Salah satu proses evaluasi yang dilakukan untuk menentukan kelulusan siswa SMA di Indonesia adalah melalui Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN). UN maupun USBN tidak terlepas dari berbagai kecurangan akademik. Dari berbagai penelitian terdahulu, sebagian besar siswa pernah melakukan kecurangan akademik dalam berbagai bentuk. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi perilaku kecurangan akademik, di antaranya adalah academic self-efficacy dan takut akan kegagalan. Academic self-efficacy memiliki hubungan negatif dengan kecurangan akademik dan di sisi lain, takut akan kegagalan memiliki hubungan positif dengan perilaku kecurangan akademik. Beberapa penelitian menunjukkan keduanya merupakan faktor dominan dalam perilaku kecurangan akademik sehingga salah satu tujuan penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kedua variabel terhadap kecurangan akademik ketika keduanya dalam kategori tinggi. Populasi partisipan penelitian merupakan siswa SMA kelas 12. Pengumpulan data menggunakan kuesioner daring dengan teknik convenience sampling. Partisipan dalam penelitian berjumlah 875 siswa dari 146 sekolah, 56 kota dan 22 provinsi di Indonesia. Analisis dilakukan dengan uji multiple regression dan factorial anova. Hasil penelitian menunjukkan academic self-efficacy dan takut akan kegagalan memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik. Makin tinggi academic self-efficacy dan makin rendah takut akan kegagalan berpengaruh terhadap kecurangan akademik yang makin rendah dan begitu pula sebaliknya. Namun demikian, kecurangan akademik berada dalam kategori tinggi jika derajat takut akan kegagalan tinggi meskipun dengan academic self-efficacy yang tinggi. Pengaruh keduanya terhadap kecurangan akademik dapat memberikan umpan balik kepada stakeholder untuk meningkatkan academic self- efficacy dan menurunkan takut akan kegagalan dalam upaya mengurangi perilaku kecurangan akademik yang terjadi.