Safrin Zuraidah
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Dr Soetomo, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Variasi Komposisi Campuran Mortar Terhadap Kuat Tekan Zuraidah, Safrin; Hastono, Budi
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil Vol 1, No 1: March 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.696 KB) | DOI: 10.25139/jprs.v1i1.801

Abstract

Di Indonesia khususnya penggunaan mortar sudah sangat populer. Dimana dalam membangun sebuah konstruksi beton, mortar selalu digunakan sebagai bagian dari sebuah konstruksi. Tetapi proses pembuatan campuran mortar terkadang masyarakat kurang benar dalam membuat campuran jika ditinjau dari segi ekonomis dan kualitasnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pengaruh variasi komposisi campuran mortar terhadap kuat tekan, dengan dua sampel jenis semen. Mortar menggunakan mortar dari Semen Gresik dan dari Semen Holcim tanpa bahan tambahan lain. penelitian menunjukan bahwa semakin bertambahnya komposisi pasir  maka kuat tekan mortar semakin menurun. Dimana kuat tekan mortar pada umur 28 hari untuk variasi komposisi campuran dengan menggunakan Semen Gresik  1:4 sebesar 9,5 Mpa; 1:5 sebesar 11,68 Mpa; 1:6 sebesar 7,86 Mpa dan 1:7 sebesar 5,31.sedangkan nilai kuat tekan untuk mortar yang menggunakan Semen Holcim berturut sebesar 13,38 Mpa; 12,95 Mpa; 7,65 Mpa dan 3,19 Mpa. Hasil resapan air pada mortar dengan menambahkan jumlah pasir akan mengakibatkan semakin besar nilai penurunan kuat tekan masing –masing variasi mortar.Sehingga campuran plesteran dinding atau spesi untuk merekatkan keramik lantai dan dinding bangunan sederhana mortar yang direkomendasikan adalah komposisi campuran dengan perbandingan semen:pasir 1:5 untuk Semen Gresik dan 1:4 dan 1:5 untuk Semen Holcim.
Perkuatan Beton Ringan Fiber Dengan Mengunakan Anyaman Bambu Zuraidah, Safrin; Hastono, Budi; Juasman, Rikardus Exceliano
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil Vol. 4 No. 2: September 2021
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jprs.v4i2.4195

Abstract

Along with the rapid development of construction and infrastructure, so the need for concrete materials increases. In the field of engineering the development of concrete materials, from time to time, we always carry out innovations and research for construction materials. The price of steel reinforcement is increasingly expensive so it is very difficult for the middle to lower class to reach. The use of bamboo as a construction material has not proven its scientific quality and there is a lack of public understanding of the mechanical properties of bamboo. In order to provide an understanding and prove the quality of bamboo, this research was conducted by utilizing bamboo as reinforcement in lightweight fiber concrete. This research also uses strapping band type additives and the use of styrofoam as a substitute for coarse aggregate, the use of strapping band waste that is ± 70 mm long with a composition of 0%, 5%, 10%, and 15% of the weight of cement, styrofoam of 20% of the volume. test object. The method used is an experimental method that is carried out in a concrete laboratory.From the results of this study, the volume weight of concrete without woven bamboo was 16.67 kg / m³, decreased by (8.67%), and with woven bamboo was 15.22 kg / m³, compressive strength was 11.23 Mpa, decreased by (24.40%), and with bamboo plaited by 8.49 Mpa, split tensile strength of 1.65 Mpa, decreased by (3.03%), and with bamboo plaited by 1.6 Mpa, on 28 aged concrete days with a strapping band fiber content of 5%.It is recommended to use strapping band fibers of 5% of the weight of cement to obtain the optimum compressive strength and split tensile strength values, while the use of bamboo mat is not recommended for lightweight concrete.
Studi Analisa Atap Rangka Baja Model Paralel dan Segitiga Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Safrin Zuraidah; Budi Hastono; Yasir Arofat
AGREGAT Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.798 KB) | DOI: 10.30651/ag.v3i2.2273

