Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Waktu Maserasi dan Konsentrasi Pelarut pada Proses Perendaman Daun Ketapang (Terminalia Catappa Linn) terhadap Pewarnaan Kain Tyan Prasetyo Fendy; H Haryanto
Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri 2021: Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.138 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal dalam pengembangan sumber daya manusia, salah satunya dengan memanfaatkan sumber daya alam yang diolah menjadi zat pewarna alami tekstil. Bahan pewarna tekstil alami adalah daun ketapang (Terminalia Catappa Linn). Penggunaan bahan alami bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pewarnaan tekstil. Artikel ini memuat hasil penelitian mengenai pengaruh konsentrasi zat warna daun ketapang pada proses meserasi terhadap kualitas warna yang dihasilkan dan mengetahui konsentrasi pelarut yang ideal pada proses maserasi agar mendapatkan hasil yang optimal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah maserasi, maserasi merupakan metode yang sangat sederhana untuk mendapatkan zat pewarna dengan variasi waktu maserasi 2, 4, 6, 8, 10 hari. Acuan yang digunakan dalam pewarnaan ini adalah banyaknya kadar tanin yang terkandung dalam bahan tersebut. Pada penelitian ini menggunakan daun ketapang segar sebagai bahan, dan menggunakan variasi pelarut etanol 90%, 80%, 70%, 60%, 50%. Uji kadar tanin dilakukan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 400-450 nm. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka semakin tinggi kandungan tanin yang dihasilkan, Uji kadar tanin tertinggi pada konsentrasi pelarut etanol 90% dan rentang waktu maserasi terbaik adalah hari ke-6 sampai ke-8 tergantung konsentrasi pelarut yang digunakan.
Identifikasi kelas emosi majemuk pada kalimat majemuk Bahasa Indonesia menggunakan model multinomial naïve bayes Aripin*; W Agastya; H Haryanto
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 3 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.737 KB) | DOI: 10.23960/prosidingsinta.v3i.2

Abstract

Dalam proses komunikasi tatap muka, ekspresi wajah dapat mendukung agar proses komunikasi dapat lebih efektif. Ekspresi wajah sesorang dapat menunjukan kondisi emosi sehingga dalam berkomunikasi orang lain dapat  menyesuaikannya. Dalam pengembangan film animasi wajah dan produksi game, ekspresi wajah juga diperlukan dalam adegan dialog sehingga film animasi dan game tersebut dapat terlihat lebih alami dan realistik. Dalam komunikasi yang menggunakan media teks, maka setiap kalimat yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut juga merepresentasikan kondisi emosi seseoarang. Secara umum, struktur kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi adalah kalimat yang memiliki struktur majemuk. Emosi dari suatu kalimat dapat dikenali dengan melakukan proses klasifikasi terhadap kalimat tersebut. Hasil klasifikasi emosi terhadap kalimat dengan struktur majemuk biasanya menghasilkan kelas-kelas emosi majemuk (beberapa gabungan dari kelas-kelas emosi dasar). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan klasifikasi terhadap kalimat majemuk Bahasa Indonesia menjadi beberapa kelas emosi dominan dengan menggunakan model Multinomial Naïve Bayes. Persamaan batas dominan digunakan untuk menentukan kelas-kelas yang dominan berdasarkan ambang batas tertentu. Hasil peneltian ini dapat diimplementasikan dalam pengembangan model karakter virtual berekspresi sehingga dapat mendukung pengembangan animasi wajah yang ekspresif untuk mendorong otomatisasi dalam proses produksi film animasi dan game khususnya animasi wajah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat akurasi dalam proses klasifikasi dengan menggunakan Multinomial Naïve Bayes dan persamaan batas dominan untuk kalimat-kalimat majemuk Bahasa Indonesia adalah 75,47%.