Sya'ban Mauluddin
IAIN Manado

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Poyowa Besar Kotamobagu Nurhayati Nurhayati; Sya'ban Mauluddin; Widiawati Mokodongan
Journal of Islamic Education : The Teacher of Civilization Vol 1, No 1 (2020): Volume 1 No, 1 Maret 2020
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Poyowa Besar Kotamobagu dan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Poyowa Besar Kotamobagu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis untuk menggambarkan data hasil penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Poyowa Besar Kotamobagu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Poyowa Besar Kotamobagu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, bahasa isyarat, dan metode membaca gerak bibir. Materi yang diberikan adalah materi tentang wudhu, sholat, menghapal surah pendek, dan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik berkebutuhan khusus. Untuk media pembelajaran menggunakan buku-buku pelajaran pendidikan agama Islam, spidol, papan tulis, dan alat peraga. Adapun untuk evaluasinya terdiri dari ulangan harian dan ulangan semester dengan bentuk tes tertulis dan praktek. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran ini yaitu sarana dan prasarana yang belum memadai, kurangnya pengetahuan guru akan bahasa isyarat, beragamnya jenis ketunaan yang ada di dalam kelas sehingga membuat guru sulit untuk mengontrol peserta didik, dan kurangnya guru pendidikan agama Islam serta tidak memiliki tenaga ahli berupa psikolog atau skiater untuk mengidentifikasi kategori dari masing- masing anak berkebutuhan khusus.