercermin dari sebaran anomali gayaberat dibawah 15 mGal, sedangkan kelompok batuan dari Komplek Semitau yang memanjang barat-timur dicirikan oleh nilai anomali tinggi antara 35mGal sampai 55 mGal dan nilai anomali gayaberat regional mencapai 40 mGal. Model geologi dari lintasan anomali gayaberat menunjukkan adanya cekungan sedimen dengan nilai anomali gayaberat -5 mGal yang diterobos oleh batuan dari Komplek Semitau dengan nilai anomali 55 mGal, hal ini ditunjukkan juga oleh bentuk sesar dan kelurusan didaerah cekungan Melawai dan Ketungau. Berdasarkan analisa gayaberat dengan nilai-nilai rapat massanya 2.50 gr/cm3 sampai dengan 2.75 gr/cm3 dapat menunjukkan bahwa cekungan Melawi dan Ketungau dipisahkan oleh batuan dari Komplek Semitau sebagai batuan alas dari kedua cekungan tersebut.
Deformasi dan Kedalaman Batuan Sedimen Daerah Banjarnegara Berdasarkan Analisis Gayaberat Supriyana, Eddy; Padmawidjaja, Tatang; Akbar, Ryan
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 55, No 3 (2021)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.55.3.704

Abstract

Beberapa penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, adanya pengembangan sistem minyak di Kali Serayu, dan telah dilakukan uji terhadap minyak rembesan tersebut yang hasilnya menunjukkan TOC diatas 2%, dan reservoir berada pada Formasi Rambatan (Tmr).  ) berumur Miosen Tengah sampai Miosen Awal.  Penelitian - penelitian yang telah dilakukan tersebut belum sampai kepada hasil yang dapat memberikan gambaran tentang potensi migas secara tuntas, sehingga perlu kajian lanjutan yang diharapkan dapat memberikan informasi di bawah permukaan secara saintifik terkait dengan migrasi minyak/HC (fluida) yang mengarah ke selatan Banjarnegara.  Diantara metode geofisika yang dapat memberikan dan melengkapi dari penelitian sebelumnya, mencoba memproses berdasarkan kajian gayaberat.  Data gayaberat yang digunakan sebanyak 520 melingkupi Banjarnegara Utara sampai Banjarnegara Selatan, dimana data tersebut digunakan di beberapa tahapan yaitu pemisahan gayaberat dan selanjutnya dilakukan anomali gayaberat regional dimana disebut sebagai anomali gayaberat residual atau sisa sehingga akan diperoleh gambaran efek samping yang sesuai dengan  geologi permukaannya.  Kemudian berdasarkan nilai turunan kedua vertikal (SVD) maupun horizontal dari data anomali gayaberat, dan dianalisis terhadap nilai densitasnya (p) dengan menggunakan "fungsi Green".  Berdasarkan analisis data gayaberat melalui proses SVD, perhitungan nilai densitas dengan Green maka daerah Banjarnegara bagian utara diduga sebagai daerah reservoarnya dan mengalami migrasi ke arah selatan yang ditunjuk oleh tipe sesar naik dan adanya pengurang nilai densitas dari utara dan bertambah di bagian selatan, sehingga dideskripsikan terbentuknya cebakan  yang ditandai oleh batas antiklin atau punggungan.  indikasi zonasi berdasarkan kontur anomali gayaberat turunan turunan kedua (SVD), juga ditunjukkan oleh penuruan nilai pada peta kontur anomali gayaberat dengan nilai antara +22.1 mGal sampai 0 mGal, kemudian oleh nilai anomali gayaberat antara 0 mGal sampai -7.0 mGal,  artinya adanya migrasi dari utara.  Hasil analisis analisis spektral diperoleh kedalaman sekitar 2000 m sampai 2500 m di bagian utara dengan tipe sesar naik dari arah utara.
Reliability Study of Oil and Gas Pipelines Using the Normal Distribution Method Nendi Suhendi Syafei; Darmawan Hidayat; Nanang Rohadi; Khafsah Joebaedi; Eddy Supriyana
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 22 No. 1 (2021): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.147 KB) | DOI: 10.24036/eksakta/vol22-iss1/246

