Abdul Hadi
IPRIJA Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Polemik Kepemimpinan Perempuan perspektif Al-Qur’an Abdul Hadi
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 11 No. 1 (2022): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.995 KB) | DOI: 10.53976/jmi.v11i1.265

Abstract

Penelitian ini untuk mengkaji polemik kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur‟an, Para tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama semakin meningkatkan upaya pendidikan masyarakat agar praktik dan kebiasaan mendiskriminasi perempuan dapat dihilangkan secara perlahan. Selain itu, hal ini disarankan untuk seluruh masyarakat agar peduli dan ikut terlibat dalam perlindungan korban ketidakadilan gender karena, ketidakadilan gender tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, Para perempuan harus bisa mendapat legitimasi untuk berdiri sama tinggi dengan laki-laki dalam menafsirkan persoalan yang terkait langsung dengan mereka. Kegiatan penafsiran Al-Qur‟an seolah menjadi otoritas dan domain laki-laki. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terjadi beragam penafsiran oleh para ahli tafsir seputar kepemimpinan perempuan dalam ranah publik, kualifikasi sosial perempuan belum mendapatkan porsi utama dan cenderung terjebak dalam peran domestik, yaitu dijadikan penjaga rumah untuk mengurus anak dan keluarga.
Polemik Kepemimpinan Perempuan perspektif Al-Qur’an Abdul Hadi
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 11 No. 1 (2022): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53976/jmi.v11i1.265

Abstract

Penelitian ini untuk mengkaji polemik kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur‟an, Para tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama semakin meningkatkan upaya pendidikan masyarakat agar praktik dan kebiasaan mendiskriminasi perempuan dapat dihilangkan secara perlahan. Selain itu, hal ini disarankan untuk seluruh masyarakat agar peduli dan ikut terlibat dalam perlindungan korban ketidakadilan gender karena, ketidakadilan gender tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, Para perempuan harus bisa mendapat legitimasi untuk berdiri sama tinggi dengan laki-laki dalam menafsirkan persoalan yang terkait langsung dengan mereka. Kegiatan penafsiran Al-Qur‟an seolah menjadi otoritas dan domain laki-laki. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terjadi beragam penafsiran oleh para ahli tafsir seputar kepemimpinan perempuan dalam ranah publik, kualifikasi sosial perempuan belum mendapatkan porsi utama dan cenderung terjebak dalam peran domestik, yaitu dijadikan penjaga rumah untuk mengurus anak dan keluarga.