p-Index From 2019 - 2024
1.037
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Arrabona
Edu Arto Silalahi
Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENDIDIKAN KRISTEN DAN AMANAT AGUNG Edu Arto Silalahi
Jurnal Arrabona Vol. 1 No. 1 (2018): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.369 KB) | DOI: 10.57058/juar.v1i1.4

Abstract

Education is an ongoing process, from the past, now and in the future. Christian education in its nature is to guide one to exit the darkness in order live in accordance with God’s will. God’s will has been opened to the world thru revelation. Jesus Christ is the peak of the revelation. All christian education should, therefore, be centralized or based on Christ and His commission. His commission is plain: that all nations become His true disciples.
GEREJA MENJADI MITRA PENDIDIKAN KRISTEN Edu Arto Silalahi
Jurnal Arrabona Vol. 2 No. 1 (2019): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.853 KB) | DOI: 10.57058/juar.v2i1.27

Abstract

Gereja dan Pendidikan Kristen adalah dua lembaga yang saling terkait dan terikat. Terikat dalam tujuan final yang sama, yakni pemberitaan Injil atau amanat agung Kristus. Gereja menjalankan perannya membina umat kepada kedewasaan rohani, demikian juga sekolah atau pendidikan Kristen memerlengkapi murid dalam pengetahuan akan kebenaran. Filosopinya harus didasarkan pada pemahaman yang sama tentang Alkitab sebagai dasar untuk melayani. Alkitab berkonsentrasi pada pemberitaan tentang Allah pencipta tetapi juga penebus yang membawa manusia kepada pemahaman yang benar tentang tujuan hidupnya. Maka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, hendaklah gereja dan pendidikan Kristen membangun kemitraan.
GEREJA YANG MEMURIDKAN Edu Arto Silalahi
Jurnal Arrabona Vol. 3 No. 1 (2020): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.418 KB) | DOI: 10.57058/juar.v3i1.40

Abstract

Artikel ini berjudul “Gereja yang memuridkan”. Gereja sebagai lembaga maupun gereja secara personal memiliki peran yang signifikan di dunia ini. Pertanyaannya, apakah gereja pada saat ini masih konsisten menjalankan amanat agung Tuhan Yesus. Ada ungkapan yang berbunyi, “Gereja ada karena misi (pengutusan) dan gereja ada untuk misi”. Gereja harus diperlengkapi untuk misi pemberitaan Injil. Matius 24:14 menyatakan bahwa kesudahan segala sesuatu akan tiba, jika Injil Kerajaan Allah sudah diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa. Lalu Matius 28:19 memberi penegasan “jadikanlah semua bangsa muridKu”. Berdasarkan ayat tersebut, bahwa sasaran misi adalah menjadikan murid, yakni murid Kristus. Proses menjadikan murid disebut sebagai pemuridan. Pemuridan adalah tugas utama gereja. Gereja seharusnya fokus pada hal yang utama, bukan hanya sibuk tanpa fokus utama.
SOLA SCRIPTURA DAN NILAI PEDAGOGISNYA BAGI GEREJA Edu Arto Silalahi
Jurnal Arrabona Vol. 1 No. 2 (2019): Februari
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.728 KB) | DOI: 10.57058/juar.v1i2.52

Abstract

Alkitab adalah Firman Allah yang berotoritas. Otoritas Alkitab tidak bergantung pada pengakuan manusia, oleh karena Alkitab bersifat self authoritative. Keberadaan Alkitab tidak bisa disejajarkan dengan gereja, apalagi direndahkan. Sebaliknya, bahwa semua pengajaran gereja harus bersumber dan berpusat pada Alkitab. Alkitab menjadi dasar iman dan pertumbuhan gereja.
Pola Penginjilan Lintas Budaya oleh Tenaga Utusan Gereja (TUG) berdasarkan Kisah Para Rasul 8:26-40 di Gereja POUK Ichtus Bumi Dirgantara Permai Bekasi Edu Arto Silalahi; Yaret Nesimnasi
Jurnal Arrabona Vol. 5 No. 1 (2022): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.201 KB) | DOI: 10.57058/juar.v5i1.67

Abstract

The church exists because there is a mission. Therefore, the living church should remain focused on the mission of evangelism. Evangelism is a top priority that must be done by the church in a wide dimension, to the ends of the earth. In reality, there are many churches that are not active in the worldwide evangelistic missionary movement. Why? Is it because the church doesn't want to be involved in the mission or because the church doesn't know about missions? Evangelism must be an ongoing movement. Evangelism is carried out cross-culturally both within the country itself and abroad where neglected tribes (STA) are still found. In an effort to maximize cross-cultural evangelism, the church needs to hold congregational member development continuously. Coaching is intended to change and equalize perspectives or perspectives on cross-cultural evangelism missions. Based on observations and interviews conducted with several church missionaries (TUG) of the POUK Ichtus Bumi Dirgantara Permai Bekasi, it was found that the obstacles to cross-cultural evangelism were not primarily the ethnic groups to be served, but the readiness of the envoys who would serve cross-culturally. These obstacles are mainly related to language, culture and life values ​​that should be studied carefully before serving in these neglected tribes. By referring to the Bible, Acts 8:26-40, the principles and patterns of cross-cultural evangelism are found by studying the profile of Philip who preached the gospel across cultures. Key Words: Evangelism, Cross-cultural, messenger, church
Pola Mentoring dalam Program Orang Tua Unit: Berdasarkan 2 Timotius 1:3-18 bagi Spiritualitas Mahasiswa Marselina Ruku; EDU ARTO SILALAHI
Jurnal Arrabona Vol. 5 No. 2 (2023): February
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57058/juar.v5i2.73

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola mentoring dalam program orang tua unit berdasarkan 2 Timotius 1 : 3-18 bagi spiritualitas mahasiswa. Pembahasan dimulai dengan menjelaskan pola mentoring yang benar sesuai dengan dasar Firman Tuhan berdasarkan masalah-masalah yang telah ditemukan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomonologis. Peneliti mengadakan wawancara dengan informan untuk pengumpulan data dan kemudian mengadakan analisis data. Temuan dalam penelitian ini adalah: 1). mentoring merupakan proses pendampingan terhadap mentee. 2). spiritualitas adalah dasar membangun sebuah relasi dalam proses mentoring. 3). kerjasama tim yang baik adalah hasil dari menerima kekurangan dan kelebihan setiap anggota dalam proses mentoring, dengan cara saling melengkapi. 4). proses mentoring dikatakan baik yaitu karena Firman Tuhan menjadi dasar pembimbingan. 5). kesibukan menjadi salah satu kendala proses mentoring tidak dapat berjalan dengan baik. 6). pertumbuhan dan perubahan yang baik dari setiap mentee adalah hasil dari proses mentoring efektif diatas dasar Firman Allah. 7). ketulusan mentor dalam membimbing para mentee dapat menjamin perubahan yang signifikan. 8). nasihat sesuai dengan kebenaran Firman Allah akan menghasilkan mentee yang berkarakter Kristus.