Abstract

AbstractSteel trust roof for industrial buildings has a variety of models, including Gable frame model , Parallel, Polenciou, Triangle, and others. Each model has different strengths in accepting loads that work on building structures. The purpose of this study was to compare steel frame horses Parallel Model and Steel Triangle using a double-angled foot profile based on SNI 03-1729-2002 which resulted in a robust and efficient design with a stretch of 20 m and 30 m. From the analysis, it is found that the steel roof structure uses the most efficient foot double foot profile on the span of 20 m and 30 m that is parallel model compared to the triangle model of the total weight percentage of 3.66%. 8.57% of the total weight of the triangle model. Keywords :  profile, design, efficient, parallel, triangle AbstrakAtap rangka baja untuk bangunan industri mempunyai berbagai macam model, diantaranya model batang Tunggal Parallel, Polenciou, Segitiga, dan lai-lain . Masing-masing model  mempunyai kekuatan yang berbeda-beda dalam menerima beban yang bekerja pada struktur bangunan. Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan atap  rangka baja  Model Paralel dan Segitiga baja mengunakan profil double siku sama kaki berdasarkan SNI 03-1729-2002 yang menghasilkan desain yang kuat dan efisien dengan lebar bentangan 20 m dan 30 m. Dari  hasil analisa yang didapatkan, bahwa struktur atap baja mengunakan profil double siku sama kaki yang paling efisien pada  bentangan 20 m dan 30 m yaitu model paralel dibandingkan model segitiga dari prosentase berat total masing-masing sebesar 3,66%. 8,57% dari berat total model segitiga. Kata kunci : profil, desain, efisien, paralel, segitiga 
Teknologi Pembuatan Beton Ringan untuk Panel Dinding dengan Perkuatan Anyaman Bambu Safrin Zuraidah; Bambang Sujatmiko; Wisnu Abiarto; Nelson Xavier
AGREGAT Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v5i2.6578

Abstract

AbstractCurrently, lightweight concrete for wall panels is in high demand for building construction work because the installation is faster and neater. The use of its filling material influences its performance. Bamboo has high tensile strength, and it is therefore used as material for reinforcing concrete as a substitute for steel. This study aimed to find alternative building materials that are cheaper, easier to obtain, and environmentally friendly. The research method was carried out experimentally in the laboratory to produce lightweight concrete mixtures using coarse aggregate from 20% pumice stone since the structural load is lighter and gives reinforcement by adding bamboo woven. This reinforced structure is coated with cement paste and water in the ratio of 1: 1. The test specimens used have the size of 15 x 30 cm in the amount of 12 cylinders for the compressive and tensile strength test at 28 days and 8 x 20 x 60 cm panel size of 6 pieces for the flexural. The results showed that with the addition of woven bamboo, the unit weight tests were 1461.49 kg / m3 heavier, 11% produced 21 MPa by 35.71%. However, without the woven, it produced 2.41 MPa by 31.37%, and in the flexural strength test, it was increased to 3.63 MPa by 7.63% compared to those without bamboo. Therefore, it is recommended to use lightweight concrete with bamboo woven for wall panels. Key Words: unit weight, compressive strength, tensile strength, flexural strength. AbstrakSaat ini, Beton ringan (lightweight concrete) untuk panel dinding banyak diminati oleh masyarakat untuk pekerjaan konstruksi bangunan karena ringan, pemasangannya lebih cepat dan lebih rapi. Pemakaian material bahan pengisi beton ringan berpengaruh pada performancenya. Bambu mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternative tulangan beton pengganti besi tulangan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari material bangunan alternatif yang lebih murah, mudah didapat, dan ramah lingkungan. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium untuk membuat campuran beton ringan yang menggunakan agregat kasar dari batu apung (pumice stone) 20% terhadap berat agregat kasar untuk mengurangi berat volume agar beban struktur lebih ringan dan memberi perkuatan dengan menambah anyaman bamboo, yang sebelum digunakan dilapisi pasta semen dengan komposisi semen dan air 1:1 yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatannya. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder ukuran 12 x 30 cm sejumlah 18 buah silinder untuk uji Kuat Tekan dan uji Kuat Tarik belah pada umur 28 hari dan panil ukuran 8 x 20 x 60 cm sejumlah 6 buah untuk uji Kuat Lentur pada umur 28 hari. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan ditambahkan anyaman bambu, untuk uji berat volume hasilnya 1461,49 kg/m3lebih berat 11,14% dibandingkan dengan yang tanpa anyaman bambu. Sedangkan uji Kuat Tekan hasilnya 21 MPa mengalami kenaikan 35,71% dibandingkan yang tanpa anyaman bambu, untuk uji Kuat Tarik Belah hasilnya 2,41MPa mengalami kenaikan 31,37% dibandingkan yang tanpa anyaman bambu. Pada uji Kuat Lentur hasilnya 3,83MPa mengalami kenaikan 7,63% dibandingkan benda uji Panil yang tanpa anyaman bamboo. Dengan demikian, maka dapat direkomendasikan bahwa beton ringan dengan anyaman bamboo dapat digunakan untuk panil dinding. Kata Kunci: berat volume, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur.