Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakterisasi Reservoar Batuan Serpih Menggunakan Simultaneous Inversion di Lapangan “TAF”, Formasi Baong Bawah, Cekungan Sumatra Utara Mohammad Syamsu Rosid
Jurnal Fisika Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v9i2.23956

Abstract

Penelitian tentang karakterisasi reservoar batuan serpih telah dilakukan di lapangan “TAF”, Cekungan Sumatra Utara. Formasi Baong Bawah menjadi target dalam penelitian ini. Parameter impedansi-P dan impedansi-S yang dihasilkan dari metode inversi simultan digunakan dalam studi ini untuk mengidentifikasi litologi batuan dan kandungan fluida di zona target. Analisis stacking sudut secara parsial dilakukan dalam 3 kelompok besar: stacking sudut dekat (1-19°), stacking sudut menengah (19-36°) dan stacking sudut jauh (36-53°). Hasil inversi simultan menunjukkan adanya lapisan batuan serpih (shale) yang dominan di daerah ini dengan nilai impedansi-P dalam interval 4.000-8.000 (m/s)*(gr/cc), impedansi-S dalam interval 1.500-3.000 (m/s)*(gr/cc) dan nilai densitas batuannya dalam range 2.2-2.5 g/cc. Adapun nilai impedansi-P dalam interval 8.000-12.000 (m/s)*(gr/cc), impedansi-S dalam interval 3.000-5.700 (m/s)*(gr/cc) dan densitas batuan dalam range 2.5-2.75 g/cc dimiliki oleh batuan dasar dari Formasi Baong Bawah yang berasosiasi dengan dominasi batuan pasir dan karbonat. Namun demikian, hasil inversi impedansi-P dan Lambda-Rho begitu juga hasil analisa crossplot dari AI vs SI dan kurva LMR, semuanya tidak mengindikasikan adanya fluida hidrokarbon di lapisan ini.
Identifikasi Potensi Jebakan Hidrokarbon di Daerah “X” Sedimen Pra-Tersier Cekungan Sumatra Utara Menggunakan Data Gravitasi dan Seismik Mohammad Syamsu Rosid
Jurnal Fisika Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v10i1.23955

Abstract

Penemuan minyak dan gas bumi pada cekungan di Indonesia yang umumnya berasal lapisan tersier, saat ini terus mengalami pengurangan. Oleh karena itu eksplorasi hidrokarbon terus dilakukan melalui diversifikasi pencarian lapangan baru dan penggunaan konsep reservoar baru. Studi di daerah “X” pada Cekungan Sumatra Utara ini bertujuan untuk menemukan reservoar hidrokarbon baru dengan menggunakan konsep baru lapisan pra-tersier. Oleh karena itu, perlu untuk mengidentifikasi keberadaan lapisan basemen pra-tersier sebagai batas dari lapisan yang berpotensi sebagai reservoir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan ke depan 2D data gravitasi yang didukung oleh data sekunder penampang seismik. Model bawah permukaan telah dibuat dalam 2 penampang, lintasan 4 dan lintasan 6. Selain itu, metode FHD (first horizontal derivative) dan SVD (second vertical derivative) dilakukan juga untuk mengkarakterisasi struktur patahan yang ada. Hasil pemodelan ke depan 2D pada lintasan 4 dan 6 menunjukkan adanya basemen pra-tersier pada kedalaman sekitar 6.000 m. Hasil pemodelan juga menunjukkan adanya beberapa formasi batuan di atas lapisan basemen yang terdiri dari formasi pra-tersier dan tersier. Struktur yang ditunjukkan dalam analisis FHD dan SVD sebagian besar adalah sesar naik. Hasil gravitasi dikonfirmasi oleh data dari penampang seismik dan geologi. Ada dua formasi di lapisan dalam tepat di atas basemen pra-tersier yang berpotensi sebagai reservoir yang baik, yaitu Formasi Tampur yang didominasi oleh batuan karbonat dan Formasi Parapat.
Implementation of the Poisson Impedance Inversion to Improve Hydrocarbon Reservoir Characterisation in the Poseidon Field, Browse Basin, Australia Riky Tri Hartagung; Mohammad Syamsu Rosid
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 12 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v12n2.p102-114

