Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENYUSUNAN SOAL HOTS GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI DI KOTA TULUNGAGUNG Muhamad Solikin Salam
NOSI Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.83 KB)

Abstract

Abstrak: Pendidikan sebagai aktivitas belajar mengajar, esensinya terletak pada kemampuan berpikir. Berdasarkan tingkatannya, kemampuan berpikir dibedakan menjadi dua jenis yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang biasa disebut dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kemampuan berpikir tingkat rendah yang disebut dengan Lower Order Thinking Skills (LOTS). HOTS merupakan aktivitas berpikir yang tidak sekadar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang telah diketahui, tetapi juga kemampuan mengonstruksi, memahami, dan mengubah pengalaman untuk memecahkan permasalahan.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk, hambatan, dan upaya guru Bahasa Indonesia SMP Negeri di Kota Tulungagung untuk mendapatkan solusi dalam penyusunan soal HOTS. Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat untuk mengaplikasikan teori yang dikembangkan dari Taksonomi Bloom oleh Anderson & Krathwohl. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk mendukung kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam hal penyusunan soal HOTS. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berupa angka dan kata-kata yang kemudian disimpulkan dalam sebuah deskripsi. Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.Berdasarkan hasil analisis data, dari masing-masing skor yang disusun guru ditemukan skor rata-rata sebesar 75,5% sesuai dengan indikator. Sedangkan persentase skor indikator yang sudah tercapai adalah 55% yang artinya kategori cukup. Kedua, hambatan yang dialami guru dalam menyusun soal HOTS cukup beragam yaitu kurangnya kegiatan sosialisasi, keterbatasan waktu, sosialisasi dalam kegiatan seminar yang belum maksimal, dan kurangnya pengawasan dari sekolah maupun dari dinas pendidikan setempat. Ketiga, upaya untuk mendapatkan solusi dari hambatan tersebut yaitu dinas pendidikan terkait terus melaksanakan pendampingan ke sekolah-sekolah seperti seminar, workshop, MGMP, atau penilaian rekan sejawat. Guru juga harus berperan aktif untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengembangan penyusunan soal HOTS.Kata Kunci: Penyusunan, Soal HOTS, Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri
PENYUSUNAN SOAL HOTS GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI DI KOTA TULUNGAGUNG Muhamad Solikin Salam
NOSI Vol. 7 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pendidikan sebagai aktivitas belajar mengajar, esensinya terletak pada kemampuan berpikir. Berdasarkan tingkatannya, kemampuan berpikir dibedakan menjadi dua jenis yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang biasa disebut dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kemampuan berpikir tingkat rendah yang disebut dengan Lower Order Thinking Skills (LOTS). HOTS merupakan aktivitas berpikir yang tidak sekadar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang telah diketahui, tetapi juga kemampuan mengonstruksi, memahami, dan mengubah pengalaman untuk memecahkan permasalahan.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk, hambatan, dan upaya guru Bahasa Indonesia SMP Negeri di Kota Tulungagung untuk mendapatkan solusi dalam penyusunan soal HOTS. Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat untuk mengaplikasikan teori yang dikembangkan dari Taksonomi Bloom oleh Anderson & Krathwohl. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk mendukung kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam hal penyusunan soal HOTS. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berupa angka dan kata-kata yang kemudian disimpulkan dalam sebuah deskripsi. Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.Berdasarkan hasil analisis data, dari masing-masing skor yang disusun guru ditemukan skor rata-rata sebesar 75,5% sesuai dengan indikator. Sedangkan persentase skor indikator yang sudah tercapai adalah 55% yang artinya kategori cukup. Kedua, hambatan yang dialami guru dalam menyusun soal HOTS cukup beragam yaitu kurangnya kegiatan sosialisasi, keterbatasan waktu, sosialisasi dalam kegiatan seminar yang belum maksimal, dan kurangnya pengawasan dari sekolah maupun dari dinas pendidikan setempat. Ketiga, upaya untuk mendapatkan solusi dari hambatan tersebut yaitu dinas pendidikan terkait terus melaksanakan pendampingan ke sekolah-sekolah seperti seminar, workshop, MGMP, atau penilaian rekan sejawat. Guru juga harus berperan aktif untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengembangan penyusunan soal HOTS.Kata Kunci: Penyusunan, Soal HOTS, Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri
PENYUSUNAN SOAL HOTS GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI DI KOTA TULUNGAGUNG Muhamad Solikin Salam
Jurnal Ilmiah Sastra dan Pembelajaranya Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah NOSI
Publisher : NOSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pendidikan sebagai aktivitas belajar mengajar, esensinya terletak pada kemampuan berpikir. Berdasarkan tingkatannya, kemampuan berpikir dibedakan menjadi dua jenis yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang biasa disebut dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kemampuan berpikir tingkat rendah yang disebut dengan Lower Order Thinking Skills (LOTS). HOTS merupakan aktivitas berpikir yang tidak sekadar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang telah diketahui, tetapi juga kemampuan mengonstruksi, memahami, dan mengubah pengalaman untuk memecahkan permasalahan.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk, hambatan, dan upaya guru Bahasa Indonesia SMP Negeri di Kota Tulungagung untuk mendapatkan solusi dalam penyusunan soal HOTS. Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat untuk mengaplikasikan teori yang dikembangkan dari Taksonomi Bloom oleh Anderson & Krathwohl. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk mendukung kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam hal penyusunan soal HOTS. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berupa angka dan kata-kata yang kemudian disimpulkan dalam sebuah deskripsi. Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.Berdasarkan hasil analisis data, dari masing-masing skor yang disusun guru ditemukan skor rata-rata sebesar 75,5% sesuai dengan indikator. Sedangkan persentase skor indikator yang sudah tercapai adalah 55% yang artinya kategori cukup. Kedua, hambatan yang dialami guru dalam menyusun soal HOTS cukup beragam yaitu kurangnya kegiatan sosialisasi, keterbatasan waktu, sosialisasi dalam kegiatan seminar yang belum maksimal, dan kurangnya pengawasan dari sekolah maupun dari dinas pendidikan setempat. Ketiga, upaya untuk mendapatkan solusi dari hambatan tersebut yaitu dinas pendidikan terkait terus melaksanakan pendampingan ke sekolah-sekolah seperti seminar, workshop, MGMP, atau penilaian rekan sejawat. Guru juga harus berperan aktif untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengembangan penyusunan soal HOTS.Kata Kunci: Penyusunan, Soal HOTS, Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri