Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana identitas komunikasi pariwisata halal Aceh yang mulai diperkenalkan kepada publik sejak tahun 2016 dikonstruksikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh beserta tim pariwisata halal Aceh yang terdiri dari banyak elemen baik swasta, akademisi maupun pemerintahan Aceh itu sendiri. Brand pariwisata Aceh ini mengusung tema Islam yang Rahmatan Lil’alamin (rahmat bagi semesta alam) sebagai semangat bersama untuk memajukan industri pariwisata Aceh, sebagai cahaya benderang yang mengajak pada nilai-nilai kebaikan, kemakmuran, dan memberikan manfaat serta kebaikan bagi semua pihak yang tercermin melalui program-program pariwisatanya. Semangat dalam membentuk identitas pariwisata Aceh dengan tagline the light of Aceh atau Cahaya Aceh secara perlahan ingin merubah pandangan publik terhadap citra buruk syariah yang digambarkan oleh media selama ini yang dikemas dalam sebuah branding baru “the light of Aceh”. Penelitian dengan paradigma konstruktivisme ini menjadikan pihak internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh beserta tim publikasi, tim pariwisata halal dan stakeholders eksternal lainnya yang ada di industri pariwisata Aceh sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dijalankan oleh Disbudpar Aceh dalam mengkonstruksi destinasi wisata halal aceh dengan memanfaatkan social media terutama Instagram sangat kekinian dan tepat sasaran, disamping penggunaan media lainnya serta dibantu dengan bentuk komunikasi tatap muka. Hal ini tampak pada beberapa prestasi yang diperoleh baik pada tingkat nasional, maupun internasional atas upaya yang telah dilakukan tersebut.