Dewa Made Joni Ardana
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Manajenem Pelayanan Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng Made Budarma; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.837 KB) | DOI: 10.37637/locus.v14i1.924

Abstract

Pelayanan kesehatan oleh petugas di Rumah sakit merupakan suatu kegiatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Untuk itulah petugas harus mengedepankan manajemen pelayanan untuk mencapai berkualitas supaya masyarakat dalam hal ini pasien dan keluarga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien. Dalam penelitian ini, beberapa pokok permasalahan dapat dirumuskan yaitu: 1) bagaimanakah manajemen pelayanan IRJ/Poliklinik di RSUD Kabupaten Buleleng ?;2) faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat manajemen pelayanan IRJ/Poliklinik di RSUD Kabupaten Buleleng ? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan maksud memperoleh gambaran yang jelas tentang manajemen pelayanan IRJ/Poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng. Pengambilan informan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Analisis data dilakukan secara sirkuler dimana analisis dilakukan sepanjang proses penelitian,dengan tahapan ;pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta simpulan dan verifikasi.Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa manajemen pelayanan IRJ/Poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng meliputi perencanaan yang merupakan fungsi dasar manajemen, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen Faktor pendukung manajemen pelayanan di IRJ/Poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng dari sis internal adalah tersedianya SDM yang berkompeten serta adanya sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan. Faktor pendukng eksternalnya adalah adanya sistem rujukan pelayanan kesehatan yang menyebabkan jumlah kunjungan pasien ke IRJ/Poliklinik RSUD Kabupaten Buleleng berkurang secara signifikan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah angaran yang dikelola jauh berkurang karena jumlah kunjungan yang menurun. Berkurangnya anggaran yang dikelola berakibat pada jumlah jasa pelayanan yang diterima pegawai juga berkurang
IMPLEMENTASI ELECTRONIC PROCUREMENT DALAM UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BULELENG Putu Asri Wijayanti; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.138 KB) | DOI: 10.37637/locus.v13i1.708

Abstract

E-Procurement adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Implementasi E-Procurement dalam pengadaan barang/jasa diharapkan mampu menerapkan prinsip pengadaan barang/jasa yaitu efektif, efisien, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel sehingga bisa mencapai Good and Clean Government. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng dengan tujuan untuk mengetahui implementasi E-Procurement dalam upaya perbaikan tata kelola pengadaan alat kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng, mengetahui tata kelola pengadaan alat kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng dan mengetahui manfaat yang diperoleh melalui pelaksanaan E-Procurement dalam pengadaan alat kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan dan mengolah data hasil wawancara dengan informan serta menjelaskan dengan mendeskripsikan hasil pengolahan data sehingga mudah dipahami. Teknik pengujian keabsahan data didasarkan pada empat kriteria yaitu Kepercayaan (credibility), Keteralihan (transferbility), Ketergantungan (dependability), dan Kepastian (conformability). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa  implementasi E-Procurement pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng mampu memperbaiki tata kelola pengadaan alat kesehatan yang sebelumnya dilakukan secara konvensional. Penerapan E-Procurement melalui aplikasi E-Purchasing menerapkan prinsip keterbukaan (transparansi), akuntabilitas, responsibilitas dan independensi. Sehingga pengadaan alat kesehatan dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi, teknis dan keuangan. Manfaat dari penerapan E-Procurement dalam tata kelola pengadaan alat kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas waktu dan anggaran.
KUALITAS PELAYANAN UNTUK RAWAT INAP KELAS II DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG Ida Bagus Krisnadana; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.572 KB) | DOI: 10.37637/locus.v12i2.603

