This Author published in this journals
All Journal Jurnal EMPATI
Karyono Karyono
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH AUTORITATIF DENGAN INTENSI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Rifky Nugroho; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 (Agustus 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2015.12997

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh autoritatif dengan intensi wirausaha pada Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Persepsi pola asuh Autoritatif adalah Persepsi terhadap pola interaksi yang digunakan orangtua terhadap remajanya yang ditandai dengan penerimaan dan kontrol dalam menghargai individualitas namun dengan tetap memberi batasan yang sesuai dengan norma yang ada sedangkan Intensi Wirausaha adalah niat yang ada pada individu untuk melakukan ataupun memulai kegiatan berwirausaha serta mencapai keberhasilan dalam berwirausaha. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang terdiri dari Fakultas Ilmu Sosial dan politik serta Fakultas Psikologi. Sampel penelitian berjumlah 50 orang yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi, yaitu Skala Intensi Wirausaha (41 aitem valid, α = 0.782) dan Persepsi pola asuh autoritatif (26 aitem valid, α = 0.867). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi 0,609 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara pola asuh autoritatif dengan intensi wirausaha dapat diterima. Semakin tinggi persepsi pola asuh autoritatif maka semakin tinggi pula intensi wirausaha , sebaliknya semakin rendah persepsi pola asuh autoritatif maka semakin rendah pula intensi wirausaha yang dimiliki.
KORELASI ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN STRESS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI RSUP Dr. KARIADI Wahyu Dhewa Yhani; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 (Agustus 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.759 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7382

Abstract

Diabetes mellitus (DM) mulai menjadi salah satu permasalahan terbesar di dunia, hal ini disebabkan oleh meningkatnya resiko DM tipe 2 di banyak negara berkembang. Tahun 2003 WHO memperkirakan 194 juta atau 5,1% dari penduduk Indonesia usia 20-79 tahun menderita DM tipe 2 dan pada tahun 2025 meningkat menjadi 333 juta kasus. Stres psikologis dan psikososial dapat memberatkan control metabolit pada DM Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara penerimaan diri dengan stres yang dialami pasien DM tipe-2 di RSUP Dr Kariadi.Jumlah sampel penelitian ini adalah 40 pasien yang melakukan kontrol gula darah di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi. Sampel dibatasi dengan usia 40 hingga 60 tahun dan terdiagnosa DM tipe-2 kurang dari lima tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan skala stres pada penderita DM tipe-2 yang terdiri dari 24 aitem (α=0,904) dan skala penerimaan diri yang terdiri dari 29 aitem (α=0,910).Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien korelasi (rxy) = -0,451 dengan p = 0,003 (p<0,05), sehingga hipotesis yang menyatakan adanya hubungan negatif antara stres pada penderita DM tipe 2 dengan penerimaan diri dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara penerimaan diri dengan stres pada penderita DM tipe 2 di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
PENGALAMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PANTI ASUHAN CACAT GANDA Amanda Dwi Septina; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 (April 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.924 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15214

Abstract

Mengasuh penyandang cacat ganda sudah tentu membutuhkan waktu, usaha, serta tenaga yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman yang dialami oleh subjek terkait dengan keputusannya untuk bekerja sebagai pengasuh bagi anak penyandang cacat ganda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek penelitian ini adalah dua orang pengasuh panti asuhan cacat ganda yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun. Teknik pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive serta pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan faktor utama yang memengaruhi kedua subjek untuk akhirnya mengambil keputusan mengabdikan dirinya bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda. Namun, subjek pertama memiliki tingkat kebersyukuran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan subjek kedua. Hal tersebut dapat dilihat dari keikhlasannya dalam mengorbankan harta bendanya untuk anak-anak yang ia asuh. Selain kebersyukuran, keinginan untuk membuat anak penyandang cacat ganda menjadi lebih berkembang dan dapat diterima oleh masyarakat juga menjadi pertimbangan kedua subjek untuk bekerja sebagai pengasuh panti asuhan cacat ganda.
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU MEMBELI MAHASISWI TAHUN 2012 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Mila Rahayu Aditiya; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 (Agustus 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.569 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7367