Abstract

Gas and oil pipelines have decreased function and damaged due to corrosion. This research aims to analyze and predict the life of gas and oil pipelines within a certain time span. The method used is a reliability study using a normal distribution. The analysis results show it is predicted that the pipe reliability probability in 2030 will decrease and the probability of failure will increase. The probability of reliability is 0.843572786617270 and the probability of failure is 0.156427213382730 in 2030. With the long distance pipeline, maximum depth as shown in the attachment the average thick remain is 0.2200 inches, the average corrotion rate is 0.0317 mm/year, with prediction thick remain from 2000 to 2030 in inches.
KAJIAN STRUKTUR RESISTIVITAS DANGKAL DI SEKITAR SUMUR SINDU KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA Bambang Wijatmoko; Budy Santoso; Eddy Supriyana
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.83 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.02

Abstract

Abstrak Sumur Sindu merupakan salah satu cagar budaya peninggalan sejarah yang terletak di Desa Sumber Wetan Kecamatan Jati Tujuh Kabupaten Majalengka. Sumur yang dikenal keramat ini sudah digunakan sebagai sumber mata air yang tidak pernah kering. Namun demikian, di sekitar lokasi sumur sering mengalami kekeringan di musim kemarau, bahkan di tempat-tempat tertentu tidak dijumpai sumber air tanah. Hal ini menarik untuk dikaji mengenai bagaiman struktur bawah permukaan di daerah sekitar sumur tersebut. Makalah ini akan membahas tentang struktur resistivitas dangkal yang diperoleh melalui teknik Electrical Resistivity Tomography (ERT) pada tiga lintasan. Hasil pengukuran selanjutnya diolah menggunakan metode inversi 2D sehingga diperoleh suatu penampang yang menggambarkan struktur perlapisan batuan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya. Interpretasi terhadap ketiga penampang menunjukkan bahwa struktur resistivitas daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah (1-7 ohm.m) berasosiasi dengan akuifer, rendah (8-17 ohm.m) berasosiasi dengan lempung pasiran dan lempung, sedang (18-40 ohm.m) berasosiasi dengan pasirlempungan, tinggi (41-90 ohm.m) berasosiasi dengan pasir kerikil, dan kategori sangat tinggi (91-180 ohm.m) yang diduga berasosiasi dengan batupasir padat. Pola pelipatan berupa antiklin juga terlihat pada citra penampang tersebut, hal ini menjadi indikasi kemungkinan adanya zonasi akuifer. Kata-kata kunci: struktur resistivitas, sumur sindu, ERT, zonasi akuifer Abstract Sindu well is one of the cultural heritage located in Desa Sumber Wetan Kecamatan Jati Tujuh Kabupaten Majalengka. The well is known sacred and it has been used as a water source that never dry. However, the location around the well droughts in the dry season, and even in certain places the source of groundwater cannot be found. It is interesting to study about how the subsurface structure in the area around the well. This paper will discuss the shallow resistivity structure obtained through Electrical Resistivity Tomography (ERT) on three lines. The result of the measurement will processed using 2D inversion methods to obtain a cross-section that describes the structure of rock layering in subsurface based on resistivity value. Interpretation of the three cross sections showed that the resistivity structure of the study area can be grouped into five categories i.e. very low (1-7 ohm.m) associated with the aquifer, low (8-17 ohm.m) associated with sandy clay and clay, medium (18-40 ohm.m) associated with sandy clay, high (41-90 ohm.m) associated with gravel, and the very high category (91-180 ohm.m) allegedly associated with solid sandstone. The image of the cross section also described the folding pattern in the form of the anticline which indicate the possibility of aquifer. Keywords: resistivity structure, Sindu well, ERT, aquifer zone.
SIFAT MAGNETIK SEDIMEN SUNGAI SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN (STUDI KASUS : SUNGAI CITARUM KABUPATEN KARAWANG) Kartika H. Kirana; Dini Fitriani; Eddy Supriyana; Eleonora Agustine
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 15 No 2 (2014): SPEKTRA, Volume 15 Nomor 2, Desember 2014
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.045 KB)