Abstract

The prediction process of lithology and fluid content is the most important part of reservoir characterisation. One of the methods used in this process is simultaneous seismic inversion. In the Poseidon field, Browse Basin, Australia, the parameters generated through simultaneous seismic inversion cannot accurately characterise the reservoir because of the overlapping impedance values between hydrocarbon sand, water sand and shale, which cause a high level of ambiguity in the interpretation. The Poisson impedance (PI) inversion provides a solution to this problem by rotating the impedance a few degrees through coefficient c. Coefficient c is obtained through the target correlation coefficient analysis by finding the optimum correlation coefficient between the PI and the target log, namely, gamma rays, effective porosity and resistivity. The results show that the PI gives better outcomes in separating hydrocarbon-saturated reservoir zones. Based on the results of the lithology impedance–gamma rays, the ϕI-effective porosity cross-plot and the fluid impedance-water saturation (Sw) cross-plot, with optimum correlations of 0.74, 0.91 and 0.82, respectively, the lithology of hydrocarbon-saturated porous sand is at values of LI ≤ 2800 (m/s)(g*cc), ϕI ≤ 5500 (m/s)(g*cc) and FI ≤ 4000 (m/s)(g*cc). The presence of low values for LI, ϕI and FI correlates accurately with the presence of hydrocarbons in the well. Each value of c is then applied to the seismic data. The results show that this method can determine the distribution of gas-saturated porous sand on the seismic inversion section in the northeast–southwest direction
The Existence of Faults that Cause Earthquakes on Lombok Island: A Critical Literature Review I Gusti Ketut Satria Bunaga; Mohammad Syamsu Rosid; Titi Anggono
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 8 No. 6 (2022): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v8i6.2346

Abstract

This study qualitatively elaborates fault characteristics causing earthquakes in Lombok Island. Historically, Lombok Island has been 12 destructive and significant earthquakes in period of 1979 – 2018. Therefore, the island is in an earthquake-prone region. The hazard factor is one of the key factors in assessing risk. This study become important as their potential to have a big impact. A source of activity that has not been fully investigated in detail was the location of the recent major and devastating earthquake (East Lombok earthquake 2019). Consequently, there is a chance that the level of risk on the Island of Lombok will rise. According to the study’s results, a thorough investigation is required to identify and pinpoint the cause of the 2019 Lombok earthquake in order to improve the earthquake risk index and help the local government to reduce losses due to earthquakes.
Identifikasi Bidang Gelincir dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis 2 Dimensi di Daerah Keranggan, Tangerang Selatan Miftahul Farhati; Mohammad Syamsu Rosid
POSITRON Vol 12, No 1 (2022): Vol. 12 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.95 KB) | DOI: 10.26418/positron.v12i1.53584

Abstract

Daerah Keranggan, Tangerang Selatan yang menjadi wilayah penelitian merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang berpotensi longsor. Wilayah ini memiliki karakter tanah bergerak dengan adanya lereng yang sangat curam. Pada rumah-rumah warga di atas lereng timbul retakan sejajar lereng yang mengindikasikan adanya pergerakan tanah. Oleh karena itu dilakukan pengukuran geolistrik tahanan jenis 2 dimensi untuk mengetahui struktur litologi bawah permukaan yang berpotensi dapat berperan sebagai bidang gelincir. Pengukuran menggunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger multichannel di 2 lintasan berarah Barat-Timur. Panjang lintasan 1 dan 2 secara berturut-turut adalah 117,5 dan 105 meter dengan jarak antar elektroda 2,5 meter. Dari hasil korelasi model tahanan jenis, data geologi regional, dan data sumur gali warga lokal, diyakini bahwa litologi penyusun di wilayah penelitian terdiri dari batuan lempung, batu pasir, dan konglomerat batu apung yang merupakan bagian dari Formasi Serpong. Dari model tahanan jenis terindikasi adanya bidang gelincir dengan litologi batu lempung di atas konglomerat batu apung dengan kemiringan 53o tepat di bawah lereng. Diduga kuat bidang gelincir ini memicu terbentuknya lereng di permukaan dengan kemiringan serupa sekitar 53o. Kedua faktor tersebut diperparah dengan beban yang tinggi dari jumlah penduduk dan kendaraan di atasnya, serta getaran yang berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.