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan perilaku membeli pada mahasiswi tahun 2012 program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Populasi dalam penelitian ini adalah 203 mahasiswi dan jumlah sampel penelitian 127 mahasiswi. Penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Citra Tubuh terdiri dari 29 aitem (ɑ = 0,909) dan Skala Perilaku membeli terdiri dari 30 aitem (ɑ = 0,859). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif dan sangat signifikan antara citra tubuh dengan perilaku membeli yang ditunjukkan oleh angka korelasi  = - 497 dengan p= 0,000 (p<0,05) sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara citra tubuh dengan perilaku membeli pada mahasiswi tahun 2012 program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana dapat diterima.Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara citra tubuh dengan perilaku membeli pada mahasiswi tahun 2012 program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Hubungan antara kedua variabel tersebut bahwa semakin negatif citra tubuh maka akan semakin tinggi perilaku membeli, sebaliknya semakin positif citra tubuh maka akan semakin rendah perilaku membeli. Sumbangan efektif citra tubuh terhadap perilaku membeli sebesar 22,6% sedangkan 77,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KREATIVITAS BERMUSIK NON APTITUDE PADA MUSISI BAND DI KOTA PATI, JAWA TENGAH Harry Murti Natakusuma; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 (Agustus 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2015.12982

Abstract

Seorang musisi dituntut memiliki kreativitas yang tinggi untuk mengembangkan kemampuannya dalam bermusik. Tanpa kreativitas, mustahil akan tercipta komposisi lagu yang indah, sekaligus dapat memberikan efek positif bagi yang mendengarnya. Musisi band di kota Pati, Jawa Tengah, harus memiliki kemampuan berpikir kreatif untuk menciptakan suatu lagu ataupun membuat aransemen ulang lagu yang sudah ada untuk dibawakan saat tampil di panggung. Dalam hal ini Kecerdasan Emosi seorang musisi band memiliki peranan penting terhadap kreativitas yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan Kecerdasan Emosi dengan kreativitas bermusik non aptitude pada musisi band di kota Pati, Jawa Tengah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan didapat sampel sebanyak 60 orang. Metode penggalian data dengan menggunakan dua skala psikologi. Skala perilaku Kreativitas Bermusik Non Aptitude dengan 24 aitem valid (α = 0,935) dan skala Kecerdasan Emosi dengan 35 aitem valid (α = 0,934). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy= 0,619 dengan p = 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif antara Kecerdasan Emosi dengan kreativitas bermusik non aptitude, semakin tinggi Kecerdasan Emosi maka semakin tinggi kreativitas bermusik non aptitude, demikian pula sebaliknya semakin rendah Kecerdasan Emosi maka semakin rendah kreativitas bermusik non aptitude Musisi Band di Kota Pati. Sumbangan efektif Kecerdasan Emosi terhadap kreativitas bermusik non aptitude pada Musisi Band di Kota Pati sebesar 38,3% dan sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
KEPUASAN KERJA DI TINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN MARKETING DI PT NEW RATNA MOTOR “NASMOCO GROUP” SEMARANG Sinta Apriliana Hadiningrum; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 (Agustus 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.032 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7378

