Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMAHAMAN EMANSIPASI WANITA Mustikawati, Citra
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.801 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v3i1.7395

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui makna emansipasi wanita yang disampaikan R. A. Kartini padabuku Habis Gelap Terbitlah Terang. Dengan begitu, masyarakat dapat memahami emansipasi wanita yangada dalam pemikiran Kartini dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasi makna emansipasiwanita. Pada tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi hermeneutika JurgenHabermas. Habermas menyampaikan bahwa pemahaman dibagi menjadi tiga kelas ekspresi yakni bahasaatau linguistik, tindakan atau kegiatan dan pengalaman. Data yang dikumpulkan penulis dilakukan denganmengolah dokumentasi, studi pustaka dan menelusuri data online. Sementara untuk analisis data, penulismelakukan kategorisasi dan reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan. Penulis menguji keabsahandata dengan menggunakan bahan referensi dan mengadakan member check. Hasil penelitian pada tulisan iniadalah pemahaman emansipasi wanita dalam pemikiran R. A. Kartini yang tercantum pada buku Habis GelapTerbitlah Terang, memiliki dua keinginan. Bagi Kartini keinginannya sebagai perempuan adalah untuk bebasdan mandiri. Lebih jelasnya adalah pertama, sebagai perempuan Kartini ingin diberi kesempatan mengenyampendidikan di bangku sekolah. Keinginan Kartini yang kedua adalah menolak adanya pernikahan poligami.Kartini menulis untuk memperjuangkan emansipasi wanita. Pemikiran serta tindakan Kartini seperti initidak dapat lepas dari latar belakangnya yang merupakan anak selir dan berasal dari golongan bangsawan.Kesimpulan dari tulisan ini adalah perjuangan untuk bebas mengenyam pendidikan bagi perempuan danpenolakan atas pernikahan poligami. Dalam perjuangannya, Kartini menggunakan sastra sebagai alat untukmencapai hal tersebut. Pengalaman dan latar belakang Kartini sebagai anak selir menjadi alasan kuat dalammemperjuangkan emansipasi wanita. Tidak hanya itu, adat Jawa yang terlalu mengekang perempuan punturut memotivasi Kartini untuk berjuang membebaskan diri atas nama perempuan.