Siti Syamsiyatun
State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

The Concept of Muḥaddathūn In the Shī’ī and Sunnī Traditions: a Preliminary Comparative Study Siti Syamsiyatun
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies No 62 (1998)
Publisher : Al-Jami'ah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.1998.3662.33-53

Abstract

Tulisan ini mencoba mengelaborasi muḥaddathūn yang dipahami dalam lingkungan Shī'ī dan Sunnī. muḥaddathūn sesungguhnya merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan dari konsep tentang nubuwwah (kenabian, prophethood) dan risālah (kerasulan, messengership). Dua karya, yaitu Kitab al-Uṣūl min al-Kāfī oleh pemikir Shī’ī terkenal Muhammad bin Ya'qūb bin Ishāq al-Kulaynī dan Kitab Ṣirāt al-Awliyā oleh Muhammad bin Ali bin al-Ḥasan al-Tirmidhī yang merupakan seorang teosof Sunnī awal, menjadi sumber utama dalam makalah ini. Kedua karya tersebut menyepakati bahwa muḥaddathūn menunjuk kepada awliyā' (saints, friends of God), yang mendengar ucapan ilahiah dan mendapat inspirasi dari-Nya walaupun tanpa melihat malaikat. muḥaddathūn diberkati dengan kualitas dan kemampuan khusus (karamat) serta pengetahuan ilahiah (divine knowlage, ma'rifah) sehingga mereka dapat melaksanakan tugas mereka untuk menjaga hukum Tuhan dan Sunnah Nabi. Namun demikian, Shī'ī dan Sunnī, sebagaimana disebutkan dalam dua buku di atas, berbeda pendapat mengenai "siapa" sebenarnya yang disebut muḥaddathūn tersebut. Kaum Shī'ī  bahwa istilah muḥaddathūn itu secara jelas merujuk kepada para Imam berdasarkan atas sejumlah hadis. sebaliknya, kaum sunnī berpendapat bahwa muḥaddathūn tidak harus selalu merujuk kepada Imam kaum Shī'ī, tetapi mereka adalah pala awliyā' (walaya holders).