Abstract

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan penyedia pelayanan yang memberikan kepuasan kepada pasien maupun keluarga pasien dalam meningkatkan derajat hidup dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan petugas pelayanan kesehatan untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional dengan selalu mengutamakan keselamatan pasien. Pelayanan yang berkualitas mampu memberikan kepuasan bagi pasien yang dirawat. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu : 1). bagaimanakah kualitas pelayanan untuk rawat inap kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng? 2). bagaimanakah klasifikasi ruang rawat inap kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng? 3). apakah yang menjadi kendala dalam pelayanan rawat inap kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng? Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan maksud agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kualitas pelayanan untuk Rawat Inap Kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Buleleng. Pengambilan informan menggunakan purposive sampling dan selanjutnya menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Hasil penelitian menemukan fakta bahwa kualitas pelayanan untuk Rawat Inap kelas II di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng mengacu pada tolak ukur yang disebut dengan TERRA (Tangible, Emphaty, Realibility, Responsiveness dan Assurance). Klasifikasi ruang rawat inap kelas II yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng terdiri dari 2-4 tempat tidur dimana setiap bednya terdapat 1 (satu) ruang tunggu, wc/kamar mandi dalam, kipas angin, wastafel dan lain sebagainya. Dan yang menjadi Kendala dalam pelayanan rawat inap kelas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng yang bersifat internal  1). Masih kurangnya dokter paramedis dan dokter spesialis yang ahli dibidangnya dibadnding dengan jumlah pasien yang dilayani. Sedangkan kendala eksternalnya adalah perubahan perilaku pada pasien dan keluarga pasien belum sesuai dengan harapan, dalam mendukung upaya kesembuhan pasien, seperti masih terdapat keluarga pasien penunggu tidak sesuai ketentuan.
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Luh Rupini; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.373 KB) | DOI: 10.37637/locus.v10i1.86

Abstract

Dalam setiap proses pembangunan, masyarakat harus dilibatkan secara aktif karena masyarakatlah yang menjadi subjek dalam pembangunan tersebut. Pembangunan di desa akan berhasil mencapai tujuannya jika masyarakat secara aktif berparisipasi dalam mewujudkan program pembangunan bagi dari segi gotong royong ataupun dalam pengumpulan dana swadaya murni masyarakat untuk menopang dana pokok serta mampu memberdayakan segenap potensi yang ada di desa. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, beberapa pokok permasalahan dapat dirumuskan yaitu: 1) bagaimanakah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Sangsit ?, dan 2) apakah hambatan-hambatan yang dijumpai oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa di Desa Sangsit ? Dari hasil penelitian ditemukan bahwa masyarakat Desa Sangsit berpartisipasi dalam pembangunan desa dimulai dari proses perencanaan melalui Musrenbangdes, pelaksanaan pembangunan, ikut dalam pengawasan dan evaluasi pembangunan itu sendiri. Serta berpartisipasi dalam pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Beberapa hambatan dijumpai oleh masyarakat Desa Sangsit untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa, yakni hambatan internal yang berupa kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Hambatan eksternal berupa kondisi politik dan keamanan wilayah Desa Sangsit dan sekitarnya
PERANAN KOMUNIKASI STAF DALAM SOSIALISASI PROGRAM KERJA DI PUSKESMAS TEJAKULA II KECAMATAN TEJAKULA Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.828 KB) | DOI: 10.37637/locus.v11i1.274

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat mengembangkan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk program kerja atau kegiatan pokok. Didalam mewujudkan prioritas program yang telah ditetapkan,maka sudah seharusnya Puskesmas Tejakula II beserta seluruh jajaran staf, unit-unit/lembaga-lembaga kesehatan yang membawahinya serta pemberdayaan dari pihak masyarakat setempat untuk ikut terlibat dalam mewujudkan program kerja Puskesmas.Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah : 1)bagaimana peranan komunikasi staf dalam mensosialisasikan program kerja ? ; 2)bagaimanakah strategi komunikasi staf dalam mensosialisasikan program kerjanya ? dan 3)apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat komunikasi staf dalam mensosialisasikan program kerjanya ?Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peranan komunikasi staf dalam sosialisasi program kerja di Puskesmas Tejakula II secara simultan menggunakan komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Strategi komunikasi yang digunakan oleh staf dalam mensosialisasikan program kerja adalah komunikasi persuasif yaitu dengan bertatap muka secara langsung, memanfaatkan para staf untuk menyebarkan informasi, dan memanfaatkan waktu senggang. Faktor pendukung komunikasi staf dalam sosialisasi program kerja adalah penguasaan bahasa, kemampuan intelektual atau sumber daya manusia cukup baik, dan tempat sosialisasi yang dipilih dengan suasana nyaman dan jauh dari gangguan suasana pelayanan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah : hambatan pada sarana dan media yang digunakan, hambatan yang disebabkan terjadinya gangguan suara dari luar, dan hambatan yang terjadi karena kemampuan sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dikehendaki.
Peranan PLKB dalam Penyebaran Informasi Tentang KB Kepada Masyarakat di Desa Sudaji Kecamatan Sawan Luh Karyani; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.078 KB) | DOI: 10.37637/locus.v9i1.78

