Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Respons Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Pada Dosis Pupuk Kandang Kambing yang Berbeda dan Pemotongan Bibit Umbi Millah, Zahratul; Laila, Alfu; Rifaldi, Aldi; AM, Kartina
JURNAL PERTANIAN Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v15i2.4188

Abstract

Tingginya pemakaian pupuk sintetik dan rendahnya kualitas benih adalah faktor penyebab produksi dan productivitas nasional bawang merah (Allium cepa L. var. Aggregtum group) berfluktuasi. Penelitian mengenai pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang kambing dan pemotongan bibit umbi bawang merah terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah perlu dilakukan. Rancangan penelitian yang diginakan yaitu rancangan petak terbagi (Split Plot). Petak utama yaitu dosis pupuk kandang kambing 0, 10, 15, 20, dan 25 kg•ha-1, sedangkan anak petak terdiri dari bibit umbi yang dipotong dan tidak potong. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara dosis pupuk kandang kambing dan pemotongan umbi terhadap seluruh parameter pertumbuhan dan hasil bawang merah. Perlakuan pemotongan umbi menunjukkan waktu bertunas lebih cepat (2,16 hst), meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun pada usia 2 dan 3 mst, meningkatkan jumlah umbi tiap tanaman (7,24 umbi), meningkatkan bobot segar umbi tiap tanaman (21,56 g), dan meningkatkan bobot kering umbi per tanaman (17,30 g). Perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing menunjukkan tidak ada pengaruh pada parameter pertumbuhan dan hasil bawang merah. Mempertimbangkan pengelolaan tanaman berkelanjutan, meskipun penggunaan pupuk kandang kambing belum dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah dalam percobaan ini, hal ini berpotensi memperbaiki tanah dalam penerapan jangka panjang. Kata kunci: umbi, split-plot, percobaan lapangan, pertumbuhan
Peran Biotek Gen Tanaman Pada Bidang Pangan dan Farmasi Sebagai Bahan Sediaan Pangan Fungsional, Bahan Aktif Obat dan Kosmetik Natural Rezaldi, Firman; Millah, Zahratul; Susiyanti, Susiyanti; Gumilar, Roni; Yenny, Ratna Fitry
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 8, No 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jamp.v8i1.93

Abstract

Kecenderungan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup yang sehat untuk memanfaatkan bahan herbal sebagai bahan aktif sediaan pangan fungsional, bahan aktif sediaan obat maupun kosmetik cenderung mengalami peningkatan yang berkolerasi secara positif dengan peningkatan jumlah penduduk. Fakta dilapangan yang sering terjadi dan membuat cemas para petani yaitu terjadinya penurunan suatu kualitas bahkan kuantitas dari setiap aktivitas budidaya, sehingga pemenuhan bahan pangan fungsional, bahan aktif obat maupun kosmetik menjadi semakin terhambat. Tantangan dan tanggung jawab seorang pemuliaan tanaman yang memiliki kemampuan pada bidang rekayasa genetika tanaman atau yang dikenal sebagai bioteknologi modern (teknologi DNA rekombinan) menjadi semakin meningkat untuk mengembangkan nya yaitu dengan metode rekayasa partenokarpi (buah tanpa biji), biofisika (radiasi), yang perlu dilakukan pengujian pada fasilitas uji lapangan terbatas, sehingga menjadi tanaman transgenik yang tahan simpan setelah diverivikasi melalui PCR dan divisualisasi gen (DNA) pemabawa partenokarpi hasil PCR melalui gel agarosa. Salah satu tanaman komoditas hortikultura yang dapat dikembangkan sebagai bahan sediaan pangan fungsional, obat, dan kosmetik yaitu tomat. Hasil penelitian terkini telah membuktikan bahwa kandungan tomat berupa likopen sebagai salah satu senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid dapat dikembangkan sebagai obat kumur, hipertensi, sebagai sediaan kosmetik berupa formulasi dan sediaan lip balm, dan sabun mandi cair yang bersifat antioksidan. Likopen yang terkandung pada buah tomat berperan penting sebagai sumber antioksidan dalam menangkal radikal bebas, sehingga dapat dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional, obat, dan kosmetik melalui jalur rekayasa metabolic (biokimia). jalur biosintesis flavonoid yang terdiri dari dua jalur yaitu jalur siklamat dan asam malonat.