Evidence based khasiat dan keamanan jamu perlu terus dikembangkan. Telah dilakukan penelitian pengaruh formula jamu hiperurisemia terhadap fungsi ginjal (ureum dan kreatinin). Hasil penelitian digunakan sebagai dasar pemanfaatan dalam masyarakat dan pelayanan kesehatan formal. Dalam penelitian ini, studI klinik dilakukan dengan desain penelitian pre-post test. Studi klinik melibatkan 40 subyek, yaitu laki-laki dan perempuan usia 20- 60 tahun. Subyek penelitian diberikan ramuan jamu hiperurisemia selama delapan minggu dan dilakukan kontrol ulang seminggu sekali. Dilakukan pula pemeriksaan ureum dan kreatinin pada awal penelitian, hari ke-28 dan hari ke-56. Hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin dianalisis dengan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perlakuan, rerata kadar ureum 24,12 mg/dL dan kadar kreatinin 0,85 mg/dL. Pada hari ke-28 rerata kadar ureum 25,91 mg/dL dan kadar kreatinin 0,87 mg/dL. Hasil uji t berpasangan sebelum dan sesudah perlakuan 28 hari untuk kadar ureum nilai p 0,138 (>0,05) dan kadar kreatinin nilai p 0,518 (>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna kadar ureum dan kreatinin sebelum perlakuan dan setelah perlakuan 28 hari. Pada hari ke-56 rerata kadar ureum 24,75 mg/dL dan kadar kreatinin 0.88 mg/dL. Hasil uji t berpasangan sebelum dan sesudah perlakuan 56 hari untuk kadar ureum nilai p 0,422 (>0,05) dan untuk kadar kreatinin nilai p 0,328 (>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna kadar ureum dan kreatinin sebelum perlakuan dan setelah perlakuan 56 hari. Karenanya dapat disimpulkan bahwa penggunaan ramuan jamu hiperurisemia selama 56 hari tidak mengganggu fungsi ginjal.