Yogi Supriadi
Mahasiswa Religious Studies Program Pasca Sarjana UIN Bandung Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Agama dan Negara dalam perspektif Aksi Bela Islam Yogi Supriadi
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.536 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v1i2.1713

Abstract

Di Negara kita, karena agama seolah dipisahkan dari Negara. Agama dipakai Negara sebagai simbol. Tidak heran, jika nilai kesalehan para pemimpin (pejabat) tidak tampak mengatur tata kelola pemerintahan. Sehingga timbul ketimpangan politik dan kesenjangan ekonomi, keadilan sosial menjadi sesuatu yang sulit ditemukan. Negara kita tidak memilih berasaskan Agama, tetapi cenderung sekuler (memisahkan Agama dengan Negara), pertimbangannya jika berasaskan salah satu Agama, maka kemudian mana kerukunan dan persatuan (kebhinekaan) tidak akan pernah tercipta.Dan ketentraman negara pun mungkin akan terganggu, dan yang terjadi jika Negara terlalu mencampuri urusan Agama begitupun sebaliknya maka tidak heran satu sama lain akan saling intervensi dan saling bersebrangan. Isu agama selalu kalah dengan issue–isue lainnya di negeri kita. Tetapi pasca terjadinya Aksi Bela Islam, isu agama dalam sebuah pergerakan kembali diperhitungkan seolah menenggelamkan stigma yang berpandangan agama sumber Teroris.Dan Negara dibuat repot. Presiden sebagai kepala tertinggi negara/pemerintahan langsung melakukan safari ke setiap Ormas Islam dan para Tokoh Islam yang ada di Indonesia. Namun Negara belum bisa disebut terbuka mendengarkan aspirasi umat Islam. Bahkan seolah dibuat konflikantara satu pemahaman dan pemahaman yang lainnya, dari satu Ormas dengan Ormas yang lainnya sebagai sebuah konflik yang di pelihara oleh Negara. Pasca Aksi Bela Islam, tidak sedikit tokoh Islam dianggap sebagai dalang makar dengan dalih agama. Maka yang terjadi adalah peng-Kriminalisasian para tokoh Ormas tersebut. Aksi Bela Islam memberi pelajaran kepada kita, perlunya rumusan relasi Agama dan Negara serta Pancasila sebagai pemersatu diperjelas dalam perilaku pemimpin bangsa ini. Juga memberikan makna bahwa Aksi Bela Islam menunjukan sikap modernis Umat Islam mengkritisi sikap yang membahayakan persatuan dan kesatuan terkait isu keagamaan, yang kebetulan berimpitan dengan persoalan politik.