Abstract

Abstrak Sungai Citarum sangat penting bagi kehidupan social ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Selain digunakan sebagai sumber air minumoleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), irigasi pertanian dan perikanan, pembangkit listrik tenaga air, DAS Citaum juga dijadikan sebagai daerah buangan limbah pabrik dan rumah tangga. yang berpotensi sebagai sumber pencemar. Menyadari bahwa keberadaan Sungai Citarum ini sangat penting, makadiperlukan monitoring dan evaluasi terhadap pencemaran air Sungai Citarum. Metode kemagnetan batuan sebagai suatu metode yang cepat dan mudah, dapat digunakan sebagai proxy indicator pencemaran air Sungai Citarum melalui pengukuran suseptitibilitas magnetik. Penggunaan metoda ini didasarkan pada kelimpahan mineral magnetik yang terkandung dalam setiap bahan di alam. Bahan yang akan digunakan sebagai sampel untuk menduga pencemaran air adalah sedimen DAS Citarum. Nilai suseptibilitas magnetik diukur dengan menggunakan alat Bartington MS2B yang beroperasi padaduafrekuensi, 470 Hz dan 4700 Hz. Hasil pengukuran menunjukkan urutan daerah yang memiliki suseptibilitas magnetik yang diukur pada 470 Hz(χLF), dari yang terbesar hingga terkecil adalah Walahar, Waduk Jatiluhur, Curug Klari, Tunggakjati, Medangasem-Jayakerta, dan PDAM. Pengukuran suseptibilitas magnetik dilakukan pula pada frekuensi yang lebih tinggi (χHF), yaitu 4700 Hz. Perbedaan relatif nilai suseptibilitas magnetik yang diukur pada dua frekuensi disebut sebagai suseptibilitas bergantung frekuensi (χFD).Pengukuran suseptibilitas magnetik pada dua frekuensi tersebut menunjukkan bahwa sampel pada daerah kajian memiliki nilai χFD (%) kurang dari 4 %.Nilai suseptibilitas bergantung frekuensi yang rendah (1-4%) sering ditemukan pada tanah yang terkontaminasi. Berdasarkan hal tersebut, dapat diduga bahwa mineral magnetik di daerah kajian berasal dari sumber antropogenik. Dugaan bahwa sumber mineral magnetik merupakan sumber antropogenik didukung oleh analisa statistik yang menunjukkan korelasi negatif antara χLF dan χFD. Adanya korelasi negatif antara χLF dan χFD mengindikasikan bahwa mineral magnetik berasal dari polusi industri. Kata kunci :suseptibilitas magnetik, pencemaran, Sungai Citarum
PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE Budy Santoso; Setianto Setianto; Bambang Wijatmoko; Eddy Supriyana
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 6 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.477 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2017.02.EPA.02

Abstract

Ground water is one of the factors that affect the stability of a bridge. One of the Geophysical Methods that can identify the presence of groundwater is Electrical Resistivity Tomography (ERT) method. Configuration of ERT measurement using Dipole-Dipole Configuration. Based on ERT measurements that have been correlated with local geology, the following results are obtained: porous pile soil has a resistivity value : (42 - 58) Ohm.m, below the porous layer there is a water table with resistivity value: (24 - 30) Ohm.m at depth : (6 - 10) m, and the lowest layer is a impermeable layer suspected of Claystone with resistivity value : (40 - 100) Ohm.m. This claystone is impermeable, consequently the groundwater that is in the layer will flow at lower altitude by bringing the material in the form of soil / rock that is covered by the coating, so that the soil / rock under the bridge becomes unstable. Keywords: groundwater, dipole-dipole, ERT, resistivity
PENGUKURAN DAN ANALISIS GRAVITY UNTUK PENENTUAN PROSPEK MINERALISASI BIJIH BESI DI DAERAH SUNGAI PADANG, SIJUK, BELITUNG Eddy Supriyana; Budy Santoso; Bambang Wijatmoko
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 6 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.765 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2017.02.EPA.03

