I Wayan Arta Artana
Universitas Triatma Mulya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Eco-spiritual tourism as alternative tourism in Taro Village: Opportunity and challenge L.K. Herindiyah Kartika Yuni; I Wayan Arta Artana
Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality Vol. 4 No. 2 (2021): JASTH: Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.268 KB) | DOI: 10.31940/jasth.v4i2.67-76

Abstract

This study aims to analyze the opportunities and challenges faced by Taro Village in developing eco-spiritual tourism. The data in this study were collected through observation, interviews with key informants determined based on purposive sampling and documentation. The data were analyzed using qualitative descriptive analysis to obtain a complete picture of the opportunities and challenges faced by Taro Village as a village that develops eco-spiritual tourism. There are various opportunities that have been empowered such as high visits to several objects, support from the government and local communities as religious communities who uphold the sacred value of nature, and the attention of educational institutions realized through training to improve human resources. However, Taro Village still faces various challenges in its development such as the community does not have the same understanding of the vision of the Eco-spiritual village, community involvement has not been maximized because the majority of the community are farmers and consider tourism as a side job, weather with quite high rainfall often hampers tourist activities, which are mostly conducted in the open space, such as activities in traditional villages, in particular "metekap", "melukat", and firefly attractions. From these opportunities and challenges, it can be suggested that Taro Village should identify and evaluate opportunities and challenges on a regular basis, determine the target market with certain demographic characteristics, learning from competitors to improve product quality to compete, Preserving the quality of nature and the readiness of human resources in sustainable tourism in Taro Village.
RAGAM KULINER KHAS DAYAK SEBAGAI DAYA TARIK PENDUKUNG PADA DESTINASI PARIWISATA DI KOTA PALANGKA RAYA Daniel Pandu Mau; Yesarela Pandu Mau; Yoseph Agung Priyo Widodo; I Wayan Arta Artana
The Sages Journal Vol. 2 No. 01 (2023): The Sages Journal: Culinary Science and Business_Agustus
Publisher : LPPM Akademi Sages

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai ibu kota terluas di Indonesia, Palangka Raya menyimpan kekayaan potensi pariwisata, mulai dari alam hingga budayanya, termasuk ragam kuliner yang merupakan warisan budaya lokal. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pariwisata, kuliner mampu menjadi daya tarik pendukung suatu destinasi, apalagi dengan kekhasan yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi kuliner yang ada di Palangka Raya, khususnya kuliner tradisional khas Dayak-Kalimantan Tengah untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik pendukung destinasi pariwisatanya. Metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Data dikumpulkan melalui observasi langsung di objek penelitian, wawancara dengan para stakeholders dan wisatawan sebagai informan, dan didukung dengan sumber dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik interaktif, yaitu data collection, data condensation, data display, dan conclusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kuliner di Palangka Raya mulai berkembang dengan menjamurnya para pelaku usaha kuliner. Namun demikian, hanya sebagian yang memanfaatkan kekayaan kuliner tradisional yang seharusnya mampu menjadi daya tarik pendukung, bahkan utama dalam memotivasi wisatawan untuk berkunjung karena sifatnya yang unik dan khas sehingga cenderung diminati. Pemanfaatan kuliner tradisional menjadi aspek penting dalam meningkatkan kompetitifitas dan membangun destination brand identity Palangka Raya, karena keunikan membuatnya berbeda dengan destinasi lainnya. Namun demikian, pemanfaatan potensi besar tersebut perlu didukung oleh para stakeholders yang saling bersinergi dalam pengembangannya. Bukan tidak mungkin kedepannya, potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan daya tarik wisata kuliner atau gastronomi. Tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, tetapi juga sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal Dayak-Kalimantan Tengah.