This Author published in this journals
All Journal LEBAH
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penanganan Problematika Menghafal Al-Qur’an Bagi Santri Di Pondok Pesantren Baitul Quran Cirata Raihan Nurtsany; Putra Raihan Nur Alam; Linda Hodijah; Imam Tabroni
Lebah Vol. 14 No. 1 (2020): September: Pengabdian
Publisher : IHSA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.607 KB) | DOI: 10.35335/lebah.v14i1.65

Abstract

Menghafal al-Qur’an adalah proses memelihara, menjaga dan mempertahankan kemurnian al-Qur’an. Allah berfirman Di dalam al-Qur’an surat al-Qamar ayat 17 bahwa sungguh telah aku mudahkan Qur’an untuk dipelajari dan dihafalkan. Dan pada bagian akhir dari ayat tersebut merupakan pertanyaan yang bermakna perintah. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an mudah untuk dihafalkan dan Allah juga menantang hamba-Nya untuk membuktikan statemen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para santri penghafal Qur’an memiliki beragam problem selama kegiatan menghafal al-Qur’an. Ada 2 Problem yang dibedakan yaitu problem internal (dalam diri) dan problem eksternal (luar diri). Seperti rasa malas, tidak sabar dan putus asa, tidak bisa mengatur waktu dan memanfaatkan waktunya dengan baik, tidak mampu disiplin pada kegiatan tahfidz, lupa, bermaksiat, ada masalah dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Beragam problem yang dihadapi para santri penghafal Qur’an, menuntut santri untuk aktif serta inovatif untuk mencari solusi atas problematika yang mereka dihadapi. Dan usaha-usaha yang mereka lakukan adalah dengan cara berwudlu, ber-mujahaddah, mencari kegiatan yang positif, berkonsultasi dengan para asatidz, orang tua dan teman , membaca buku-buku inspiratif, bersabar dan tetap beristiqamah meski mengalami kendala dalam menghafal, istirahat yang cukup, berusaha memahami dan mengamalkan isi ayat yang sudah dihafal untuk menguatkan hapalan. Dengan begitu para santri menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk mereka menghafal.