Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Kombinasi Fraksi Akuades, Metanol, dan Etil Asetat Senyawa Fenolik Meniran (Phyllanthus niruri L.) dengan Amoxicillin atau Chloramphenicol terhadap Daya Hambat pada Pertumbuhan Staphylococcus aureus Isna Aulia Zamzamy; Arif Yahya; Rio Risandiansyah
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.204 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kombinasi herbal-antibiotik adalah salah satu upaya untuk mengatasi infeksi. Ekstrak kasar meniran (Phyllanthus niruri L.) yang diduga mengandung fenolik diketahui dapat meningkatkan efektivitas antibiotik pada bakteri S. aureus, sehingga berpotensi digunakan sebagai ajuvan terhadap antibiotik. Namun, isolasi kelompok senyawa fenolik tersebut belum dilakukan. Penelitian ini melakukan fraksinasi ekstrak fenolik dari meniran dan melihat interaksi kombinasi dengan Amoxicillin dan Chloramphenicol terhadap bakteri S. aureus.Metode: Isolasi fenolik meniran melalui maserasi menggunakan metanol, kemudian dilakukan pemisahan ekstraksi cair-cair dengan heksana dan mengumpulkan residunya. Residu diuapkan pada 55oC lalu dioven sampai menjadi pasta. Hasil ekstraksi difraksinasi dengan dilarutkan menggunakan akuades, metanol, dan etil asetat untuk mendapatkan tiga fraksi. Kemurnian dari hasil fraksi tersebut dilakukan uji fitokimia secara kualitatif. Untuk mengukur daya hambat terhadap S. aureus dilakukan menggunakan metode Kirby-Bauer. Sedangkan interaksi diukur dengan metode AZDAST (Ameri-Ziaei Double Antibiotic Sinergism Test).Hasil: Isolasi fenolik dari meniran menunjukkan adanya senyawa fenolik dan tidak terdeteksi kelompok senyawa lain yang diuji (alkaloid, terpenoid, dan steroid). Setelah fraksinasi, fenolik ditemukan pada fraksi akuades dan metanol, namun tidak ditemukan pada fraksi etil asetat. Uji daya hambat tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada semua fraksi dengan konsentrasi 1000 ppm (0­±0 mm). Penambahan fraksi akuades (F1), metanol (F2), etil asetat (F3) dengan Amoxicillin menunjukkan diameter zona hambat sebesar 18,45±0,80; 17,89±2,62; 17,62±3,10. Sedangkan dengan Chloramphenicol sebesar 31,33±0,58; 29,58±0,54; 26,24±1,49. Zona hambat Amoxicillin adalah 19,54±0,81 dan pada Chloramphenicol adalah 28,16±1,59. Kesimpulan: Interaksi fraksi akuades dari ekstrak fenolik dengan Chloramphenicol menunjukkan interaksi potensiasi.Kata Kunci: Fenolik Phyllanthus niruri L., Amoxicillin, Chloramphenicol, Staphylococcus aureus.
Efek Kombinasi Fraksi Akuades, Metanol, dan Etil Asetat Senyawa Fenolik Meniran (Phyllanthus niruri L.) dengan Amoxicillin atau Chloramphenicol terhadap Daya Hambat pada Pertumbuhan Staphylococcus aureus Isna Aulia Zamzamy; Arif Yahya; Rio Risandiansyah
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kombinasi herbal-antibiotik adalah salah satu upaya untuk mengatasi infeksi. Ekstrak kasar meniran (Phyllanthus niruri L.) yang diduga mengandung fenolik diketahui dapat meningkatkan efektivitas antibiotik pada bakteri S. aureus, sehingga berpotensi digunakan sebagai ajuvan terhadap antibiotik. Namun, isolasi kelompok senyawa fenolik tersebut belum dilakukan. Penelitian ini melakukan fraksinasi ekstrak fenolik dari meniran dan melihat interaksi kombinasi dengan Amoxicillin dan Chloramphenicol terhadap bakteri S. aureus.Metode: Isolasi fenolik meniran melalui maserasi menggunakan metanol, kemudian dilakukan pemisahan ekstraksi cair-cair dengan heksana dan mengumpulkan residunya. Residu diuapkan pada 55oC lalu dioven sampai menjadi pasta. Hasil ekstraksi difraksinasi dengan dilarutkan menggunakan akuades, metanol, dan etil asetat untuk mendapatkan tiga fraksi. Kemurnian dari hasil fraksi tersebut dilakukan uji fitokimia secara kualitatif. Untuk mengukur daya hambat terhadap S. aureus dilakukan menggunakan metode Kirby-Bauer. Sedangkan interaksi diukur dengan metode AZDAST (Ameri-Ziaei Double Antibiotic Sinergism Test).Hasil: Isolasi fenolik dari meniran menunjukkan adanya senyawa fenolik dan tidak terdeteksi kelompok senyawa lain yang diuji (alkaloid, terpenoid, dan steroid). Setelah fraksinasi, fenolik ditemukan pada fraksi akuades dan metanol, namun tidak ditemukan pada fraksi etil asetat. Uji daya hambat tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri pada semua fraksi dengan konsentrasi 1000 ppm (0­±0 mm). Penambahan fraksi akuades (F1), metanol (F2), etil asetat (F3) dengan Amoxicillin menunjukkan diameter zona hambat sebesar 18,45±0,80; 17,89±2,62; 17,62±3,10. Sedangkan dengan Chloramphenicol sebesar 31,33±0,58; 29,58±0,54; 26,24±1,49. Zona hambat Amoxicillin adalah 19,54±0,81 dan pada Chloramphenicol adalah 28,16±1,59. Kesimpulan: Interaksi fraksi akuades dari ekstrak fenolik dengan Chloramphenicol menunjukkan interaksi potensiasi.Kata Kunci: Fenolik Phyllanthus niruri L., Amoxicillin, Chloramphenicol, Staphylococcus aureus.