Bambang Parmadie
Universitas Bengkulu Pascasarjana Doktoral Kajian Budaya Universitas Udayana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu Bambang Parmadie; A.A Ngurah Anom Kumbara; A.A Bagus Wirawan; I Gede Arya Sugiartha
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 33 No 1 (2018): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v33i1.240

Abstract

Transformasi memiliki arti perubahan bentuk dan secara lengkap merupakan perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, fungsi, dan lain-lain). Transformasi dimaksudkan baik perubahan yang masih menunjukkan benda asalnya maupun perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan dengan benda asalnya. Arus globalisasi dan hegemoni yang terjadi pada perubahan musik Dol sebagai musikalitas ritual Tabot digunakan secara sengaja untuk hiburan, kreativitas seniman, pencitraan, pendidikan, dan pariwisata. Fenomena yang terjadi dalam waktu yang panjang dan bertahap-tahap, bersifat linier dan hierarkis, dari sakral ke sekuler atau profan (komodifikasi), dari idealisme tradisi ke idealisme industri dan pencitraan (ekonomi), dan dari tujuan ke pesanan (kreativitas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan yaitu teori hegemoni, teori budaya populer dan teori praktik sosial. Hasil penelitian pengaruh globalisasi dan hegemoni pada perubahan musik Dol dari sakral ke sekuler atau profan maupun sebaliknya yang terjadi dalam masyarakat Bengkulu menyebabkan perubahan (motivasi dan stimulasi) ini dapat diterima oleh masyarakat dan bisa menyatu dalam kehidupan bermasyarakat.  Pengaruh globalisasi dan hegemoni pada perubahan musik Dol menjadikan kesenian ini sebagai industri budaya, materi kreatifitas seniman, pariwisata, pencitraan dan inovasi pada pendidikan. Musik Dol tumbuh menjadi kebudayaan seni pertunjukan baru yang menggeser  keberadaan pesta rakyat ritual Tabot pada saat ini. Hal ini tampak jelas dalam perkembangan musik Dol semakin meluas secara kuantitas dan kreatifitas.Transformation signifies meaningful change in form and is a complete physical and nonphysical reconfiguration (form, likeness, nature, function, etc.). Transformation is representative of both intended change that is still indicative of the origins of an object and the changes that are not indicative of showing any similarity with the object in its original form. The dynamics of globalization and hegemony that have affected change in Dol music as Tabot ritual musicality is used deliberately for entertainment, artist's creativity, imaging, education, and tourism. Long-term and gradual phenomena are linear and hierarchical, from sacred to secular or profane (commodification), from idealism to industrial idealism and imaging (economy), and from purpose to order (creativity). The method used in this research is qualitative method. The theory used to analyze the problems of hegemony theory, popular culture theory and social practice theory. The result of the research of the influence of globalization and hegemony on the musical change of Dol from sacred to secular or profane and vice versa that happened in Bengkulu society caused change (motivation and stimulation) that is accepted by society and can be instrumental in united  society life. The influence of globalization and hegemony on the change of Dol music makes this art  take form as cultural industry, artistic creativity, tourism, imaging and innovation in education. So Dol music becomes an icon of Bengkulu Province and flourishes into a new performance art culture that shifts the existence of Tabot ritual folk feast. This is evident as the development of Dol music is widespread in quantity and creativity.