Abstract

Pada dunia organisasi industri, karyawan telah dipandang sebagai sumber daya yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus, karena dapat menentukan tercapainya tujuan organisasi. Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh kepuasan kerja karyawan,  di sisi lain demi tercapainya tujuan tersebut, karyawan juga dituntut untuk bekerja lebih giat, disertai dengan tuntutan yang dapat memicu munculnya stres kerja pada karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian marketing PT New Ratna Motor atau “Nasmoco Group” semarang.Populasi dalam penelitian ini adalah 122 karyawan dan jumlah sampel penelitian 92 karyawan. Penentuan sampel menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Kepuasan Kerja terdiri dari 36 aitem (ɑ = 0,920) dan Skala Stres Kerja terdiri dari 34 aitem (ɑ = 0,943). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan  adanya hubungan negatif dan sangat signifikan antara stress kerja dengan kepuasan kerja yang ditunjukkan oleh angka analisis regresi F = 23,278 ; p = 0,000 ( p < 1% ),  dan pada variabel stres kerja menunjukkan hasil t = - 4,825 ( p < 0,01), sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara stres kerja dengan kepuasan kerja karyawan bagian marketing di PT New Ratna Motor Semarang dapat diterimaBerdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian marketing di PT New Ratna Motor “Nasmoco Group” Semarang, yang artinya bahwa semakin rendah  stres kerja yang dialami maka akan semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan, begitupun sebaliknya. Sumbangan efektif stres kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 26,8 %  sedangkan 73,2 % ditentukan oleh  faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
EKSPLORASI PENGALAMAN PASANGAN YANG MENGALAMI KEHAMILAN PRANIKAH Aprillicilia Terdani Putri Sabarini; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015 (Agustus 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2015.12977

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman pasangan yang mengalami kehamilan pranikah. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis ini dilakukan dengan pengkhususan pada Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pendekatan IPA dipilih karena berfokus pada proses interpretatif dalam memahami pengalaman subjek secara mendalam. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua pasang suami istri yang mengalami kehamilan pranikah di kehidupan pernikahannya. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur. Transkrip wawancara dianalisis untuk mendapatkan tema-tema yang terdiri dari delapan tema super-ordinat yang kemudian dikelompokkan dalam dua tema induk, yaitu (1) proses pengambilan keputusan; dan (2) kehidupan pernikahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehamilan pranikah memunculkan kecemasan dan pertentangan keputusan untuk melanjutkan kehamilan atau melakukan aborsi. Pernikahan merupakan solusi yang diambil subjek sebagai upaya mempertahankan kehamilan, meskipun dilakukan tanpa persiapan yang matang. Di kehidupan pernikahan, subjek dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut penyesuian dan perubahan peran baru. Adanya sikap toleransi dan dukungan dari pasangan dan keluarga membantu subjek dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan pernikahan. 
PENGALAMAN SAKIT PADA PENDERITA LUPUS : INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS Siti Azifatul Laeli; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 (Agustus 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.956 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.15409

Abstract

Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit yang belum diketahui secara jelas penyebabnya. Rata-rata penderita penyakit lupus adalah wanita yang sedang pada masa produktif yaitu antara usia 15-40 tahun. Beberapa obat-obatan yang diberikan kepada penderita lupus hanya berfungsi untuk mengendalikan imun dan belum terdapat obat yang dapat menyembuhkan penderita dari penyakit lupus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pengalaman sakit yang dialami oleh penderita lupus serta upaya yang dilakukan selama kondisi sakit lupus. Subjek dalam penelitian ini yaitu dua wanita yang menderita lupus dengan usia antara 15-40 tahun dan telah mendapatkan penanganan medis minimal selama dua tahun. Penelitian kualitatif-fenomenologis ini menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sakit lupus membuat subjek khawatir tidak dapat memiliki keturunan dan juga menjalankan perannya sebagai istri maupun ibu. Di sisi lain, penderita lupus juga khawatir jika suami/calon suami tidak dapat menerima sakit lupus yang dideritanya. Proses pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosa yang tepat membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 6-12 bulan, karena gejala dari penyakit lupus yang menyerupai dengan penyakit lain. Selama menjalani pemeriksaan, subjek berharap bahwa sakit yang dialami bukan penyakit berat. Saat terdiagnosa lupus, subjek menolak kondisi tersebut. Penyakit lupus juga mengakibatkan penderitanya sulit untuk menjalankan aktifitas outdoor, mudah lelah dan juga menurunnya rasa percaya diri karena terjadi perubahan fisik seperti munculnya ruam di wajah dan juga kebotakan. Saat terjadi kambuh, subjek merasa pasrah atas kondisinya dan berharap Tuhan memberikan kesembuhan atas sakit lupus yang diderita. Subjek berharap pengobatan medis dan alternatif yang dijalani dapat membuat kondisi fisiknya semakin membaik. Dukungan dari keluarga dan kerabat membuat subjek menerima kondisi sebagai penderita lupus dan semakin termotivasi untuk sembuh.
PENGALAMAN ISTRI YANG TIDAK MEMILIKI ANAK DAN MENJALANI PERNIKAHAN COMMUTER Sherly Azizah; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 (April 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.937 KB) | DOI: 10.14710/empati.2015.14909

Abstract

Pernikahan commuter adalah pasangan suami istri yang secara sukarela tinggal di lokasi geografis yang berbeda dan dipisahkan setidaknya tiga malam dalam satu minggu untuk menjalankan pekerjaan masing-masing. Salah satu tujuan seseorang melangsungkan pernikahan adalah untuk memiliki anak. Pengalaman istri yang tidak memiliki anak dan menjalani pernikahan commuter adalah peristiwa-peristiwa yang dialami oleh istri terkait dengan keadaan tidak dimilikinya anak dan menjalani pernikahan commuter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman istri yang tidak memiliki anak dan menjalani pernikahan commuter serta alasan istri mempertahankan menjalani pernikahan commuter. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian berjumlah dua orang dengan usia pernikahan yang berbeda. Teknik pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling dan pengambilan data menggunakan metode wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menjalani pernikahan commuter menyebabkan kedua subjek mengalami kekhawatiran akan kesehatan suami dan datangnya gangguan dari pihak lain, selain itu pada subjek pertama mengalami kesedihan, kesepian, dan kurangnya hubungan seksual, sedangkan subjek kedua mengalami peningkatan biaya komunikasi dan suami tidak selalu ada menemani, meski demikian kedua subjek mengalami peningkatan kemandirian, posisi kerja, dan penghasilan. Tidak dimilikinya anak diyakini sebagai kehendak Tuhan. Subjek pertama yang berusia 32 tahun masih berusaha memiliki anak dan memiliki rencana untuk mengadopsi anak, sedangkan subjek kedua berusia 43 tahun lebih pasrah menerima kondisi tidak memiliki anak. Kedua subjek tidak rela meninggalkan pekerjaan, selain itu subjek pertama memiliki kinginan untuk merawat ibu yang sakit, sedangkan subjek kedua mempertimbangkan anak yang di asuh bersekolah di Semarang sehingga kedua subjek memilih mempertahankan menjalani pernikahan commuter.
KESESAKAN DAN AGRESIVITAS PADA REMAJA DI KAWASAN TAMBAK LOROK SEMARANG Dhita Kartika Sari; Karyono Karyono
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 (Januari 2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.636 KB) | DOI: 10.14710/empati.2016.14938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesesakan dengan agresivitas pada remaja yang tinggal di Kawasan Tambak Lorok Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Kawasan Tambak Lorok Semarang. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala yaitu, Skala Agresivitas (22 aitem; α=0,864) dan Skala Kesesakan (16 aitem; α=0,828). Subjek penelitian berjumlah 230 remaja yang tinggal di Kawasan Tambak Lorok Semarang yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Hasil analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana menunjukkan terdapat hubungan positif antara kesesakan dengan agresivitas pada remaja yang tinggal Kawasan Tambak Lorok Semarang (r=0,578; p=0,000). Semakin tinggi kesesakan yang dirasakan subjek maka semakin tinggi agresivitas. Kesesakan memberikan sumbangan efektif sebesar 33,4% pada agresivitas dan sisanya sebesar 66,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.