Rela Mar'ati
STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron Ngawi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembelajaran Shalat Siswa Tunagrahita di Kelas X SLB YPPABK Ngawi Setiana Musarofah; Arih Merdekasari; Rela Mar'ati
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4892

Abstract

Abstract: Prayer is obligatory worship for all Muslims, including mentally retarded student who are Muslim. This requires adaptive learning that can adapt to the characteristics of mentally retarded student. The study was conducted on three mentally retarded students who were in the mild, moderate, and severe categories. The case study uses interview, observation, and documentation methods. The results showed that learning prayer in class X SLB YPPABK was carried out with adaptive learning. Student with mild mental retardation can feel happy and satisfied when praying on time and trying to always be orderly in the implementation of the five daily prayers. While psychomotor can perform the prayer movement well. What is the subject's cognitive mastery at the evaluation stage, namely the condition where the issue has tried to improve the quality of his prayer by continuously improving the quality of reading. Students with mental retardation in the moderate category can feel happy, and satisfied when praying on time but cannot be ordered in the implementation of the five daily prayers. Learning outcomes psychomotor able to carry out the prayer movement well but still need direction from other people, namely parents and teachers. The subject's cognitive mastery is at the understanding stage. Meanwhile, students with severe mental retardation have not shown happy emotions when praying on time. His knowledge of prayer is still scanty and requires direction. The best learning outcomes are in the psychomotor aspect, which can carry out prayer movements under the direction of parents and teachers. Keywords: Mentally Retarded Students, Prayer Learning, SLB Abstrak: Shalat merupakan ibadah wajib bagi seluruh umat Islam, termasuk siswa Tunagrahita yang beragama Islam. Hal ini membutuhkan pembelajaran adaptif yang mampu meyesuaikan dengan karakteristik siswa Tunagrahita. Penelitian dilaksanakan kepada tiga siswa Tunagrahita yang berada pada kategori ringan, sedang dan berat. Studi kasus menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sholat di kelas X SLB YPPABK dilaksanakan dengan pembelajaran adaptif. Siswa Tunagrahita kategori ringan mampu merasakan rasa senang dan puas ketika melaksanakan shalat tepat waktu dan berusaha untuk selalu tertib dalam pelaksanaan shalat lima waktu. Sedangkan secara psikomotorik mampu melaksanakan gerakan shalat dengan baik. Penguasaan kognitif subyek berapa pada tahap evaluasi yaitu kondisi dimana subyek sudah berusaha memperbaiki kualitas shalatnya dengan terus memperbaiki kualitas bacaan. Siswa Tunagrahita kategori sedang mampu merasakan rasa senang, puas ketika melaksanakan shalat tepat waktu tetapi belum bisa tertib dalam pelaksanaan shalat lima waktu. Hasil belajar psikomotorik mampu melaksanakan gerakan shalat dengan baik tetapi masih membutuhka arahan dari orang lain, yaitu orang tua dan guru. Penguasaan kognitif subyek berada pada tahap pemahaman. Sedangkan siswa Tunagrahita kategori berat belum menunjukkan emosi senang ketika melaksanakan shalat tepat waktu. Pengetahuannya tentang sholat masih sedikit dan memerlukan arahan. Hasil belajar yang paling baik ada pada aspek psikomotorik, yaitu mampu melaksanakan gerakan sholat dengan arahan orangtua dan gurunya. Keywords: Pembelajaran Sholat, Siswa Tunagrahita, SLB
Pembelajaran Shalat Siswa Tunagrahita di Kelas X SLB YPPABK Ngawi Setiana Musarofah; Arih Merdekasari; Rela Mar'ati
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4892