Abstract

Perkembangan Gerakan Keluarga Berencana Nasional (GKBN) yang demikian cepatnya, menuntut suatu kondisi pelayanan yang harmonis dan berkualitas terutama menyangkut penyebaran berbagai informasi tentang Keluarga Berencana. PLKB sebagai ujung tombak pelaksanaan Gerakan KB Nasional tersebut dituntut untuk berperan maksimal dalam proses tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peran PLKB sebagai komunikator dan motivator dapat dilihat dari sudut pengelolaan pelaksanaan kegiatan program KB, menggerakkan partisipasi masyarakat dalam program KB, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan program KB, serta mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KB. Selanjutnya ditemukan pula adanya beberapa hambatan yang bisa mengganggu kelancaran pelaksanaan program KB di Desa Sudaji. Hambatan internal berupa jumlah petugas PLKB yang hanya seorang, kualitas SDM PLKB Desa Sudaji yang hnaya tamatan SMA dengan pengalaman hidup yang minim. Hambatan eksternal adalah adanya sikap cuek dari sebagian masyarakat terhadap program KB. Solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan memperbanyak merekrut kader-kader yang nantinya bisa ditugaskan di Posyandu untuk memberikan informasi tentang KB kepada masyarakat. Selanjutnya melakukan pendekatan secara persuasif seintensif mungkin untuk menyadarkan masyarakat bahwa informasi tentang KB sangat penting bagi masyarakat khususnya PUS.
PERAN RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) SINGARAJA DALAM SOSIALISASI PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI KOTA SINGARAJA Irnawati Giri; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.085 KB) | DOI: 10.37637/locus.v13i2.767

Abstract

Radio memiliki kemampuan mengirimkan transmisi dengan jangkauan yang sangat luas sehingga menjangkau daerah-daerah secara luas. Radio tidak hanya berperan sebagai penyebar informasi dan peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia, akan tetapi media radio berperan sebagai media sosialisi.  Banyak media massa khususnya media radio memberitakan mengenai masalah Covid-19. Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Pemerintah terus berusaha maksimal untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona. Berbagai upaya telah dilakukan. Namun seruan itu belum sepenuhnya optimal. Berdasarkan diuraikan di atas, maka penelitian ini merumuskan permasalahan penelitian yaitu Peran RRI Singaraja dalam Sosialisasi Pencegahan Penularan Covid-19 serta Kendala dan Upaya dalam Sosialisasi Pencegahan Penularan Covid-19. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan maksud agar memperoleh gambaran secara mendalam mengenai peran RRI dalam sosialisasi. Pengambilan informan menggunakan teknik purposive sampling, dan selanjutnya menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa RRI Singaraja dalam Sosialisasi Pencegahan Penularan Covid-19 di Kota Singaraja telah berperan dengan baik melalui Sosialisasi Pencegahan penularan pada individu dan Sosialisasi Perlindungan kesehatan pada masyarakat yang diselenggarakan melalui Program Tanggap Bencana Covid-19 dalam bentuk Dialog Interaktif, Ad Libs, liputan terkait penanganan Covid-19, serta ajakan atau himbauan disetiap program siaran dan sosialisasi melalui media siaran iklan lewat siaran maupun media sosial. Kendala Internal yang dihadapi yaitu terbatasnya anggaran dan masih kurangnya SDM dan kendala eksternal yaiu kegiatan kegiatan diluar studio yang tidak dapat dilaksanakan karena adanya pembatasan kegiatan. Sedangkan upaya Internal yaitu dengan menghubungi narasumber via telephon serta juga kegiatan sosialisasi melalui iklan atau brosur melalui media sosial dan memfokuskan penyiar-penyiar unggulan untuk mengisi acara dialog. Sedangkan upaya eksternal yaitu melalui kegiatan daring dan luring dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
PERAN KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA MUNDUK KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG Putu Edi Putrawan; Dewa Made Joni Ardana
Locus Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.521 KB) | DOI: 10.37637/locus.v11i2.279

