Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kadar Nukleosom Serum sebagai Prediktor Respons Terapi Radiasi pada Kanker Leher Rahim Novana -; Djuita -; Kresno -
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 1 (2011): Jan - Mar 2011
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v5i1.91

Abstract

Nukleosom dilepaskan oleh sel- sel kanker saat apoptosis sebagai respons terhadap terapi antikanker, dan jumlahnya dalam serum berhubungan dengan tingkat apoptosis. Penelitian ini bertujuan menilai kadar nukleosom dalam serum sebagai respons pasien terhadap terapi dan menganalisis apakah kadar nukleosom ini dapat dipakai sebagai prediktor respons terapi pada pasien kanker leher rahim.Kami meneliti kadar nukleosom 40 pasien kanker leher rahim yang diterapi sesuai dengan protokol terapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais sejak Juni 2008 sampai dengan September 2008. Kadar nukleosom serum diperiksa secara serial menggunakan ELISA kit sebagai pendeteksi sel- sel yang mati, di mana dapat diukur secara kuantitatif fragmen DNA yang mengandung histone dalam bentuk oligo dan mononukleosom, sebelum radiasi (baseline), setelah 10 kali radiasi, 11 kali radiasi, dan brakhiterapi selesai. Kadar nukleosom dibandingkan dengan hasil pap smear 1,5 bulan kemudian. Pasien- pasien dipantau selama 2 tahun.Hasilnya, kadar nukleosom meningkat pada pemeriksaan ke-2 dan menurun secara bermakna pada pemeriksaan ke-3, mencapai normal pada pemeriksaan ke-4 pada pasien yang responsnya baik (NED, negatif Paps smear). Sementara, pada pasien yang responsnya buruk atau ada metastasis maka kadar nukleosomnya tidak turun ke tingkat normal atau malahan meningkat lagi pada pemeriksaan ke-4. Terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum terapi dan 10 kali terapi (p=0,01) serta antara 11 kali terapi dan setelah selesai brakhiterapi (p=0,01). Perbedaan kadar nukleosom dalam multiple comparison antara kelompok radiasi saja dan kelompok kemoradiasi juga berbeda bermakna, berturut-turut p<0,05 dan p<0,01.Kesimpulannya, pemeriksaan kadar nukleosom serum selama terapi radiasi saja maupun kemoradiasi dapat dipakai sebagai prediktor respons terapi pada kanker leher rahim.Kata kunci: nukleosom, apoptosis, kanker leher rahim.