Abstract

Research with Gravity method has been done in Padang River Village of Belitung Province. The purpose of this research is to know the pattern of the potential spread of iron ore, to localize the spread of iron ore and to determine the position of rock intrusion containing mineralization. Gravity data obtained from the measurement results, then modeled to estimate the price of rock density from some subsurface layer. Based on the value of the density contrast is correlated with the porosity (small), then the rock characteristics will be identified so that the tendency of the existence of Seal rocks and Trapping sources can be known. Gravity measurements are done systematically with intervals between observation stations on one line of 25 meters, while the distance between lines of about 500 meters. Bouguer anomaly in the study area ranged from -5 until 75 mGal, forming as low and high anomaly. The height of the Anomaly Bouguer occupies the western part of the study site, its value reaches 30 mGal and to the north of the research area reaches 42 mGal, the height of the North-South trending anomaly flanked by two high anomaly groups. Keywords: Gravity, Bouguer Anomaly, Density, Iron Ore, Mineralization
PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING BUDY SANTOSO; BAMBANG WIJATMOKO; EDDY SUPRIYANA; ASEP HARJA
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 6, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.706 KB) | DOI: 10.24198/jmei.v6i01.9371

Abstract

Pemanfaatan batubara sebagai salah satu sumber energi alternatif semakin meningkat, diantaranya untuk kebutuhan energi sektor industri dan pembangkit tenaga listrik. Peningkatan tersebut telah mendorong penelitian mengenai keberadaan batubara dan sumberdayanya. Metode Geofisika yang digunakan untuk mengetahui keberadaan batubara, diantaranya : Metode Electrical Resistivity Tomography dan Vertical Electrical Sounding. Parameter fisika untuk menentukan indikasi batubara dengan metode tersebut yaitu resistivitas. Untuk menghindari ambiguitas ketika menginterpretasikan lapisan batubara pada suatu penampang resistivitas, maka perlu dilakukan penentuan nilai resistivitas batubara secara insitu diatas singkapan batubara. Penentuan resistivitas batubara secara insitu dengan Metode Electrical Resistivity Tomography dilokasi I (Muarobungo, Jambi) diperoleh nilai resistivitas (81,4 – 115) Ωm, sedangkan dilokasi II (Lahat, Sumatera Selatan) diperoleh nilai resistivitas (60 – 110) Ωm dan dilokasi III (Nunukan, Kalimantan Utara) diperoleh nilai resistivitas (83 – 130) Ωm. Penentuan resistivitas batubara secara insitu dengan Metode Vertical Electrical Sounding dilokasi I (Muarobungo, Jambi) diperoleh nilai resistivitas 80,89 Ωm dan dilokasi II (Lahat, Sumatera Selatan) diperoleh nilai resistivitas 76,92 Ωm.Keywords ; Electrical Resistivity Tomography, Vertical Electrical Sounding, coal outcrops, cross-section resistivity.
KAJIAN NIKEL LATERIT DENGAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI DAERAH BATU PUTIH, KOLAKA UTARA SULAWESI TENGGARA BUDI SANTOSO; BAMBANG WIJATMOKO; EDDY SUPRIYANA
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 7, No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.594 KB) | DOI: 10.24198/jmei.v7i01.11043

Abstract

Abstrak. Endapan nikel laterit terdapat pada zona limonit, zona saprolit, dan zona saprock. Masing-masing zona laterit tersebut mempunyai kandungan mineral dan kadar nikel yang berbeda, sehingga mempunyai nilai resistivitas yang berbeda-beda. Penampang laterit dapat diperoleh dengan Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT).  Metode ERT adalah metode pengukuran resistivitas dipermukaan tanah dengan menggunakan banyak elektroda, agar diperoleh variasi distribusi resistivitas bawah permukaan secara lateral dan vertikal, sehingga didapatkan citra  bawah permukaan. Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam akuisisi data ERT yaitu Konfigurasi Wenner. Pengolahan data menggunakan program inversi Res2DInv. Berdasarkan hasil pengukuran ERT yang telah dikorelasikan dengan data test pit, diperoleh nilai resistivitas laterit sebagai berikut : resistivitas limonit : < 400 Ohm.m, resistivitas saprolit : (400 – 640) Ohm.m,  resistivitas saprock : (640 – 1720) Ohm.m dan resistivitas bedrock  > 1720 Ohm.m.Kata kunci : ERT, limonit, saprolit, saprock, Wenner