Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan mutu pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien pengguna BPJS di Puskesmas Inderapura Kecamatan Pancung soal Kabupaten Pesisir Selatan Dedek Safitri; Raihanis Anastasya; Rayhan Layli; Fitriani Pramita Gurning
FLORONA : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2022): Florona: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/florona.v1i2.303

Abstract

Konsep mutu layanan yang berkaitan dengan kepuasan pasien ditentukan oleh lima unsur yang dikenal dengan istilah service quality yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kualitas pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien pengguna BPJS yang menggunakan lima dimensi yaitu faktor kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati  dan bukti fisik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara mutu pelayanan terhadap dimensi bukti fisik (tangibles) p-value (0,117) > 0,05, dimensi daya tanggap (responsiveness) p-value (0,456) > 0,05 dan dimensi jaminan (assurance)  p-value (0,577) > 0,05. Serta terdapat hubungan antara mutu pelayanan terhadap dimensi kehandalan (reliability) p-value (0,014) < 0,05, dan dimensi empati (emphaty) p-value (0,043) < 0,05. Simpulan dalam penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara mutu dengan dimensi bukti fisik, daya tanggap dan jaminan dengan kepuasan pasien, dan terdapat hubungan yang bermakna antara mutu pelayanan kehandalan dan empati dengan kepuasan pasien BPJS. Diharapkan kepada pihak puskesmas agar dapat mempertahankan dan bisa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sudah baik, dan diharapkan juga untuk melakukan survey mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien secara berkala terutama pada kelima dimensi.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DAN SEKOLAH DASAR 101807 DI DESA CANDIREJO KECAMATAN SIBIRU-BIRU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA Misrah Misrah; Raihanis Anastasya; Dedek Safitri; Sherien Sakina Wira Wasistha
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 7 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i7.2612-2621

Abstract

Program PHBS di rumah tangga merupakan berwujudan untuk melatih anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan masyarakat sehat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Muh. Fajaruddin Natsir dengan judul “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Desa Parang Baddo (Natsir, 2019) mendapatkan hasil bahwaPHBS di desa Parang Baddo sebesar 63,2% dan Parang Binara 58,65 jika dibandingkan dengan target PHBS Kementrian kesehatan 70%, angka tersebut masih dibawah target. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekolah dan pemukiman untuk mencegah timbulnya agent-agent penyakit seperti jentik-jentik nyamuk serta meningkatkan pengetahuan masyarakat desa Candirejo mengenai PHBS salah satunya yaitu pengelolaan sampah yang baik dan benar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. data didapatkan dari wawancara, observasi langsung dan mencari beberapa studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan warga dan kurangnya lahan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) membuat proses pengelolaan sampah menjadi terhambat, advokasi dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan di balai desa serta ke sekolah dasar di SDN 101807 mengenai penerapan PHBS di rumah tangga dan di lingkungan sekolah. Saran dari penelitian ini yaitu masyarakat dan siswa-siswa SDN 101807 lebih mengatahui pentingnya PHBS, lebih mengetahui bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik dan benar, terakhir berharap kepada perangkat pemerintah desa untuk mencari solusi mengenai kondisi lahan yang tidak tersedia untuk Tempat Pengolahan Akhir (TPA) mengingat jumlah masyarakat di desa Candirejo yang kerap meningkat yang mengakibatkan jumlah sampah juga meningkat.