Abstract

Abstract: Prayer is obligatory worship for all Muslims, including mentally retarded student who are Muslim. This requires adaptive learning that can adapt to the characteristics of mentally retarded student. The study was conducted on three mentally retarded students who were in the mild, moderate, and severe categories. The case study uses interview, observation, and documentation methods. The results showed that learning prayer in class X SLB YPPABK was carried out with adaptive learning. Student with mild mental retardation can feel happy and satisfied when praying on time and trying to always be orderly in the implementation of the five daily prayers. While psychomotor can perform the prayer movement well. What is the subject's cognitive mastery at the evaluation stage, namely the condition where the issue has tried to improve the quality of his prayer by continuously improving the quality of reading. Students with mental retardation in the moderate category can feel happy, and satisfied when praying on time but cannot be ordered in the implementation of the five daily prayers. Learning outcomes psychomotor able to carry out the prayer movement well but still need direction from other people, namely parents and teachers. The subject's cognitive mastery is at the understanding stage. Meanwhile, students with severe mental retardation have not shown happy emotions when praying on time. His knowledge of prayer is still scanty and requires direction. The best learning outcomes are in the psychomotor aspect, which can carry out prayer movements under the direction of parents and teachers. Keywords: Mentally Retarded Students, Prayer Learning, SLB Abstrak: Shalat merupakan ibadah wajib bagi seluruh umat Islam, termasuk siswa Tunagrahita yang beragama Islam. Hal ini membutuhkan pembelajaran adaptif yang mampu meyesuaikan dengan karakteristik siswa Tunagrahita. Penelitian dilaksanakan kepada tiga siswa Tunagrahita yang berada pada kategori ringan, sedang dan berat. Studi kasus menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sholat di kelas X SLB YPPABK dilaksanakan dengan pembelajaran adaptif. Siswa Tunagrahita kategori ringan mampu merasakan rasa senang dan puas ketika melaksanakan shalat tepat waktu dan berusaha untuk selalu tertib dalam pelaksanaan shalat lima waktu. Sedangkan secara psikomotorik mampu melaksanakan gerakan shalat dengan baik. Penguasaan kognitif subyek berapa pada tahap evaluasi yaitu kondisi dimana subyek sudah berusaha memperbaiki kualitas shalatnya dengan terus memperbaiki kualitas bacaan. Siswa Tunagrahita kategori sedang mampu merasakan rasa senang, puas ketika melaksanakan shalat tepat waktu tetapi belum bisa tertib dalam pelaksanaan shalat lima waktu. Hasil belajar psikomotorik mampu melaksanakan gerakan shalat dengan baik tetapi masih membutuhka arahan dari orang lain, yaitu orang tua dan guru. Penguasaan kognitif subyek berada pada tahap pemahaman. Sedangkan siswa Tunagrahita kategori berat belum menunjukkan emosi senang ketika melaksanakan shalat tepat waktu. Pengetahuannya tentang sholat masih sedikit dan memerlukan arahan. Hasil belajar yang paling baik ada pada aspek psikomotorik, yaitu mampu melaksanakan gerakan sholat dengan arahan orangtua dan gurunya. Keywords: Pembelajaran Sholat, Siswa Tunagrahita, SLB
Pembuatan Media Pembelajaran Al-Qur’an Ramah Lingkungan di TPA Miftahul Ulum Dusun Pohjenggel Desa Katikan Kecamatan Kedunggalar Ana Zahrotul nafiah; Anas Ma,ruf; Nur Avivah; Wafi Faqih Ahmad Al Ghozali; Rela Mar'ati
Jurnal Abdikarya Pembangunan Vol. 1 No. 2 (2023): Februari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jap.v1i2.5168

Abstract

Abstract: The community in Pohjenggel, Katikan considers the role of Miftahul Huda Landfill important in the field of religious education for their children, especially in the Covid-19 Pandemic situation where learning in schools is carried out online and is considered less optimal so that the existence of TPA in that place which is still carried out offline (face-to-face) by implementing health protocols is felt to be very useful. However, the problem in the landfill is the lack of Qur'anic learning media that supports children's learning, so that learning so far has been less than optimal. This service uses the Participation Action Research (PAR) method where researchers are positioned as facilators to empower local potential to solve problems, namely in the form of providing environmentally friendly Qur'an learning media by utilizing waste from used goods around the landfill environment. The PAR research cycle carried out is in the form of knowing the problem, then together with the community analyze the problem and determine the actions to be taken, then take action and reference the actions taken so that the activities are in accordance with the objectives. The result of this study is in the form of a change in the understanding of landfill residents about the importance of maintaining the balance of nature, one of which is by recycling goods that are not useful and have teamwork in making environmentally friendly learning media. The change in attitude also shows the attitude of TPA students who are more enthusiastic in participating in lessons because of the interesting media. Keywords: Environment, Learning media, Qur;an Education, Santri Abstract: Masyarakat di Dusun Pohjenggel Desa Katikan mengangap penting peran TPA Miftahul Huda dalam bidang pendidikan agama untuk anak-anak mereka apalagi dalam situasi Pandemi Covid-19 dimana pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring dan dirasa kurang maksimal sehingga keberadaan TPA di tempat tersebut yang masih dilakukan secara luring (tatap muka) dengan menerapkan protocol kesehatan dirasakan sangat bermanfaat. Namun permasalahan di TPA tersebut adalah kurang media pembelajaran Al-qur’an yang menunjang belajar anak, sehingga pembelajaran selama ini berjalan kurang maksimal. Pengabdian ini menggunakan metode Participation Action Research (PAR) yang fokusnya untuk memberdayakan potensi setempat dalam menyelesaikan masalah yaitu berupa penyediaan media pembelajaran Al-Qur’an yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah barang bekas yang ada di sekitar lingkungan TPA. Siklus PAR yang dilakuan berupa tahap mengetahui permasalahan, kemudian menganalisa permasalahan dan menentukan aksi yang akan dilakukan, selanjutnya melakukan aksi dan refleksi atas aksi yang dilakukan agar kegiatan sesuai dengan tujuan. Hasil pengabdian ini berupa berubahnya pemahaman warga TPA tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam salah satunya dengan mendaur ulang barang yang tidak berguna serta memiliki keteampilan dalam membuat media pembelajaran ramah lingkungan. Perubahan sikap juga menunjukan sikap santri TPA yang lebih antusias dalam mengikuti pelajaran karena adanya media yang menarik. Keywords: Media Pembelajaran, lingkungan, Santri, Taman Pendidikan Al-Qur’an