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu andalan dalam pembangunan di Bali. Pokdarwis merupakan salah satu unsur pemangku kepentingan yang berasal dari masyarakat yang tentunya memiliki peran strategis dalam mengembangkan serta mengelola potensi kekayaan alam dan budaya yang dimiliki suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata, khususnya di Desa Munduk Kecamatan Banjar. Penelitian ini memfokuskan pada pokok permasalahan yaitu : 1.Bagaimana Peran Pokdarwis dalam pengembangan pariwisata di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng? 2.Apakah hambatan Pokdarwis dalam pengembangan pariwisata? 3.Apakah Upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan peran Pokdarwis dalam pengembangan pariwisata.Teknik analisis data menggunakan penelitian kualitatif, dengan maksud agar memperoleh gambaran secara mendalam mengenai peran Pokdarwis dalampengembangan pariwisata di Desa Munduk. Pengambilan informan menggunakan teknik purposive sampling, dan selanjutnya menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Peran Pokdarwis dalam pengembangan Pariwista di Desa Munduk sudah berjalan sesuai dengan harapan melalui a. Peningkatan pengetahuan dan wawasan para anggota Pokdarwis dalam bidang kepariwisataan. b). Peningkatan kemampuan dan ketrampilan para anggota dalam mengelola bidang usaha pariwisata dan usaha terkait lainnya.c). Mendorong dan memotivasi masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik dalam mendukung kegiatan kepariwisataan di daerahnya. d). Mendorong dan memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan daya tarik pariwisata setempat melalui upaya-upaya perwujudan Sapta Pesona. e). Mengumpulkan, mengolah dan memberikan pelayanan informasi kepariwisataan kepada wisatawan dan masyarakat setempat. 2). Hambatan Pokdarwis dalam pengembangan pariwisata, yaitu mengkoordinir masyarakat atau pelaku-pelaku pariwisata dan kurangnya sarana fasilitas parkir dan fasilitas untuk lahan acara tradisional. 3). Upaya yang dilakukan menghadapi hambatan dalam pengembangan pariwisata yaitu dengan melakukan sosialisasi dan berkoordinasi dengan desa adat serta berupaya melakukan negosiasi pertukaran lahan dengan penduduk lokal dan pihak Provinsi.
PENGAMANAN INFORMASI DALAM RANGKA MENGAWAL GENERASI MILENIAL TOLAK ANCAMAN BERITA HOAX I Nyoman Gede Remaja; Dewa Made Joni Ardana
Jnana Karya Vol 1, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1515.749 KB)

Abstract

Generasi Millennial atau sering disebut sebagai Generasi Y (Gen Y) merupakan kelanjutan dari Generasi X dan baby boomer. Generasi Millennial adalah generasi yang lahir antara tahun 1985-2005, sehingga sekarang berumur antara 15-35 tahun. Generasi ini disebut-sebut berada pada tahapan Revolusi Industri 4.0. Generasi millennial umumnya sebagai generasi yang mudah terpengaruh, sehingga harus lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan terutama kehidupan dalam dunia maya. Kondisi seperti ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, termasuk dalam hal penyebaran berita hoax. Penyebaran berita hoax merupakan tindak pidana dan dapat dipidana berdasarkan UU RI No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana jika penyebarannya dilakukan secara langsung (konvensional) dan dapat juga dipidana berdasarkan UU RI No. 11 Tahun 2008 yang telah diubah dengan UU RI No. 19 Tahun 2016 jika penyebaran berita hoax itu dilakukan melalui media elektronik. Ancaman berita hoax adalah ancaman kita bersama, karena itu semua pihak harus bersinergi dalam menangkal berita hoax melalui peran dan fungsinya masing-masing. Jika semua pihak melakukan upaya mempersempit atau menghilangkan ruang gerak bagi para pembuat hoax maka kita semua, khususnya generasi millennial akan terhindar dari ancaman-ancaman berita hoax.